Namaku Kinanti Prayoga
Umur : 10 Tahun
Yatim-piatu.
Aku hidup dari hasil ladang warisan Ayahku, walau tidak besar, tap cukup untukku bertahan hidup.
Aku bertani sayur dan bumbu dapur, Kacang panjang dan terong itulah yang bisa ku tanam, serei, kemangi dan daun selasih itulah tanaman tambahan di kebun ku yang kecil.
Tapi walau kecil, aku bisa menghidupi diriku sendiri, 30 hingga 40 ribu bisa ku hasilkan, dan itu sudah sangat baik.
Di kebun ku juga ada pisang, singkong dan ubi jalar, itu bisa kupakai sebagai tambahan panganku selain beras.
Ayam yang kumiliki juga cukup banyak, jika aku ingin makan, tinggal ambil seekor, cukup aku makan seharian bahkan hingga esok juga.
Aku tak bisa mengeluh, tak ada yang lain warisan dari orangtuaku selain Cincin berwana Hitam.
Ibuku berkata sebelum dia meninggal, bahwa cincin itu warisan turun temurun, jadi aku pakai saja, kebetulan pas di jariku, saat aku mencobanya.
ikuti terus ceritaku
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jhon Dhoe, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 23. Anak durhaka
Pemerintah di 2 daerah Tersebut, tidak tinggal diam, jalan sebagai tulang punggung ekonomi di wilayah itu, di perbaiki dengan baik, Taman juga semakin di percantik.
Lampu-lampunya jalan, di buat se menarik mungkin, hingga perbatasan ke dua wilayah itu semakin indah, lahan pemerintah seluas 2.5 hektar, dijadikan Taman yang indah melengkapi indahnya tata pembangunan milik Kinanti.
Dan semua itu tentunya harus aman dan bersih, Kinanti memberikan lahan 25 x 25 meter untuk di jadikan pos Polisi.
Kompleks supermarket dan kampus, semakin semarak, tempat itu menjadi tempat nongkrong anak-anak muda, walau kampus dan supermarket terpisah dengan pagar setinggi 5 meter, di di belakang supermarket tersembunyi 25 unit Super besar, dan dalam Pembangunan, tapi semua rumah tersebut telah laku terjual.
Proyek perumahan di lahan 350 hektar, telah laku terjual 30 %, makanya ayahnya Sonya, bekerja sangat keras, dia baru saja menyelesaikan Pabrik obat-obatan dan RS, dan sekarang fokus ke rumah mewah dan pembangunan perumahan di komplek 350 hektar, serta resort.
Untuk saat ini, keuangan Kinanti masih terus mengalir, dia hanya bersabar karena dia yakin di masa depan, dia akan memetik hasilnya.
Hari ini mereka berempat mendatangi sekolah Anugerah Renjana untuk melakukan segala prosedur pengambilan Ijazah.
Mereka juga akan masuk kuliah di kampus milik Kinanti,Ke-empat sahabat itu, kini semakin akrab, Sonya terlihat lebih ceria, bahkan hubungan nya dengan keluarga semakin membaik, jauh berbeda ketika masih berteman dengan dengan pengkhianat itu.
Ayahnya Sonya juga mengerjakan proyek Kinanti dengan serius dan bertanggung jawab, setiap hari dia akan memantau terus para pekerja.
Banyak kontraktor besar ibu kota yang iri dengan PT Laksana Bangun Persada, perusahaan menengah dari kota kecil, mendapatkan Proyek Pembangunan dengan nilai triliunan.
Ayah nya Sonya hanya berpikir sederhana, cari untung wajib, tapi kualitas juga wajib, untung sedikit asal dapat kepercayaan, itukah yang membuat Perusahaan ayahnya Sonya makin besar.
Dengan adanya Proyek Kinanti, mengukuhkan PT Laksana Bangun Persada, masuk jajaran Kontraktor Besar, apalagi Tim lapangan nya sudah di ganti semuanya, bulan Para orangtua pengkhianat itu.
Pembangunan tidak telat dari target dan minimnya kesalahan, menambah kekaguman Kinanti pada kinerja ayahnya Sonya
Sonya di hadiahkan mobil baru oleh ayahnya, tapi dia menolak, karena Kinanti, sudah lebih dahulu membelikan mereka mobil seorang satu, Lidya dan Chintya terkejut di suruh tanda tangan, dokumen mobil saat mobil itu tiba di rumah mereka masing-masing.
Kini keempat gadis itu masuk ke sekolah dengan Mazda CX-5, mobil mereka akhirnya sama model dsn merk, hanya beda warna saja.
Orangtua Lidya dan Chintya, terharu dengan kebaikan hati Kinanti, tak jauh berbeda dengan orangtuanya Sonya, bahkan Sonya sampai menangis, baru berapa saat bersahabat dengan Kinanti, dia sudah di berikan hadiah sebesar ini, dia berjanji tidak akan pernah mengkhianati Kinanti.
Ketiga sahabat Kinanti berjanji, di masa depan akan selalu menjadi garda terdepan dalam urusan apapun.
Selesai dari sekolah, mereka datang ke restoran dan menikmati makanannya dengan riang gembira.
Tanpa mereka sadari, keempat pengkhianat itu sedang mengalami penderitaan, bagaimana tidak, kini mereka tidak bisa menikmati kekayaan, bahkan ayah mereka masuk penjara karena di laporkan oleh ayahnya Sonya dan juga Raka.
Kini keempat orang itu, sedang berusaha mencari pekerjaan, karena dirumah mereka lagi kesusahan, beberapa kali mereka menghubungi Sonya, tapi tidak tanggapi.
Apalagi saat ini, pikiran Sonya sudah terbuka, dia tidak sepolos dulu, dan sekarang juga dia sudah menemukan teman yang benar-benar teman, lepas dari hadiah mobil, dia salut dengan kebaikan hati Kinanti, 3 tahun dia melecehkan dan menghina Kinanti, tapi Kinanti dengan lapang dada memaafkannya.
Bahkan perusahaan orang tuanya di angkat setinggi-tingginya oleh Kinanti, beda dengan keempat pengkhianat itu, yang persis benalu.
Di lain tempat, tepatnya di kampungnya Kinanti, mantan istrinya Franki, datang dan meminta hak-nya yaitu gono-gini, yang entah dia dapat pikiran dari mana.
Perdebatan itu, jadi tontonan warga, hingga mereka menghubungi Sinta dan Santi, serta kepala desa dan tokoh agama.
Mantan istri Franki datang bersama dengan anak laki-lakinya, yang ikut memberondong dengan kata-kata sok pintar, bahkan tidak memanggil Frangki dengan sebutan ayah, tapi Om.
Padahal dari bayi, Franki yang merawatnya dengan baik, walau dia tahu, Recky bukan putranya.
Mantan istrinya Franki, meminta agar membiayai Pernikahan Recky.
Awalnya Franki mau membantu seberapa dia bisa, tapi saat Franki transfer hanya 10 juta, mantan istrinya bilang kurang, di hanya berapa lagi, mantan istrinya bilang biaya pernikahan Recky 200 juta, tentu saja, Franki menolak.
Lalu berkembang menjadi tuntutan harta gono-gini, dan akhirnya Franki dengan kasar bicara.
"Recky bukan putraku, dan kamu juga saat itu, bukan pacarku, tapi karena kasihan, aku menolongmu, dan dari lahir, ku rawat putramu, sekolahkan dengan baik, kamu juga, aku biayai hingga selesai kuliah dan membantu mengurus PNS kamu, setiap ada uang, kita beli tanah, dan semuanya atas nama kamu.
Uang jual tanah milik orangtua Kinanti, semuanya di tanganmu, rumah Orangtua kamu, aku yang bangun, sekolah adik-adik mu aku juga yang bayarin.
Sekarang jika tuntut harta, seluruh tanah hasil pembelian selama kita menikah, harus bagi 2, karena itu uang saya, karena uang gajimu habis untuk kamu berfoya-foya, geram Franki
Kamu, harus tau, di dalam uang suami ada hak istri, jadi wajar jika aku beli tanah atas namaku, toh itu juga buat anak-anak, kata mantan istrinya Franki.
"Apa si kembar, kamu masih ingat saat Keluarga kalian mengusir mereka, yang ibumu bilang hanya jadi beban, bahkan Recky yang mendengar pun tidak membantu kedua adiknya.
Mereka pulang ke sini dengan uang seadanya, dan kamu tiap bulan datang minta uang kepada mereka, kamu pikir saya tidak tahu.
Harusnya anak laki-laki kami yang bertanggungjawab penuh sama kamu, itupun kalau kamu tidak punya Suami, sekarang kamu punya Suami, bahkan Recky memanggil nya ayah, sedangkan saya dia sudah memanggil dengan Om, itu berarti dia bukan tanggungjawab saya lagi, ucap Franki.
Recky terdiam, dia pikir Franki bisa mereka bodohi.
"Ayah, ada apa ribut-ribut, tanya Sinta yang baru datang bersama Santi.
"Tanya ibu kalian, kakakmu mau menikah, tapi tidak punya uang, mereka mau ayah yang menanggung semua biayanya, sebesar 200 juta.
Ayah hanya mampu 10 juta, dan harusnya itu bukan urusan ayah dia menikah, sejak mereka keluar Penjara, mana pernah merekat jenguk ayah, bahkan Recky sekarang memanggil ayah dengan Om, itu berarti, Recky sudah tidak mengakui ayah, tapi biaya pernikahan nya harus ayah tanggung, mereka pikir ayah orang bodoh.
Kalian berdua juga, adalah perempuan, yang harus menafkahi ibu kalian, adalah Recky, itu kewajibannya, jika ibumu tidak lagi memiliki suami.