Tidak ada angin tidak ada hujan, tiba-tiba saja ada yang memanggil Rara dengan sebutan Mommy.
Rara yang baru pulang bekerja tiba-tiba saja di kagetkan oleh gadis kecil yang begitu cantik nan imut namun yang membuat Rara kaget adalah panggilan gadis kecil itu kepadanya.
" Mommy " Dengan kedua mata yang berbinar dan senyum yang mengambang di bibirnya membuat gadis cantik itu semakin menggemaskan.
Rara yang terkejut ia langsung melihat kearah belakang dan melihat kesekitar namun Rara tidak melihat siapapun disana.
Bagaimana kelanjutannya? yuk simak cerita selanjutnya...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cumi kecil, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 28. IBU NYINYIR
Ini adalah hari ke dua Irfan pergi ke luar kota. Terkadang caca merengek ingin menyusul sang Daddy namun dengan sabar Rara memberikan pengertian kepada caca.
Rara menggap ini adalah sebagian kecil dari ujian merawat caca, seperti saat ini Rara sedang menemani caca bermain sepeda padahal caca belum lihai dalam menggunakan sepeda.
" Caca berhenti dulu ya, mommy lelah " Kata rara yang langsung duduk di kursi warung
" Mommy, caca mau itu " tunjuk caca ke snack
" Boleh cantik, ambil saja nanti mommy yang bakar " Kata rara mengipas-ngipas wajahnya dengan tangan.
" Eh ada calon manten " Sapa tetangga
" Eh ada ibu hehehe.. " Balas rara sambil terkekeh
" Kamu ini ra bisa aja deh " Ucap ibu itu " Lagi bawa caca jajan ya neng? "
" Iyah nih bu, habis main sepeda ngadem bentar " Jawab rara sambil menyeruput minuman dingin.
Ibu itu tersenyum " Ibu gak menyangka kalo neng rara lebih suka sama duda anak satu dari pada bujang " celetuk ibu itu.
Rara mulai merasa tidak nyaman dengan ucapan ibu itu " Mau duda mau bujang sama aja bu, yang aku cari itu yang bertanggung jawab kepada kelurga. Lagian bukanya duda itu semakin menang " Canda Rara membuat ibu itu diam seribu bahasa " Dah ya bu, aku pamit dulu kasian anakku kelelahan " Kata rara yang langsung membawa caca pulang.
" Bu jangan suka julit, sekarang bujang aja tidak menjamin masih bujang, banyak yang mengaku bujang tapi sudah icip sana sini " Kata ibu warung.
Ibu julit itu langsung pergi tanpa menjawan ucapan ibu warung.
Di rumah rara dan caca langsung duduk di sofa ruang keluarga, rara masih kesal dengan ibu-ibu tadi. Masih aja ada yang berpikiran julit seperti itu.
" Mommy haus pengen mimi " pinta caca
" anak cantik ingin mimi ya, tapi miminya pake gelas ya cantik kan di sini gak ada botol " tawar Rara
Caca mengangguk patuh " Iya mommy "
Rara tersenyum ia langsung mengambil susu dan menuangkannya di gelas, sebenarnya ada botol susu tapi rara ingin mengajarkan caca untuk minum susu pake gelas.
" Ini cantik di mimum "
Caca langsung meminum kandas susu dalam gelas lalu kembali membaringkan tubuh dengan menjadikan paha rara sebagai bantalan.
Rara mengusap usap kepala caca dengan lembut sambil bersholawat.
Ibu yang baru datang langsung tersenyum melihat pemandangan langka ini, ibu tidak menyangka jika putrinya sangat ke ibuan.
" Ra "
" Ibu dah pulang " Kata rara pelan
" Iyah, itu anaknya tidur "
" Iya bu, mungkin caca lelah habis main sepeda " Balas rara
" Yaudah pindahin gih ke kamar kasian masa ia cucu ibu tidur di sofa " Kata ibu
Rara mengangguk lalu mengangkat tubuh caca untuk di pindahkan ke kamar.
" Anak cantik tidur yang nyenyak ya, mommy mau mandi dulu " Gumam rara pelan.
Sebelum masuk kedalam kamar mandi, rara menyelimuti tubuh mungil caca terlebih dahulu.
" Akhirnya aku bisa mandi dengan tenang " Kata rara memasukan tubuhnya ke bak mandi " baru punya anak satu aja sudah merasa lelah bagaimana kalo ada anak dua, tapi sepertinya akan seru jika di rumah ada keriuhan suara anak-anak jadi gak sabar..eh... " Rara menghentikan ucapanya karena merasa tidak sabaran.
" Hahaha.. Kenapa aku jadi tidak sabaran sih " Kata rara menggelengkan kepalanya pelan.