Legenda Pedang (Mata Dewa)

Seorang pria bertanduk dengan rambut putih tengah berdiri di sebuah balkon bangunan tinggi bersama seorang pria di sampingnya. Tidak lain dan tidak bukan dua orang itu adalah Long Yin dan Long Huo. Tatapan keduanya lurus ke arah cermin besar yang melayang di hadapan mereka. Tayangan sebuah pilar raksasa dengan ribuan anak tangga tampak di dalam cermin.

“Mari lihat siapa yang akan keluar pertama? Apakah kau akan mengira itu adalah anak pemilik Mata Dewa?” ucap Long Huo.

“Aku tidak begitu yakin, namun sepertinya memang dia!” balas Long Yi.

Keduanya kompak menunggu seseorang yang keluar dari pilar tersebut. Tak lama, tampak cahaya perak keemasan timbul pada kristal besar yang menempel di ujung pilar. Setelahnya, muncul sosok pemuda yang tidak lain adalah Lin Hao. Perlahan tubuhnya turun dan menapak di atas tanah.

“Hahah… Benar dugaanku. Anak itu memang memiliki bakat. Dalam waktu relatif singkat dia telah menguasai tahap kedua teknik berpedang. Benar-benar seorang jenius.” Long Yi tertawa puas. Long Huo hanya terdiam, namun dalam hati pun dia mengakui akan kejeniusan Lin Hao.

Tak lama setelah kemunculan pemuda tersebut, kristal pada pilar kembali mengeluarkan cahaya perak keemasan. Sosok Raja Iblis muncul dan turun perlahan. Dadanya terbusung dengan penuh rasa sombong, dirinya telah menguasai tahap kedua dari penguasaan elemen api. Kini api miliknya bukan lagi berwarna merah melainkan hitam pekat.

Namun melihat Lin Hao tengah berdiri santai dan menunggunya di bawah, ini membuat kesombongan Raja Iblis menciut. Padahal dia sudah sangat yakin telah menjadi yang pertama dalam memahami ujian dalam pilar.

“Bocah Sialan… ternyata dia memang jenius. Aku tidak akan membiarkannya untuk tetap hidup.” Dia langsung mengejar Lin Hao.

“Lin Hao, sebaiknya kau menghindar terlebih dahulu. Ujian berikutnya lebih penting dibanding kau meladeni iblis ini!”

Lin Hao mengangguk, sebenarnya dia ingin sekali bertarung untuk mencoba kemampuan barunya. Namun demi mendengar perkataan Lou Dou, dia akhirnya memutuskan untuk menghindar.

“Mau lari kemana kau, Bocah!”

Raja Iblis menembakkan bola api ke arah Lin Hao. Itu sangat cepat, meskipun menghindar, bola api itu tetap mengejar selayaknya memiliki jiwa.

Lin Hao menggunakan niat pedang untuk mengumpulkan angin dengan ketajaman ekstrim, itu mengurung bola api dan meledakkannya. Setelah itu dia kembali melesat dengan kecepatan tinggi.

Raja Iblis tidak diam saja, dia kembali mengejar Lin Hao. Dia berhasil mengimbangi kecepatan pemuda itu dengan bantuan tolakan energi api yang membentuk bor di kakinya.

“Dia sebenarnya bisa memanfaatkan kekuatan jiwa untuk menciptakan energi api dan meningkatkan kecepatannya,” gumam Lin Hao sembari menghindari tebasan horizontal raja Iblis.

Lin Hao mulai berpikir, jika iblis itu bisa melakukannya, mengapa dirinya sendiri tidak bisa. Dia kemudian melakukan hal yang sama dengan mengandalkan vitalitas angin tajam di sekitarnya. Benar saja dia berhasil. Angin-angin itu memberikan tolakan lebih di kakinya, kecepatan Lin Hao semakin meningkat. Dia memasang sunggingan kecil, lalu mempercepat gerakannya.

Iblis mengumpat, dia menambah pasokan kekuatan jiwa di kakinya lalu mengejar Lin Hao. Aksi kejar-kejaran itu terus berlanjut, keduanya juga saling melepas serangan ke arah lawan.

Lin Hao menggunakan mata Dewa untuk mencari pintu menuju ujian berikutnya. Meskipun letaknya tidak pasti, namun dia berhasil menemukan titik pastinya. Dia lantas memasuki pintu itu. Raja Iblis juga mengikuti dari belakangnya.