Istri Pengganti Sang Presdir

" sayang kamu sabar ya setelah aku berhasil menggantikan posisi papih aku akan langsung ceraikan dia " ucap Rafael meyakinkan Alexa .

" iya sayang aku akan selalu menunggu kamu " sahut Alexa .

        Kepercayaan Rafael terhadap Alexa sangat lah besar, meskipun sudah beberapa kali ia di beritahu bahwa wanita yang berada di samping nya itu mendua, tetap saja ia percaya kepada kekasih nya tersebut .

        Rafael menghiraukan perkataan semua orang yang mengatakan bahwa sang kekasih adalah wanita tak baik, ia tetap percaya kepada Alexa sang kekasih yang telah memberinya kenikmatan birahi .

      Pagi pun menjelang Kirana yang tengah menyimpan barang-barang yang akan ia bwa nanti nya untuk ke jakarta .

      Sambil menitikan air mata Kirana tak kuasa menahan kesedihan karena ia akan meninggalkan ibu dan adik nya hanya berdua di rumah .

" ibu tidak apa-apa kan kalau Kirana kembali ke jakarta ?" Kirana bertanya untuk memastikan .

" iya nak ibu tidak apa-apa, kamu jangan terlalu mikirin ibu sekarang kamu harus fokus kepada suami kamu, ibu akan baik-baik saja disini dengan adik kamu " jawab Ibu .

       Kirana langsung memeluk sang ibu sebenarnya ada sedikit rasa khawatir dalam hati Kirana karena ia meninggal kan sang ibu dan adik nya tanpa ada seorang lelaki untuk melindungi mereka jik terjadi sesuatu .

" tapi kalau ada apa-apa ibu harus langsung hubungi aku ya " pinta Kirana .

" iya nak pasti, ibu akan menghubungi kamu jika terjadi sesuatu " sahut sang Ibu .

" semua nya sudah siap ?" tanya mamih

      Kirana hanya mengangguk tanda mengiyakan pertanyaan dari sang mertua, kemudian ia pun memeluk kembali sang ibu dan adik nya untuk terakhir kali nya sebelum ia berangkat ke jakarta .

" ibu aku pergi dulu, do'ain aku ya bu " pamit Kirana .

" iya nak do'a ibu selalu menyertai kamu " sahut sang ibu .

" kakak hati-hati ya, semoga kakak bahagia dengan kakak Rafael " ucap sang adik sambil memeluk erat tubuh sang kakak .

" Nita aku titip anak ku, kalau ada apa-apa hubungi aku " ucap ibu kepada besan nya .

" iya Novi tenang saja, aku sudah menganggap Kirana sebagai anak aku, bukan lagi sebagai menantu " sahut mamih dan mereka pun saling berpelukan tanda perpisahan .

        Kirana, dan sang mertua pun masuk ke dalam mobil, Pak Rudi yang sedari tadi sudah siap pun bergegas menghidupkan mesin mobil dan mereka pun kembali pulang ke jakarta dengan jarak tempuh sekitar 5 sampai 6 jam perjalanan .

        Sepanjang perjalanan Kirana hanya terdiam maklum untuk pertama kali nya ia satu mobil dengan atasan sekaligus mertua nya tersebut, Kirana segan jika harus memulai percakapan terlebih dahulu .

" Kirana untuk sementara waktu kamu tinggal bersama kami dahulu nanti jika kamu tak nyaman bisa pindah ke apartemen yang sudah mamih siapkan untuk kalian " ucap mamih .

" tidak perlu tante aku sudah cukup kok tinggal di kontrakan " sahut Kirana .

" mamih sayang sekarang kan tante sudah jadi mamih kamu juga " ucap mamih .

" iya mih tidak usah, aku sudah nyaman kok tinggal di kontrakan " ucap Kirana .

" sekarang kamu kan sudah menjadi istri nya Rafael jadi sepatut nya kamu nurut sama suami kamu ya nak " ucap mamih yang membuat Kirana terdiam membisu .

       Perkataan sang mertua menyadarkan dia bahwa sekarang ia berstatus istri orang dan ia harus menuruti semua perkataan sang suami .

       Sampai lah mereka di istana mewah keluarga Jodi Adipratama, sekarang Kirana sudah masuk ke dalam keluarga tersebut ia harus patuh dan tunduk terhadap aturan keluarga ningrat tersebut .

" Bi, Rafael ada di rumah ?" tanya papih

" dari kemarin tuan muda belum pulang tuan " jawab Bi sari

     papih pun mengambil ponsel yang berada di saku jas nya dan mengetik sesuatu di ponsel nya tersebut dan menyimpan nya kembali ke dalam saku jas nya .

" bi ini Kirana istri nya Rafael " ucap papih .

" istri ?" tanya bi sari merasa aneh karena tiba-tiba Rafael sudah menikah .

" iya, jangan tanya lagi soal nya panjang cerita nya " sahut mamih .

    Bi sari pun mengantarkan Kirana ke kamar Rafael sembari membawakan koper milik Kirana .

" biar aku saja bi yang bawa ini berat loh " ucap Kirana sambil merebut kembali koper nya .

" tidak apa-apa nona muda, ini sudah jadi tugas bibi " sahut bi sari .

" jangan panggil aku nona muda, panggil saja aku Kirana " pinta Kirana .

" tak sopan nanti bibi, non " ucap bi sari

" lebih gak sopan aku bibi lebih tua, kalau gitu panggil aku mba Kirana saja " ucap Kirana kembali .

" ndak apa-apa toh bibi panggil mba Kirana " ucap bi sari .

" ya gak apa-apa lah, aku malah lebih senang di panggil begitu " pungkas Kirana .

Bi sari pun menyimpan barang-barang milik Kirana di dalam kamar Rafael, betapa terkejutnya ia melihat seisi ruangan tersebut begitu luas dan mewah nya .

Ia melihat setiap sudut di ruangan tersebut terdapat foto-foto masa kecil Rafael yang begitu gemas, kamar mandi yang jik di bandingkan dengan kamar kontrakan nya lebih luas kamar mandi yang berada di kamar Rafael .

" Ya Tuhan kamar nya luas sekali " gumam nya .

Setelah puas melihat seisi ruangan Kirana pun merebahkan badan nya di atas kasur yang begitu empuk sampai tak sadar ia pun terlelap .

Rafael akhirnya tiba dengan mimik wajah yang sama mencirikan orang yang sedang marah .

" papih ngapain nyuruh aku pulang " tanya Rafael .

" kamu bisa tidak hargai Kirana, dia sekarang istri kamu" jawab papih .

" sampai kapan pun aku tidak akan menganggap dia sebagai istri aku " ucap Rafael marah .

" kamu tau tidak kalau tidak ada keluarga Kirana dulu mungkin kita tidak akan seperti ini, mungkin saat ini keluarga kita masih terpuruk, maka nya dari itu papih berjanji dulu kepada almarhum bapak nya Kirana akan menikahkan kamu dengan anak nya " terang papih .

Rafael hanya terdiam mendengar ucapan sang papih namun wajah nya masih menyimpan amarah, karena tak mau banyak berdepat ia pun pergi ke kamar meninggal kan papih nya yang masih berdiri .

" mau kemana kamu ? Papih belum selesai bicara " teriak papih,

Namun di hiraukan nya terikan tersebut oleh Rafael ia terus berjala menuju kamar nya .

Pada saat pintu kamar dibuka terlihat ada koper ia pun berjalan menuju ranjang nya dan benar di sana ada Kirana yang masih terlelap karena kelelahan setelah perjalanan panjang .

" hey, enak banget ya lo tidur di kasur gue, tidak punya sopan santun " teriak Rafael yang membuat Kirana terbangun seketika .

Wajah nya terlihat seperti maling yang tertangkap basah .

" ma'af pak bukan nya begitu tadi saya kecapean jadi nya saya ikut rebahan sebentar, eh .. Malah ketiduran, sekali lagi ma'af " ucap Kirana sembari menundukan wajah nya .

" gue gak perduli mau lo capek, atau apalah yang penting lo jangan tidur di kasur gue, dulu memng gue respect sama lo karena cara kerja lo, tapi sekarang gue gak mau lihat wajah lo, paham !" bentak Rafael yang membuat Kirana terkejut dan langsung menitikan air mata karena baru kali ini ia di bentak oleh seseorang bahkan orang tua nya pun tidak pernah melakukan itu .

" lebay banget segitu aja udah nangis " ucap Rafael kembali .

" ma'af pak, kalau begitu saya keluar aja kalau kehadiran saya menganggu bapak " ucap Kirana sembari menyeret koper nya ke luar .

Namun tiba-tiba koper nya di tahan oleh Rafael .

" lo mau gue di tampar lagi sama papih kalau tau loe keluar dari kamar sambil nangis, lo boleh tidur disini tapi tuh di sofa jangn di kasur " ucap Rafael sambil menunjuk ke eah sofa di samping ranjang .

" terus pakaian lo simpen aja jangan di masukin ke lemari, nanti baju gue malah ikutan kotor, dan juga jangan ganggu gue, paham " ucap Rafael dengan tegas nya .

Kirana hanya mengangguk tanda mengiyakan perkataan lelaki yang baru saja menjadi suami nya tersebut .

Ini lah hal yang paling ia takutkan ketika menikah dengan orang yang tidak mencintainya, namun ia sudah berjanji kepada sang ayah untuk terus bertahan dalam pernikahan nya ini .