Brahma Satria Mahendra merasa lelah dengan banyak wanita yang terus mendekati serta mengejarnya. Kedua orang tuanya terutama sang ibu sering kali mendesaknya untuk segera menikah. Pernah mencintai dan berpacaran cukup lama dengan sahabatnya sejak SMA bernama Ajeng Notokusumo. Namun hubungannya kandas di tengah jalan karena Ajeng memilih fokus kuliah dan mengejar cita-citanya di luar negeri. Membuat hati Brahma tumpul dengan yang namanya cinta.
Brahma menyodorkan sebuah kontrak pernikahan pada gadis asing bernama Starla yang baru ia kenal di stasiun. Takdir membawa keduanya dalam sebuah pernikahan tanpa cinta. Hanya sekedar rasa tanggung jawab semata. Tanpa sengaja Brahma telah mengambil kesucian Starla yang dikenal sebagai primadona gang Ding Dong sekaligus klub malam ternama yakni Black Meong, karena pengaruh obat dari seseorang. Tanpa Brahma tahu, hidup Starla tak lama lagi.
Bagaimana kehidupan pernikahan kontrak mereka selanjutnya yang tak mudah ?
Bagian dari novel : Bening🍁
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Safira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 11 - Membuat Banyak Kenangan
"Bolehkah aku meminta waktu selama dua tahun ini kita jalani pernikahan layaknya suami istri sungguhan?" cicit Starla lirih.
Jujur hatinya maju-mundur untuk mengutarakan hal ini pada Brahma. Khawatir lelaki yang ada di hadapannya ini menganggapnya ngelunjak alias gak tahu diri. Bila misal di cap wanita murahan, mata duitan pun di benak Brahma, baginya tak masalah.
Ia sudah berusaha membuang rasa malunya jauh-jauh. Lagi pula Brahma, suaminya yang sah walaupun tetap ada pernjanjian kontrak yang telah disepakati bersama sebelum mereka menikah. Sebenarnya ketika awal bertemu Brahma di stasiun perihal mengembalikan dompet lelaki ini yang terjatuh, Starla sudah jatuh cinta pada pandangan pertama pada Brahma. Walaupun di pertemuan pertama, Brahma lebih banyak bersikap dingin dan hanya mengatakan ucapan terima kasih karena dompetnya telah ditemukan serta dikembalikan padanya secara utuh.
Starla yang sebelumnya tak pernah punya teman dekat laki-laki, bahkan cenderung menjaga jarak dengan laki-laki, hatinya mendadak bergetar ketika pertama kali bertemu Brahma. Entah itu perasaan cinta atau tidak, ia belum bisa memastikannya.
Namun sejak dirinya bertemu Brahma yang kedua kalinya di parkiran Black Meong yang berakhir dengan melakukan one night stand, di mana secara sadar dan sukarela Starla membantu Brahma yang sedang terkena obat perang*sang. Sejak itu, Starla baru yakin jika dirinya mencintai Brahma Satria Mahendra.
Namun cinta itu hanya mampu ia simpan dalam hatinya secara rapat dan sempurna. Karena ia merasa insecure jika Brahma sudi membalas cinta pada wanita seperti dirinya yang sangat jauh dari kata sempurna dalam segala hal.
Brahma hanya terdiam seraya menatap Starla dan belum menjawab permintaan istrinya barusan.
"Maksud aku bukan saling mencintai seperti suami istri pada umumnya yang menikah karena cinta. Aku hanya ingin membuat kenangan indah sebanyak mungkin selama dua tahun ke depan bersama Mas Brahma sebagai suamiku. Biar nanti setelah kita berpisah, jika kangen maka aku punya memori saat kita berdua bersama sebagai suami istri. Aku juga sudah memutuskan tidak akan menikah lagi setelah kita berpisah,"
"Kenapa enggak menikah lagi, La? Usiamu kan belum tua dan aku yakin banyak laki-laki di luar sana yang bersedia jadi suamimu walaupun kamu berstatus janda. Apalagi pernikahan kita nantinya sepakat tak ada anak. Jadi laki-laki yang akan menjadi suamimu kelak, enggak akan terbebani untuk urusan anak sambung. Benar bukan?"
"Aku ingin pergi jauh setelah kita berpisah nanti," jawab Starla singkat.
"Kamu mau pergi ke mana?"
"Ya, pastinya jauh dari kehidupan Mas Brahma. Aku mau menikmati hidup sebagai janda dari seorang Pak Polisi tampan sekelas AKP. Brahma Satria Mahendra dengan banyak uang di rekeningku. Hehe..." jawab Starla seraya tertawa lebar.
Percayalah saat ini Starla tengah menahan sekuat tenaga rasa sebah di hatinya. Bahkan ia berbicara sambil tersenyum dan terkadang tertawa pada Brahma sambil mengalihkan pikirannya dengan membayangkan kenangan apa saja yang akan ia buat nantinya bersama lelaki di hadapannya ini.
Starla sengaja melakukan hal ini agar air matanya tak keluar serta ia tak mau Brahma curiga. Selama tiga tahun terakhir, ia telah berhasil menyembunyikan kondisi kesehatannya pada Mami Monic dengan sangat apik. Padahal ibu kandungnya itu biasanya sangat tajam dan tak mudah dibohongi oleh siapapun.
Kini Brahma yang memiliki profesi seorang polisi tentunya ia harus lebih memainkan aktingnya dengan apik untuk menutupi penyakitnya. Starla tak ingin Brahma tahu sakitnya. Ia tak ingin menjadi beban hidup atau menyusahkan orang lain. Starla hanya ingin berbagi kebahagiaan bukan kesedihan.
Brahma sempat merasakan keanehan dari omongan Starla barusan. Namun masih abu-abu di benaknya karena memang di hatinya saat ini tak ada cinta untuk nama Starla Jelita melainkan nama wanita lain yang masih bersemayam di sana, Ajeng Notokusumo.
Starla berbicara kembali pada Brahma bahwa ia ingin selama dua tahun ini bisa berbakti menjadi istri yang baik untuk Brahma. Ia juga berusaha meyakinkan Brahma bahwa tak akan menggunakan perasaan di dalam pernikahan sesuai perjanjian kontrak. Bahkan perihal nafkah batin, Starla mengatakan tak masalah jika harus melayani Brahma. Sebab ia tak mau berdosa.
"Aku sudah siapkan pil anti hamil. Jadi, jika Mas Brahma sewaktu-waktu memintaku untuk melayani di atas ranjang pun aku siap. Mas juga enggak perlu takut kalau aku akan hamil. Bukankah keseluruhan dari diriku sudah halal untuk Mas Brahma sentuh. Jika harus bersikap nakal hingga memakai pakaian se_xy seperti pela_cur yang menggoda laki-laki, aku pun rela melakukannya jika laki-laki itu suamiku sendiri. Terlebih jika Mas Brahma memang menginginkan itu dariku. Enggak dosa kan," jelas Starla.
Setelah berpikir beberapa saat. Brahma pun akhirnya menyetujui permintaan Starla namun tak sepenuhnya. Sebab, Starla terus memohon padanya hanya untuk dua tahun ini. Setelah itu Brahma bebas jika memang ingin menikah lagi dengan wanita lain. Starla berjanji tak akan mengganggu hidup Brahma lagi setelah dua tahun kontrak pernikahan mereka selesai.
Bahkan Starla tak segan menyebut nama Ajeng, mantan kekasih Brahma. Starla tahu dari sorot mata dan sikap Brahma bahwa suaminya itu masih mencintai Ajeng.
"Mengenai nafkah batin, aku belum bisa janji. Jujur, aku tak ingin merugikan dirimu terlalu banyak hanya untuk kepentinganku. Sebagai laki-laki normal, tentu saja pasti ada keinginan atau hasrat ke arah sana. Tapi_" ucapan Brahma seketika terpotong.
"Kalau aku yang ingin, apa boleh aku meminta hal itu?" sela Starla.
Deg...
Bersambung...
🍁🍁🍁