Nana adalah kembang desa yang sangat cantik, Ada lima pemuda yang pernah melamar dia dan semua nya di tolak dengan berbagai alasan.
Hingga suatu hari Nana merasakan dada nya sangat sakit luar biasa, Berobat kedokter sudah dan di nyatakan tidak ada kanker payudara. Namun payudara nya sangat sakit, Seminggu kemudian sudah membusuk dan membuat Nana sangat menderita.
Banyak yang menduga bahwa Nana di santet.
Siapa kah yang sudah menyantet Nana?
Mampu kah Nana melawan santet ini?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon novita jungkook, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 32. Cerita sendok
Sam gelisah karena tak menyangka bahwa ular sendok secantik itu, Sangat tak bisa di duga karena wujud nya yang selalu mini dan pernah botak juga. Setelah melihat rupa sendok, Sam mulai terngiang ngiang di buat nya, Entah karena sering patah hati sehingga membuat Sam mudah kecantol bila melihat gadis cantik. Menurut nya Sendok berwajah hampir mirip dengan purnama, Wajah mereka cantik namun menyimpan kebengisan di dalam nya, Mungkin karena mereka sama sama dari ras ular sehingga wajah mereka ganas begitu. Sangat jauh beda nya ketika berubah wujud kembali menjadi ular sendok yang sangat kecil, Bahkan bisa di bilang mirip dengan cacing kalung.
"Sekarang baru kau mabuk kepayang setelah melihat wujud asli nya." Ejek Ki Seto.
"Aku sangat tak menyangka kalau dia secantik itu." Bisik Sam takut ada yang mendengar.
"Jangan dekat dekat! Nafas mau bau jengkol." Ki Seto menepuk mulut Sam.
"Masa iya? Aku tak pernah makan jengkol, Ki." Protes Sam.
"Memang mau kok! Gimana mau dapat pacar kalau bau nafas mu begitu." Ucap Ki Seto.
"Kau jangan mengada ada ya setan gosong! Yang nama nya setan itu tak ada nafas, Mana mungkin bisa bau." Sam baru sadar.
Ki Seto tertawa puas karena bisa mengerjai Sam yang sedang teringat wajah cantik sendok, Memang dasar para lelaki tak akan bisa menolak bila ada wanita cantik, Padahal mereka sudah arwah yang suci, Tapi masih bisa juga pilih pilih wanita cantik. Kalau yang jelek saja selalu di sia sia kan, Seperti nasib sendok yang tak pernah terpilih karena ukuran dia mini dan pernah botak pula, Namun itu sudah menjadi takdir nya karena mendapat kutukan sehingga berwujud sangat lah jelek, Beda dengan Purnama yang dari lahir saja sudah cantik seperti itu karena dia tak mendapat kutukan. Tapi perjalanan nasib memang beda beda, Semua sudah mendapatkan sesuai dengan porsi nya masing masing dan tergantung kita saat menjalani nya.
"Sebaik nya kau bantu dia untuk mencari penawar kutukan itu." Saran Ki Seto.
"Apa iya ya? Siapa tahu dengan begitu dia mau jadi pacar ku." Sam bersemangat.
"Masalah jadi pacar itu urusan belakang, Apa otak mu ini tak bisa menebak saat Purnama menunjukan wujud asli sendok dan mengatakan soal kutukan? Kau pasti akan di beri tugas itu dengan dia." Jelas Ki Seto.
"Masa sih? Jangan sampai cari nya susah sekali." Cemas Sam.
"Ya belum tau! Lagi pula kan kau punya kemampuan, Masa gitu saja sudah takut dengan susah nya." Rutuk Ki Seto.
Sam mengangguk dan mulai mempersiapkan diri bila memang nanti Purnama menyuruh dia untuk mencari penawar kutukan Sendok, Kasihan juga sendok yang hidup dalam kutukan oleh waktu yang sangat lama. Satu yang membuat Sam salut dengan sendok, Dia tak pernah bercerita tentang kutukan nya atau mengeluh sedikit pun, Pembawaan dia selalu ceria seolah tak punya masalah hidup. Padahal menjadi ular sendok bukan lah hal yang mudah, Pasti nya akan mendapat cacian serta ejekan dari para iblis lain. Mana dulu nya sendok di perbudak oleh dukun titisan genderuwo, Dia lepas dari dukun itu sebab di suruh mencelakai Sera alias Nilam, Maka nya dia bisa bebas dan sekarang tinggal di agensi milik Purnama.
Di sini dia bisa hidup enak walau masih dalam kutukan juga, Namun yang jelas tak lagi di perbudak untul menyakiti orang. Sam bergegas mendatangi Purnama untuk memastikan apa kah benar bahwa nanti nya dia akan di tugas kan untuk mencari penawar kutukan sendok, Bila memang iya dia akan bersiap untuk mencari nya.
"Sayang, Aaaggkkk."
"Lebih cepat, Sayang." Rintih Purnama.
"Kurang ajar! Telinga ku jadi ternodai suara laknat." Rutuk Sam tak jadi menemui Purnama.
"Salah kau sendiri lah, Sudah tahu sekarang malam hari dan Zidan ada di rumah. Masih saja kau nyelonong masuk, Kan telinga mu jadi dapat seseran." Ejek Ki Seto tertawa.
"Aku mau menemui Arya saja lah." Sam kesal sendiri.
Namun memang nasib Sam jadi jomblo sangat lah apes, Bila tadi ular betina yang sedang bercinta dengan suami nya, Kini malah Joko ulo dengan pemanasan juga dengan istri nya di kamar. Sam sangat syok karena dia sendiri yang tak punya pasangan, Ki Seto tertawa sangat puas melihat Sam yang melongo seperti orang bodoh.
"Mau kemana kau?!" Sam menahan tangan Ki Seto.
"Mau pacaran lah saya Ayank ku, Memang nya kau yang tak punya Ayank." Ki Seto pergi menemui kuntilanak merah.
Tinggal Sam yang merenungi nasib nya tak punya pasangan, Apes sekali rasa nya karena terus patah hati dari masalah cinta ini. Yang pertama gagal dan yang kedua juga gagal, Padahal mereka sudah menikah di alam ghaib, Kemarin mau mencoba untuk yang ketiga kali malah gagal juga, Sam meremas rambut nya karena pusing memikirkan nasib cinta ini.
"Eh tapi gimana ya nasib gadis yang ku tolong kemarin? Mudah mudahan dia tak terbakar, Bingung aku harus bagai mana mau menolong nya." Sam bicara sendiri.
"Siapa?!" Sendok datang dengan gerakan yang sangat lincah karena tubuh nya yang mini.
"Mau tahu saja kau!" Sewot Sam.
"Yeeeeh aku kan cuma nanya saja, Kalau tak mau kasih tau ya sudah." Sendok seperti biasa sangat lincah.
Ini lah yang membuat Sam heran dengan Sendok, Dia seolah tak pernah sakit hati dengan ucapan siapa pun, Hidup nya selalu happy dan dan lempang saja. Padahal dia sudah di kutuk lama dan hidup dalam derita, Orang yang mengenal nya sekali lewat pasti tak akan tahu rasa derita nya Sendok.
"Siapa yang sudah mengutuk mu?" Sam bertanya serius sambil menatap Sendok.
"Kenapa? Kepo ya kamu." Sendok malah mengajak bergurau.
"Aku bertanya serius! Soal nya nanti aku pasti di suruh sama Purnama untuk mencari penawar." Sewot Sam.
"Aku tidak apa apa kok, Lagi pula sudah lama juga aku menjadi begini." Sendok tersenyum miris.
"Mana bisa begitu, Pasti Purnama akan menyuruh ku." Sam mendesak Sendok.
Sendok tampak diam karena dia sesih bila mengingat bagai mana awal nya dia bisa menjadi begini, Dia tak pernah cerita kepada siapa pun tentang kisah pahit nya. Semua ia telan sendiri karena merasa itu lebih baik, Dari pada cerita pada orang dan tak di dengarkan.
"Bapak ku yang mengutuk ku begini." Lirih Sendok.
Sam menatap nya serius karena ingin mendengarkan bagai mana kisah Sendok, Karena seperti nya Sendok mulai bercerita tentang masalah hidup nya.