Mengejar Cinta CEO Dingin Sampai Mana?

"Siapa kamu?" tanya Riana.

"Saya Ayleen Tante, calon menantu Tante," ucap Ayleen asal, membuat Alam menoleh kearah Ayleen dengan tatapan horor.

"Hmmm, maksud saya karyawan Pak Alam," jawab Ayleen yang langsung dengan cepat mengubah kalimat itu.

"Ohhhhh!" sahut Riana yang tadi juga sempat kaget dengan pernyataan Ayleen yang memang random dan sangat berani.

"Tante cantik sekali!" puji Ayleen.

"Benarkah!" wajah Liana langsung tersenyum.

"Kamu orang yang keseribu mengatakan saya cantik. Kuping saya sudah panas mendapatkan ucapan seperti itu," ucap Liana yang kalau dipuji malah semakin meninggi dan sepertinya Ayleen bukan satu-satunya wanita yang memiliki tingkat kepercayaan diri yang tinggi. Ada Riana juga yang mungkin bisa lebih parah.

"Tapi memang kenyataan jika Tante sangat cantik yang memiliki aura yang sangat positif," sahut Ayleen

Alam menghela nafas dan langsung meninggalkan dua wanita yang memiliki kepribadian yang sama.

"Hey Alam tunggu kamu mau kemana?" tanya Riana dan tidak direspon sama sekali oleh Alam.

"Anak itu benar-benar ya, orang tua datang bukannya ditanya Mama kenapa bisa ada di sini apa mama baik-baik saja malah pergi kita saja," oceh Liana dengan kesal.

"Dia memang seperti itu Tante sangat kaku dan memang membuat orang suka kesal," sahut Ayleen.

"Kamu benar. Anak itu entah anak siapa yang bisa seperti itu," sahut Riana.

"Ya anak tante lah mau anak siapa lagi masa iya anak orang," sahut Ayleen.

"Iya sih kamu benar juga," sahut Liana

"Ya sudah saya mau susul dia dulu," ucap Riana.

"Iya Tante, Sampai ketemu besok pagi," sahut Ayleen dengan ramah alias sok ramah. Riana mengangguk yang juga orangnya sangat welcome dan tidak jutek.

"Wau ibu Alam keren juga dan tidak galak. Hmmm sepertinya aku harus menggunakan cara ini untuk lebih dekat dengan dia. Iya cara yang umumnya yang sering dilakukan seseorang ketika ingin mendekati target. Harus deketin orang tuanya dulu dan baru anaknya," ucap Ayleen mau langsung menemukan ide cemerlang.

"Baiklah kita akan mulai misi selanjutnya!" Ayleen yang kembali semangat. Ayleen melihat sapu tangan yang tadi di berikan Alam membuat Ayleen tersenyum.

"Aku harus bingkai sapu tangan ini," gumam Ayleen yang ingin menjadikan barang antik.

Ayleen memang tidak akan kehabisan cara untuk mendapatkan Alam. Ayleen mungkin sudah ngebet pengen jadi pacar Alam.

*********

"Untuk apa Mama datang ke mari?" tanya Alam dengan suara sentakan.

"Mama itu mengawasi wanita jahat itu yang terus nempel-nempel dengan kakek kamu dan terus mempengaruhi kakek kamu. Kamu seharusnya itu bersyukur dengan Mama ada di sini jadi Mama bisa menjaga kamu wanita itu agar tidak macam-macam dengan kamu," jawab Riana.

"Aku sudah mengatakan berkali-kali kepada Mama jangan pernah ikut campur urusanku. Aku juga tidak perlu di awasi dan aku bisa menghadapi wanita itu. Mama sebaiknya kembali ke Jakarta dan urus diri Mama sendiri!" tegas Alam.

"Alam kamu kenapa sih hah! Mama itu berusaha untuk menjadi Ibu yang baik untuk kamu dan ada di sisi kamu. Kamu sama sekali tidak menghargai Mama kamu udah malah menyuruh pulang, benar-benar ya!" kesal Riana.

"Aku katakan berapa kali lagi pada Mama. Aku sama sekali tidak butuh apapun!" tegas Alam yang langsung pergi dari hadapan Riana.

"Alma tunggu! Kamu!" kesal Riana.

Alam memang akan sangat frustasi jika sang mama ikut-ikutan masalah pekerjaan Alam.

********

Ayleen pagi ini yang terlihat sudah rapi-rapi yang ingin turun ke lapangan untuk melanjutkan pekerjaan menyusul karyawan yang lain.

"Pokoknya proyek yang di kerjakan anak itu tidak boleh berhasil," langkah Ayleen terhenti ketika mendengar suara perintah dengan tegas. Ayleen berdiri di balik tembok dan melihat Mona dengan seorang pria

"Bukankah itu Mak Lampir nenek tiri Alam," batin Ayleen yang pasti sangat mengingat siapa wanita yang pernah menjajah dia.

"Kamu batalkan proyek itu. Besok pagi investor dari Amerika akan turun lapangan dan akan melihat bahan utama pembuatan minuman. Saya ingin kamu memberikan pertunjukan yang hebat dan membuat proyek itu batal!" titah wanita itu

"Ya ampun jahat sekali otak dia. Kenapa ada manusia seperti itu," batin Ayleen dengan dahi mengkerut.

"Aku ingin tahu apa yang ingin di lakukannya," batin yang terus memperhatikan. Namun Mona berbicara dengan berbisik-bisik sehingga Ayleen tidak mendengarkan apa-apa.

"Isss aku sebaiknya kasih tahu saja dia semua ini," ucap Ayleen yang langsung pergi.

*********

"Hey percayalah kepadaku. Aku tidak mungkin berbohong. Aku mendengar sendiri wanita itu memerintahkan seseorang yang aku sendiri juga tidak tahu siapa dia," ucap Ayleen yang berbicara di belakang Alam mengejar langkah Alam yang begitu cepat.

"Aku sama sekali tidak menyuruhmu untuk menjadi mata-mata!" tegas Alam.

"Siapa juga yang menjadi mata-mata, aku hanya tidak sengaja lewat dan melihat dia, lalu mendengar," jawab Ayleen. Alam menghentikan langkah kaki dan menghadap Ayleen.

"Aku tidak menyuruhmu untuk ikut campur. Ini bukan masalah pekerjaan lagi, tetapi ini adalah masalah keluarga, ini adalah persaingan bisnis. Jadi jangan ikut campur!" tegas Alam merendahkan suara

"Aku juga tidak punya keuntungan untuk ikut campur. Aku hanya menyampaikan apa yang aku dengar dan apa yang aku sampaikan kepada kamu sangat berguna untuk kamu agar kamu hati-hati," ucap Ayleen dengan wajah serius.

"Aku sudah terbiasa di serang dengan cara-cara picik dan aku bisa mengatasi semua itu," ucap Alam dengan santai.

"Jadi lain kali, jika kamu mengetahui sesuatu mengenai bisnis dan kecurangan dalam bisnis tidak perlu menyampaikan kepadaku. Aku bisa mengurus semua!" tegas Alam yang berbicara dengan tenang.

Ayleen diam saja dengan wajah yang terlihat khawatir. Apalagi Alam tidak mau mendengarkan dia.

"Ayleen proyek yang aku kerjakan, melibatkan kamu dan juga karyawan yang lain. Jadi lebih baik kamu kerjakan apa yang harus kamu kerjakan. Agar proyek ini berjalan dan bukan malah ikut campur dalam urusan pribadi ku," lanjut Alam.

"Baiklah, aku juga akan melakukan sesuatu yang membuat proyek ini berjalan," sahut Ayleen.

"Maksud kamu?" tanya Alam.

"Aku jelas-jelas tahu, wanita jahat itu ingin merusak proyek ini. Jadi kalau di rusak, karyawan juga bisa terkena imbas. Jadi untuk mencegah semua itu. Aku akan menghentikan siapa yang menghalanginya dan ini bukan aku ikut campur. Tetapi karena ada orang sebagai perusak! dan karyawan berhak mencegah!" tegas Ayleen langsung pergi dari hadapan Alam.

"Ayleen apa yang ingin kamu lakukan?" tanya Alam dengan berteriak.

"Kenapa wanita ini sangat keras kepala!" gumam Alam menghela nafas.

Ayleen setelah mengadu kepada Alam yang ternyata tidak mendapatkan respon dengan baik langsung memasuki kamar.

Bruk. Suara kamar tertutup dengan keras seperti menunjukkan kekesalan di dalam diri Ayleen.

"Bukankah orang kaya memang selalu seperti itu!" umpat Ayleen dengan kesal.

"Aku hanya berusaha memberitahu kepada dia. Apa yang aku lakukan juga demi kebaikan dia," Ayleen merocos, karena begitu kesal dengan Alam.

"Bagaimana jika terjadi sesuatu pada dia?" Ayleen benar-benar sangat mengkhawatirkan Alam yang justru tidur peduli dengan apa yang di katakan Ayleen.

"Sebaiknya aku mengawasi nenek tua itu saja agar aku tahu apa yang dia lakukan pada Alam," batin Ayen dengan penuh rencana.

Bersambung