NovelToon NovelToon
Danyang Wilangan

Danyang Wilangan

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / Horror Thriller-Horror / Mata Batin / Roh Supernatural
Popularitas:7.3k
Nilai: 5
Nama Author: neulps

RONDHO KANTHIL SEASON 2

4 tahun setelah tragedi yang menjadikan Desa Wilangan tak berpenghuni. Hanum masuk usia puber dan kemampuan spesialnya bangkit. Ia mampu melihat kejadian nyata melalui mimpi. Hingga mengarah pada pembalasan dendam terhadap beberapa mantan warga desa yang kini menikmati hidup di kota.
Hanum nyaris bunuh diri karena setiap kengerian membuatnya frustrasi. Namun seseorang datang dan meyakinkannya,
“Jangan takut, Hanum. Kamu tidak sendirian.”

CERITA FIKTIF INI SEPENUHNYA HASIL IMAJINASI SAYA TANPA MENJIPLAK KARYA ORANG LAIN.
Selamat membaca.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon neulps, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pertolongan

Hanum mulai kehabisan napas setelah terus melangkah sejauh belasan kilometer dari tempat penyekapannya ke tempat tujuan. Dengan kecerdikannya membaca plang-plang dan banner-banner toko maupun rumah makan di sepanjang perjalanan, Hanum berhasil membawa tubuh Kinar dan adik kecil tinggal puluhan langkah untuk sampai di depan panti asuhan Taufan. Melihat gerbang berwarna oren yang sangat dikenalinya membuat Hanum menangis karena kelegaan menepis perasaan kalutnya.

Dengan langkah gontai, Hanum berusaha membawa tubuh letih Kinar yang terus menggendong adik laki-lakinya itu melewati emperan toko yang sepi sambil sesekali menengok ke belakang. Ia masih takut kalau-kalau ada yang mengejar. Dan begitu sampai, Hanum menjatuhkan badannya ke gerbang panti asuhan.

“Siapa di sana?” teriak suara pria yang Hanum kenal.

Hanum menggedor pintu gerbang. “Tolong—kami...”

Taufan yang baru masuk ke halaman panti melalui gerbang samping itu langsung berlari menuju Kinar. Ia amati gadis yang matanya terbuka setengah dengan napas terengah-engah itu dari atas ke bawah. Lalu menengok ke belakang dan kaget melihat anak kecil yang tertidur di gendongan.

“Tolong kami...” ucap Hanum lagi. “Kami dikejar penjahat, Pak. Tolong—” ia tercekat lalu batuk-batuk cukup nyaring.

Taufan merasa tak tega. Dengan mengabaikan segala risiko jika sembarangan menerima orang asing saat langit masih gelap, Taufan segera membuka kunci gerbang dan membantu memegangi Kinar masuk ke halaman.

“Kamu tunggu di sini sebentar,” suruh Taufan setelah mendudukkan Kinar di bangku panjang. Lalu dengan cepat ia berlari ke rumah. Tak lama kemudian ia kembali bersama istri.

Istri Taufan tampak panik dan prihatin melihat kondisi gadis yang sangat lemas itu. Terlebih saat Taufan membaringkan anak laki-laki di samping Kinar dengan kondisi badan menggigil karena demam.

“Kalian datang dari mana?” tanya Taufan.

Bukannya menjawab, Kinar justru jatuh pingsan.

***

Hanum membuka mata. Berusaha bangun tapi langsung meringis karena sekujur tubuhnya nyeri semua. “Aduh!" erangnya lirih. Ia edarkan pandangan ke penjuru kamar. Teman-teman yang semula masih tidur seketika terbangun setelah mendengar erangannya barusan.

“Hanum? Kamu mimpi buruk lagi?”

Hanum menggeleng singkat. “Nggak.” Ia raih HP-nya yang tergeletak di samping badan. Pukul 4 pagi. Hanum lega bisa membawa Kinar ke tempat aman yang bisa dipantaunya. “Bangun, temen-temen. Bentar lagi subuh,” kata Hanum, mengalihkan pembicaraan.

Tiba-tiba terdengar suara derap lari di koridor luar kamar disertai suara kasak-kusuk yang cukup ramai. Teman-teman sekamar Hanum yang penasaran bergegas membuka pintu dan melongok. Salah satunya bertanya pada anak panti yang lewat, “Kalian kenapa ribut-ribut, sih?”

“Itu! Bapak sama Ibu nolongin anak ilang!”

“Anak ilang?” ucap dua teman Hanum bersamaan sambil saling pandang keheranan.

Tangan Hanum meremas selimut yang masih membungkus badan lemasnya. Ia tak kuasa menahan gejolak emosi antara terenyuh, lega, dan bangga. Kerja kerasnya kali ini berhasil meski belum yakin dengan apa yang akan terjadi selanjutnya.

“Num? Kamu nggak bangun?” tanya teman di ranjang atas yang sedang beranjak turun.

Hanum lagi-lagi menggeleng. “Aku nggak enak badan.”

Ketiga teman langsung memeriksa kondisi Hanum dengan meletakkan telapak tangan ke kening gadis pucat yang berkeringat itu. “Panas!” pekik mereka.

“Aku panggilin Ibu, ya!”

“Jangan!” cegah Hanum, “Ibu pasti lagi repot sekarang.”

“Iya juga...”

Seorang teman langsung beranjak ke kabinet lalu mengeluarkan kotak obat dari sana. “Kalo gitu buruan minum paracetamol,” ujarnya sambil menyobek bungkusnya. “Kamu tolong ambilin air anget dong di dapur.”

“Oke!” sahut yang lain.

Hanum merasa terharu oleh kepedulian teman-temannya. Dan setelah minum obat itu, ia langsung terlelap lagi. Kali ini pun ia bermimpi.

Hanum merasakan sekujur badannya panas seperti dibakar api. Begitu membuka mata, ia melihat kobaran api yang menyala-nyala. Panik, Hanum mengedar pandang dan mendapati dirinya kini berada di sebuah ruangan yang masih diingatnya.

Gudang penyekapan Kinar semalam.

Hanum membelalak melihat si jago merah melahap seisi gudang. Dan lebih terhenyak lagi saat menemukan jasad gosong tergeletak di lantai tertutup kobaran. Sontak Hanum mual. Dibekapnya mulut dengan tangan.

Tunggu—

Tangan hitam milik siapa yang dirasukinya kali ini? Hanum langsung sesak napas saat menyadari dirinya berada di tempat itu sebagai Ireng. Sosok lelembut hitam dengan daging terkoyak dan kulit terkelupas yang semalam dipanggilnya untuk mengadang para pengejar Kinar.

Sontak Hanum terbangun di kasur sambil jejeritan. Kalang kabut ia gosok sekujur badannya yang demam. Seorang teman berhambur masuk kamar setelah mendengar jeritan. “Hanum, kamu kenapa?” Ditariknya tangan Hanum supaya tak menggosok badannya lagi. “Tenang, Num, tenang.”

Napas Hanum tersengal-sengal. Ia lalu menangis ketakutan. Temannya memeluk sambil mengusap-usap punggungnya dengan lembut. “Kamu mimpi buruk lagi, ya?”

Kali ini Hanum mengangguk mengiyakan. Ia takut bukan main karena bisa merasuk ke sosok astral. Di momen itu, mendadak Taufan masuk ke kamar. Pria itu berjingkat ke dekat ranjang.

“Bapak udah panggilin dokter,” ujar Taufan. “Kamu jangan tidur lagi sekarang, temenmu mau ke sini bawain sarapan.”

Hanum melepas pelukan teman. Ditatapnya pria yang mirip mendiang Ozza itu dengan nanar. “Pak? Boleh panggil Pak Febri ke sini?” tanya Hanum dengan suara bergetar.

Taufan tersentak. Ia diam sejenak. Lalu mengangguk pelan, antara setuju tapi penuh keraguan. Tapi jika menuruti permintaan itu bisa bantu memulihkan kesehatan Hanum, ia akan izinkan.

Dan tak berapa lama kemudian Febri pun datang. Bersama Mahesa, Dwi, dan Nayla. Taufan terus duduk di kursi lipat sudut kamar. Mengawasi jalannya perbincangan Hanum dan orang-orang yang ia undang.

Hanum pun memulai kisahnya mengenai mimpi semalam. Kontan hal itu sangat mengejutkan Taufan. Kemudian Febri dan Mahesa menjelaskan kondisi Hanum dengan gamblang secara bergantian.

Taufan tergemap, kehilangan kata-kata. Febri lalu meminta maaf karena belum bisa jujur sebelumnya. Nayla pun angkat bicara, ia berharap Taufan mau mengerti dan mendukung Hanum yang menjadi ace di tim mereka.

“Nggak tahu,” gumam Taufan sambil mengurut kening. “Saya masih sulit mencerna ini semua.” Meski sejatinya keluarga Taufan sudah terlibat dengan hal mistis sejak dulu, ia tetap masih belum bisa menerima kenyataan aneh itu.

Setelah beberapa saat keheningan menyelimuti ruangan, Taufan pun buka suara, “Saya cuma pesen sama kalian jaga Hanum baik-baik. Soal anak perempuan sama adiknya yang Hanum bawa ke sini untuk minta pertolongan...” Taufan menjeda kalimatnya dengan helaan napas. “... saya pastikan akan lindungi mereka di sini sebagai anak panti.”

Seketika Hanum dan empat lainnya menghela napas lega. Hanum bahkan meremas tangan Nayla yang duduk di sampingnya. Hanum kemudian menangis setelah Taufan pergi dari kamarnya.

“Aku...” ucap Hanum, “aku sempet mimpiin penjahat itu terbakar api melalui penglihatan si Ireng.”

Febri dan yang lain membelalak. Febri mengguncang pelan bahu Hanum. “Kamu serius?”

“Bukan mimpi merasuk ke tubuh manusia lain?” timpal Mahesa segera.

Hanum menggeleng lemah lalu mendekap badannya sendiri. Ia masih merasa ngeri. “Aku... aneh banget, ya?”

“Nggak!” hardik Nayla, “kamu nggak aneh, Num. Nggak apa-apa. Jangan dipikirin lagi. Itu cuma mimpi.”

Tapi selang beberapa detik setelah Nayla selesai dengan ucapannya, HP mereka mendapat notifikasi chat masuk di grup. Rupanya Kartika mengabari perihal tewasnya pelaku pembunuhan kendi pecah akibat kebakaran dalam sebuah gudang. Bahkan berita aktual itu langsung viral. Dan akun medsos maupun channel YouTube miliknya langsung dibanjiri komentar netizen yang merasa janggal karena polisi lagi-lagi menyatakan bahwa kejadian itu merupakan upaya penghilangan nyawa sendiri alias bunuh diri. Pelaku yang kini tewas diduga ketakutan karena terus diuber polisi. Juga terdesak akibat para netizen yang turut bergerak aktif mencarinya secara beramai-ramai.

***

Satu parcel buah, sekantong camilan, dan boneka Teddy teronggok di samping badan Hanum. Gadis itu mengerjap beberapa kali karena merasa heran mendapati semua oleh-oleh itu setelah membuka mata. Seorang teman sekamar yang baru muncul dari luar langsung berlari menghampiri Hanum saat melihat gadis itu berusaha bangun. “Kamu kebelet?” tanyanya sambil membantu Hanum.

Hanum menggeleng sambil tersenyum. “Aku pengen duduk. Capek tiduran terus.” Hanum terbaring sakit selama dua hari. Jadi ia tak masuk sekolah dan merasa sayang karena tertinggal pelajaran.

“Daripada duduk, gimana kalo jalan-jalan di taman sama aku?”

Sontak Hanum menoleh ke arah pintu tempat suara itu berasal. “Siska?” panggilnya.

Siska berjalan masuk lalu mengulurkan tangan pada Hanum. Hanum pun menyambutnya dengan anggukan dan senyum ceria. Siska membantu Hanum berdiri lalu menggandeng tangannya keluar kamar. Mereka berjalan di lorong menuju taman kecil panti secara perlahan.

“Kamu cepet sembuh ya, Num. Aku sama temen-temen kangen tahu!”

Hanum mendengus tawa. “Iya. Besok aku udah bisa masuk sekolah, kok.”

Siska mendekap lengan Hanum dengan ekspresi gembira. Tapi senyum senang Siska seketika hilang. Menelan ludah, tatapan matanya tertuju pada anak-anak yang sedang bermain di lorong seberang.

“Ada apa, Sis?” tanya Hanum. Ia mengikuti arah pandang Siska.

“Ah—itu... ng—nggak ada apa-apa,” jawab Siska dengan terbata.

Hanum merasa janggal dengan sikap Siska yang tampak tegang setelah melihat ke tempat anak-anak yang sedang bermain. Seolah mendapat firasat, Hanum yakin Siska mengenali salah satu anak tersebut.

“Ada yang kamu kenal di sana?” tanya Hanum dengan tenang.

Siska menggeleng sambil tertawa canggung. “Ng—nggak.” Siska tampak terdiam sebelum akhirnya melanjutkan, “Aku kan baru kali ini masuk ke panti asuhan kamu. Mana ada aku kenal sama mereka.”

Hanum manggut-manggut. Senyum manis masih terulas di bibirnya. “Kalo gitu, ayo aku kenalin. Mereka lucu-lucu, lho!”

Siska nyaris menolak dengan segera tapi urung setelah melihat wajah pucat Hanum. Mau tak mau ia pun mengangguk. Dan benar saja, sesampainya di kerumunan anak-anak itu, adik Kinar tampak kaget melihat Siska bahkan panik lalu buru-buru bersembunyi di belakang temannya.

Hanum mendengus panjang. Firasatnya tak meleset. Bahwa Siska memang mengenal adik Kinar yang baru dua hari tinggal di panti asuhan itu.

1
Ali B.U
next
Lyvia
suwun thor u/ upnya
reska jaa
aq bca dini hari thour.. senang aja ad kegiatan sambil mencerna mkann 🤭
n e u l: monggo monggo
terima kasih /Joyful/
total 1 replies
Ali B.U
ngeri,!
lanjut kak
n e u l: siap pak! /Determined/
total 1 replies
Andini Marlang
Ini lebih menenangkan 🥴🥴🥴🥴🥴
Bukan teror aja tapi ktmu org2 psikopat langsung 😔
n e u l: /Cry/
total 1 replies
Lyvia
lagi thor
n e u l: siap /Determined/
total 1 replies
Ali B.U
next
Andini Marlang: Alhamdulillah selalu ada Pakdhe Abu ... Barakallahu fiik 🌺
total 1 replies
Lyvia
suwun thor u/ upnya
Ali B.U
lanjut
n e u l: siap pak /Determined/
total 1 replies
Andini Marlang
makin seru ...💙💙💙💙💙

apa kabar ka ..... insyaa Allah selalu sehat juga sukses karya2 nya 🌺 🤲aamiin ......
Andini Marlang: Alhamdulillah sae .....🌺

sami2 .... Barakallahu fiik 💙
n e u l: alhamdulillah
apa kabar juga bund?
aamiin aamiin 🤲 matur suwun setia mengikuti karya ini ☺️
total 2 replies
Ali B.U
next
Lyvia
suwun thor u/ upnya
n e u l: sami-sami /Joyful/
total 1 replies
Ahmad Abid
lanjut thor... bagus banget ceritanya/Drool/
Lyvia
suwun thor u/ upnya
Ali B.U
next
Lyvia
suwun thor u/ upnya
Ali B.U
next
reska jaa
wahhh.. masih sempat up.. thank you👌
Lyvia
suwun thor u/ upnya
Ali B.U
next
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!