NovelToon NovelToon
Wasiat Cinta (Turun Ranjang)

Wasiat Cinta (Turun Ranjang)

Status: tamat
Genre:Tamat / cintamanis / Cinta setelah menikah / Pengganti / Cinta Paksa / Cinta Seiring Waktu / Romansa
Popularitas:1.5M
Nilai: 4.8
Nama Author: Fajar Riyanti

Pertemuannya kembali dengan keluarga kandungnya membawa kehidupan baru bagi Luna. Dia harus menikah dengan kakak iparnya sendiri sesuai wasiat terakhir sang kakak sebelum meninggal.

"Lu-Luna... Belajarlah untuk mencintai kak Andra. Menikahlah dengannya, kakak mohon....."_ Aleena

"Tidak kak, aku tidak mau. Mana mungkin aku menikahi kakak iparku sendiri."_ Luna.

Pernikahan yang terjadi tanpa cinta itu apakah akan berlangsung lama, atau hanya akan bertahan seumur jagung saja?

"Sampai kapanpun kamu tidak akan pernah bisa menggantikan posisi Aleena dihati aku, sekalipun kamu adalah adik kandungnya."_ Raffandra.

Yang penasaran dengan ceritanya langsung saja kepoin ceritanya disini yuk.

Dan jangan lupa masukkan sebagai favorit, beri like, vote, hadiah dan bintang 5 nya. Terimakasih 🙏🥰



💖💖💖💖💖

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fajar Riyanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 15 : WCTR

Marvel merasa sangat senang sekali karena dia telah mengancam Luna. Gadis itu pasti tidak akan menolak untuk bertemu dengannya.

"Aku rasa tidak masalah menggunakan sedikit ancaman supaya bisa bertemu dengannya lagi. Salah sendiri dia mengabaikan panggilanku sejak semalam." ucap Marvel pelan, saat ini dia sudah berada di taman dan masih duduk di dalam mobilnya.

Menaklukkan hati seorang wanita bukanlah hal yang sulit bagi Marvel. Seorang model cantik seperti Laura Pohan saja pernah menjadi mantannya semasa mereka kuliah dulu. Apalagi hanya seorang gadis polos seperti Luna. Dalam sekali kedipan mata, gadis itu pasti langsung klepek-klepek.

Setengah jam kemudian terlihat taksi yang dinaiki oleh Luna sampai di taman. Marvel yang melihat gadis itu turun dari dalam taksi pun segera menghampirinya.

"Akhirnya si Nona datang juga. Takut ya kalau aku teror terus? Atau takut kalau suami kamu menceraikan kamu?" ledek Marvel.

Luna mendengus kesal. "Maaf kak, tapi aku datang bukan karena aku takut. Aku adalah orang yang bertanggung jawab jadi aku akan mentraktir kamu makan setelah itu anggap saja kita tidak saling kenal."

Tujuan Luna datang ke taman sebenarnya bukan untuk Marvel. Dia ingin mencari pria yang kemarin, siapa tau pria itu datang lagi ke taman hari ini.

Marvel mengangguk-anggukkan kepalanya, "Jadi siapa nama kamu, Nona?"

"Ngapain nanya-nanya nama. Aku kesini untuk mentraktir kamu makan siang sebagai permintaan maaf, bukan untuk...." Luna tidak melanjutkan kata-katanya, dia menjauhkan tasnya dari Marvel saat pria itu ingin merebut tasnya. "Kamu mau apa?"

"Mau lihat KTP kamu. Aku mau lihat nama kamu. Kalau kamu tidak mau kasih tau biar aku cari tau sendiri!" Marvel memang senang sekali memaksa. Apalagi jika yang dipaksa adalah wanita cantik.

"Iya, iya, namaku Luna. Puas?" jawab Luna dengan sewot, namun nampak menggemaskan dimata Marvel.

"Aku Marvel. Marvel Ardiansyah." ucap Marvel memperkenalkan diri.

"Aku gak nanya." lirih Luna namun masih terdengar oleh Marvel. Hingga pria itu menyunggingkan senyum diwajahnya.

"Kenapa? Apa kamu takut kalau suami kamu memergoki kamu sedang jalan berdua denganku?" tanya Marvel karena Luna tidak mau menatapnya. Pandangan gadis itu seperti sedang mencari sesuatu.

Marvel kembali berkata-kata, "Atau jangan-jangan suami kamu tidak setampan aku ya? Makanya kamu takut jatuh cinta padaku?"

Luna menatap kesal pada Marvel. "Jangan terlalu percaya diri. Suamiku itu tampannya gak ketulungan. Seperti artis-artis China yang sedang populer itu."

Marvel tertawa mendengar ucapan Luna. Dia menjadi penasaran, setampan apakah suaminya Luna. Apakah lebih tampan dari dirinya.

"Ayo cepat naik ke mobil, aku sudah sangat lapar, Nona. Kamu sudah membuat aku menunggu lama." ujar Marvel membukakan pintu mobil untuk Luna.

Sebelum naik ke dalam mobil, Luna melihat ke sekelilingnya. Dia berharap bisa melihat pria itu lagi. Namun sepertinya pria yang dia cari tidak ada disana.

Marvel ingin mengajak Luna makan di restauran. Namun Luna menolak dan meminta Marvel berhenti disalah satu warung makan dipinggir jalan.

"Kamu yakin kita mau makan disini?" tanya Marvel pada Luna. Beberapa orang yang sedang makan siang disana adalah para pegawai proyek.

Luna menganggukkan kepalanya dengan yakin. "Kenapa tidak? Disini makanannya enak kok. Tidak kalah dengan makanan restauran-restauran elit."

Seorang wanita berusia 40 tahunan membawakan dua piring yang sudah diisi dengan nasi dan lauk. Marvel nampak geli menatap makanan dalam piring itu. Seumur hidupnya belum pernah dia makan ditempat seperti itu.

"Apa kamu yakin makanan ini higienis? Apa tidak sebaiknya kita makan di restauran saja. Tenang saja, aku yang bayar." ucap Marvel. Namun Luna menggelengkan kepalanya sembari memakan makanannya dengan lahan.

Marvel terus melayangkan protes pada Luna, namun Luna tidak menanggapi Marvel. Gadis itu makan dengan begitu lahap. Hingga akhirnya mau tidak mau Marvel pun ikut menyantap makanan itu dengan ragu-ragu.

"Semoga aku tidak sakit perut setelah memakan makanan ini." batin Marvel sambil menyendokkan nasi kedalam mulutnya dengan terpaksa.

Luna tersenyum melihat Marvel akhirnya mau memakan makanan itu. Pria itu tidak tau saja jika Luna sudah memasukkan sesuatu ke dalam makanan Marvel saat dia memesannya tadi. Di warung makan seperti ini tidak mungkin ada cctv, hingga tidak akan ada yang mengetahui kejahatan Luna pada Marvel.

"Setelah ini kamu pasti membutuhkan toilet. Salah sendiri berani mengancamku." batin Luna sambil tertawa jahat.

Selesai makan, Marvel ingin mengantarkan Luna pulang kerumah gadis itu. Namun Luna menolak karena melihat wajah Marvel nampak pucat.

"Tidak perlu repot-repot. Aku sudah memesan taksi online." ucap Luna sambil menunjuk taksi yang sudah menunggunya didepan warung makan. "Lagipula aku lihat kakak seperti tidak enak badan, sebaiknya kakak istirahat saja dirumah."

Luna segera pergi dan masuk ke dalam taksi. Sementara Marvel memegangi perutnya yang terasa sakit seperti diaduk-aduk. Dia sudah menahannya sejak tadi.

...☘️☘️☘️☘️☘️...

Malam ini pukul 7 malam.

Saat ini Andra dan Luna sudah berada di dalam mobil. Andra sengaja pulang lebih awal karena dia harus menjemput Luna dirumah mertuanya. Dia bahkan menolak saat papa mertuanya itu mengajak untuk makan malam bersama lebih dulu. Karena dia ingin makan malam berdua dengan Luna.

"Apa yang kamu lakukan seharian sampai tidak sempat untuk mengangkat telefonku?" tanya Andra menoleh ke arah Luna sebentar, lalu kembali menatap lurus ke depan karena saat ini dia sedang fokus menyetir mobilnya.

"Apa? Telefon?" Luna segera membuka tasnya yang berada di pangkuannya. Dia mengambil ponselnya dan mengeceknya.

Betapa terkejutnya Luna saat melihat ada panggilan tak terjawab dari Andra sebanyak 77 kali. Ini merupakan sebuah rekor baru untuk Luna.

"Maaf kak, tadi ponselnya aku silence jadi aku tidak mendengar kakak telefon. Memangnya kenapa kakak menelfonku sebanyak itu?" tanya Luna.

"Aku hanya ingin memastikan kalau kamu sudah tidak sakit lagi. Aku tidak mau disalahkan jika kamu sampai kenapa-napa." sebenarnya Andra ingin menanyakan tentang pria yang bernama Radit. Namun dia tidak ingin kecewa setelah mendengar jawaban dari Luna nantinya jika pria itu adalah pria spesial untuk Luna.

Luna mengangguk-anggukkan kepalanya, sebenarnya dia berharap jika Andra benar-benar mengkhawatirkan dirinya. Namun sepertinya hati Andra memang tertutup untuk dirinya.

"Apa yang ingin kamu makan untuk makan malam kita?" tanya Andra.

"Biar aku masak saja nanti dirumah kak. Tapi sepertinya kita perlu membeli beberapa bahan makanan soalnya persediaan makanan dirumah sudah habis semua." jawab Luna.

Tentu saja Nyonya Devina adalah dalang dibalik semua habisnya stok makanan dirumah. Dia sengaja mengosongkan kulkas supaya Andra mau menemani Luna untuk berbelanja bahan makanan. Dengan begini hubungan putra dan menantunya itu akan semakin dekat.

Akhirnya Andra terpaksa menemani Luna pergi ke swalayan terlebih dahulu. Bahkan dia sampai rela mendorongkan troli untuk Luna, sungguh hal yang tidak pernah dia lakukan selama menjadi suami Aleena dulu. Karena biasanya Aleena akan pergi berbelanja bersama dengan salah satu dari tiga pelayan dirumah mereka.

Keberadaan mereka berdua tentunya tidak luput dari pandangan para pegawai swalayan dan orang-orang yang juga sedang berbelanja disana, khususnya para kaum hawa. Mereka terpesona dengan ketampanan Andra yang mirip seperti artis China, Dylan Wang. Membuat mata para wanita berbinar-binar seolah enggan untuk berkedip saat menatapnya.

"Itu bukannya Rafandra Harrison? Ternyata aslinya lebih tampan." ucap seorang pengunjung wanita.

"Siapa wanita yang datang bersamanya itu ya? Mungkinkah itu saudaranya? Rafandra Harrison sudah menjadi seorang duren empat bulan lalu." ucap wanita lainnya.

Kabar meninggalnya Aleena memang langsung diketahui oleh publik. Mengingat keluarga Harrison merupakan orang yang sangat terpandang dikota itu. Walaupun hari itu pemakaman Aleena dilangsungkan secara tertutup, karena mereka sangat berduka hingga tidak ingin menanggapi pertanyaan-pertanyaan para wartawan.

"Terimakasih ya kak karena sudah mau menemani aku berbelanja." ucap Luna, saat ini mereka sudah keluar dari swalayan dan baru saja menyimpan barang-barang yang mereka beli di bagasi mobil.

"Lain kali aku tidak mau lagi. Ini karena terpaksa saja." jawab Andra kembali bersikap dingin.

Luna menganggukkan kepalanya sembari tersenyum, "Iya aku mengerti. Walaupun sekali seumur hidup tapi aku senang karena suami aku sudah mau menemani aku berbelanja."

Drdrdttt....

Drdrdttt....

Ponsel Andra bergetar, rupanya ada panggilan masuk dari Marvel.

"Ya, Vel. Ada apa?" tanya Andra.

"Ndra, kamu dimana Ndra? Udah pulang belum?" tanya Marvel dengan suara seperti sedang menahan sesuatu.

Andra menatap Luna, gadis itu juga sedang menatapnya. "Aku masih dijalan. Ini mau pulang."

"Ndra tolong beliin obat dulu, Ndra. Perut aku sakit banget, udah aku keluarin sejak siang tapi masih sakit." ucap Marvel.

"Kenapa kamu tidak panggil Dok...."

Marvel segera memotong ucapan Andra. "Udah dulu ya, Ndra. Aku mau buang air lagi, udah gak tahan."

Sambungan telefon terputus. Andra menarik nafas panjang.

"Kenapa kak? Apa ada sesuatu?" tanya Luna.

Andra nampak terdiam sebentar, kemudian dia menganggukkan kepalanya. "Sebelum pulang, kita mampir ke apartemen temanku dulu. Dia sedang sakit dan minta dibelikan obat."

Luna mengangguk setuju. Mereka kembali naik ke dalam mobil dan mampir ke apotek dulu untuk membelikan obat sakit perut untuk Marvel, sebelum akhirnya Andra melajukan mobilnya menuju gedung apartemen yang ditempati oleh Marvel.

"Luna, ayo kita turun."

...💃💃💃💃💃💃...

☘️Aku tunggu like, komen, vote dan hadiahnya ya kakak-kakakku. Terimakasih 🙏🥰

1
Tarmi Widodo
ketemu ga ya?
Tarmi Widodo
Alena meninggal dalang y Felisa kah?
Tarmi Widodo
seru
Dewa Dewi
😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂
Dewa Dewi
😂😂😂😂😂😂😂😂😂
Yanti Sasmira
Luar biasa
Julia Juliawati
krn sm Andra bukan cinta tp obsesi aj
Julia Juliawati
🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Julia Juliawati
aq suka ka ceritamu ada lucu2nya bacanya bikin Happy. bintang ⭐⭐⭐⭐⭐ buat othor
Zhu Yun: Terimakasih kakak, semoga terhibur 🙏🤗
total 1 replies
Julia Juliawati
Luar biasa
Julia Juliawati
cantik Luna
Julia Juliawati
🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Eka Sari Agustina
👍👍👍👍
dewidewie
aku tunggu prakteknya ndra
RORO RATIH
Luar biasa
RORO RATIH
Lumayan
Dewa Dewi
😭😭😭😭😭😭
Violita Andina
Luar biasa
Nuryati Yati
gas Hansel biar tau rasanya biar gk cenat cenut
Zhu Yun: 😆😆😆🤣🤣🤣
total 1 replies
Nuryati Yati
langsung gas ya Vel
Zhu Yun: 🤭🤭🤭🤭🤭🤭
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!