NovelToon NovelToon
Ratunya Sang Miliarder

Ratunya Sang Miliarder

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / cintapertama / CEO / Cinta setelah menikah / Beda Usia / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:1.7M
Nilai: 4.6
Nama Author: widyaas

Alisha (22) gadis malang yang dibuang oleh keluarganya sendiri. Awalnya Alisha pasrah akan takdirnya yang mengenaskan. Tapi, tiba-tiba Ansel (27) Miliarder tampan yang datang mengejutkan Alisha dan langsung mengajaknya menikah.

Ansel adalah pria tampan yang sukses membangun perusahaan keluarganya. Ia juga memiliki saham di beberapa perusahaan besar. Ansel dikenal sebagai Miliarder tampan yang sukses. Tak sedikit kaum Hawa yang mengincarnya.

Lalu, bagaimana nasib Alisha, jika Miliarder tampan itu menikahinya? Apakah pernikahan mereka akan dibumbui cinta yang manis atau sebaliknya?

⚠️NOTE: Cerita ini 100% FIKSI. Tolong bijaklah sebagai pembaca. Jangan sangkut pautkan cerita ini dengan kehidupan NYATA.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon widyaas, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Eps 11

Karena menurutku sebutan 'Nyonya dan Tuan' yang ku sematkan untuk Maira dan Pieter agak aneh, aku memutuskan untuk ganti ya. Di bab sebelumnya akan aku revisi supaya lebih nyaman dibaca. Tapi mulai bab ini, aku ganti sebutannya 😉

**

***

Di sinilah mereka sekarang.

Meja makan yang luas dan panjang serta mewah, sudah dipenuhi berbagai macam makanan yang menggugah selera. Semua orang sudah berkumpul di sana dan mulai menikmati makanan yang ada setelah mendapat instruksi dari sang Tuan Besar yaitu Kakek Jacob.

Alisha dan Ansel duduk berdampingan. Mereka terlihat tenang dari biasanya.

"Ansel, makan juga telur balado nya, itu buatan istrimu," ucap Ibu Maira.

Ansel mengangguk, ia mengambil telur balado yang katanya buatan Alisha, lalu mulai mencicipinya.

"Bagaimana? Enak, kan?" tanya Ibu Maira.

Ansel mengangguk, "Tidak buruk," ucapnya. Ya, mungkin itu lebih cocok untuk menilai masakan Alisha. Rasanya pas. Tidak pedas dan tidak manis juga.

Ibu Maira langsung tersenyum mendengarnya.

"Mereka terlihat serasi jika duduk bersanding seperti itu," celetuk Veera.

Veeka langsung mengangguk, "Apalagi kalau ada bayi di pangkuan mereka," ujarnya dengan senyum senang.

"Aku jadi tidak sabar melihat anak kalian. Pasti cantik dan tampan seperti orangtuanya," lanjutnya.

Veera mengangguk membenarkan, "Ayo cepat buatkan kami keponakan, kak!" ujarnya tak tau situasi.

"Veeka, Veera, jangan berkata seperti itu sekarang," ucap Paman Uxas pada anak kembarnya.

Paman Uxas memang kakak dari Tuan Pieter, tapi usia Veeka dan Veera lebih muda dari Ansel, jadilah mereka memanggil Ansel dengan sebutan kakak.

"Baik, ayah..." Keduanya langsung patuh dan kembali makan. Aura Paman Uxas memang sangat kuat. Alisha saja ragu untuk menatapnya. Jujur saja, tatapan mata Paman Uxas lebih mengerikan dibandingkan Ansel, karena tatapan mata Paman Uxas lebih tajam dan mengintimidasi lawan bicara.

Jika ada yang berani menyenggol Paman Uxas, maka Alisha akan bertepuk tangan sebagai apresiasi.

"Alisha, ayo coba cuminya juga. Bukankah kau yang menumis nya tadi?" Bibi Gina dengan cekatan mengambilkan cumi untuk Alisha.

Alisha menatap piringnya yang sudah terdapat cumi yang tadi ia sempat tumis dan diambil alih Bibi Yasmin.

"Bibi, aku—"

"Makanlah. Hargai Bibi Gina," sela Ansel. Ia menatap mata istrinya dengan dalam, seolah menyiratkan perintah yang tak dapat ditolak.

Alisha menghela nafas. Sebenarnya ia alergi cumi. Tadi yang membuat bumbu tumis cuminya adalah Bibi Gina, dan Alisha hanya bertugas mengaduk hingga matang.

"Jika tidak suka, jangan dipaksa," celetuk Ayah Pieter.

"Dia suka," sahut Ansel dengan cepat. Ia hanya tak ingin memperpanjang masalah hanya karena Alisha tak mau memakan cumi itu. Tanpa sadar, masalah akan semakin panjang jika Alisha benar-benar memakan cuminya.

Ansel kembali menatap istrinya, memperingati agar tidak membantah dan menuruti.

Alisha menghela nafas dan mau tidak mau ia mulai memakannya. Cumi memang enak, tapi jika itu membuatnya alergi, Alisha enggan memakannya. Dan sekarang, setelah sekian lama tak memakan cumi, Alisha kembali memakannya.

"Kakak, kau benar-benar tidak suka cumi, ya?" tanya Veeka tiba-tiba, menghentikan pergerakan tangan Alisha yang hendak menyuapkan cumi itu.

"Aku rasa iya," sahut Veera.

"Sudahlah, jika tidak suka, jangan dimakan," celetuk Kakek Jacob. Ia sudah selesai makan dan sedang minum air putih.

Hanya karena Alisha terlihat ragu untuk makan cumi, semuanya saling sahut menyahut.

"Ansel, jika istrimu tidak suka, jangan dipaksa," ucap Bibi Alina.

Ansel langsung menoleh ke arah Alisha yang hanya terdiam mendengarkan pembicaraan.

"Dia alergi cumi," celetuk Paman Uxas. "Jangan menekannya jika kau tidak tau permasalahannya," lanjut Paman Uxas sambil menatap tajam keponakannya, lalu beralih melirik ke arah Bibi Gina yang dengan lancang langsung menuangkan cumi di piring Alisha. Padahal gadis itu masih lapar.

"T-tidak apa-apa, paman..." ucap Alisha gugup. Ia merasa keadaan semakin panas saat Paman Uxas ikut bicara. Terlebih Bibi Gina pasti akan semakin tidak menyukainya karena dibela.

"Bagaimana ayah tau?" tanya Veeka penasaran.

"Siapa yang tidak paham jika dia terlihat enggan memakannya? Sudahlah, lanjutkan makan mu," sahut Alex.

Ansel terdiam sebentar, lalu berkata, "Apa benar yang dikatakan paman?" tanyanya dengan nada pelan.

Alisha mendorong piringnya tanda selesai makan sebelum menjawab pertanyaan dari suaminya.

"Iya."

Ansel langsung menghela nafas. Ia menatap piring Alisha yang masih lumayan banyak makanannya, karena ada cumi yang menghiasi isi piringnya, Alisha jadi tidak menghabiskan makannya.

"Makanlah." Ansel tiba-tiba menyodorkan sendok yang sudah terisi nasi dan telur balado buatan Alisha.

"A-apa maksudmu?" tanya Alisha kebingungan, bahkan semua orang langsung menatap mereka dengan pandangan yang berbeda-beda.

"Apa? Cepat makan, tanganku pegal," titah Ansel. Mau tidak mau Alisha langsung melahapnya.

"Pengantin baru memang sedang manis-manis nya yaa..." Mata Veeka berbinar menatap kedua pasangan itu.

Alisha jadi malu sendiri. Pipinya sudah semerah udang rebus.

Ansel sengaja menambah nasi untuk makan dirinya dan sang istri, ia mendorong piring yang berisi cumi agar jauh dari pandangan Alisha. Lihat, jarang-jarang pria menyebalkan ini bisa semesra itu dengan istrinya. Apakah ia merasa bersalah karena tadi sudah menyuruh untuk Alisha memakan cumi?

"Jangan ganggu mereka, biarkan mereka menikmati makanannya," ucap Kakek Jacob sambil tersenyum penuh arti. Jarang-jarang ia melihat Ansel seperti itu. Biasanya, Ansel sangat jarang menunjukkan rasa perhatiannya.

Bibi Gina hanya bisa menyembunyikan ekspresi kesalnya. Sedangkan Ibu Maira dan Ayah Pieter tersenyum melihat anak dan menantunya. Ini pemandangan langka, tapi mereka ingin melihatnya setiap hari.

Semuanya sudah selesai makan, kini hanya tersisa Ansel dan Alisha yang sibuk suap-suapan.

"Satu lagi." Ansel menyodorkan suapan terakhir untuk Alisha.

"Sudah kenyang," ucap Alisha sambil menggeleng dan langsung minum air putih.

Karena Alisha tak mau, jadilah Ansel yang memakan suapan terakhir itu.

"Kau harus makan buah," ucapnya pada sang istri.

"Aku kenyang," sahut Alisha. Apakah Ansel tidak tau arti kenyang?

"Kalau begitu, satu jam lagi, kau harus makan buah," ucap Ansel dan Alisha hanya mengangguk sebagai respon.

****

"Aku merasa muak melihatnya," ucap Bibi Gina.

"Apalagi aku," sahut Bibi Yasmin.

"Jika dia menginap di sini, pasti semuanya berpihak padanya. Dia akan terus dibela meskipun melakukan kesalahan," lanjutnya.

Bibi Gina mengangguk membenarkan.

Mereka langsung terdiam saat beberapa anggota keluarga sudah memasuki ruang keluarga.

Di sisi lain, Alisha sedang memotong cheese cake untuk Ansel. Sekarang mereka masih berada di meja makan.

"Kau yang membuatnya?" tanya Ansel. Ia mulai memotong ujung cheese cake itu dengan sendok lalu menyuapkan ke dalam mulutnya.

"Bukan," jawab Alisha. Ia juga mengambil sepotong cheese cake untuk mencicipi.

"Bibi Alina yang mengarahkan. Aku hanya bagian mengaduk adonan saja," lanjutnya.

"Kalau begitu, kau harus belajar membuatnya," ujar Ansel. Karena merasa cheese cake itu dibuat untuknya, Ansel kembali mengambil sepotong.

"Kau sangat suka dengan cheese cake?" tanya Alisha saat melihat Ansel terus menambah.

Ansel bergumam, "Hmm.. Aku sangat suka cheese cake. Apapun itu yang terbuat dari keju," jawabnya.

Baru saja Alisha hendak menyahut, Ansel lebih dulu berucap kembali.

"Tapi, dibandingkan cheese cake ini, aku lebih suka dirimu."

***

1
Farhana As
sangat baik
레이디핏
Sungguh terlalu Bapak Ansel iniiii😅
Nur Fatimah
soalnya suami istri mohon maaf bukan Nya kelihatan seperti yang terjadi adalah orang tua jga soalnya suami
Kinar
Luar biasa
Gracia Marischa c
baguss bangettt sukaaa😻😻🤍🫶🏻
Lina Yovera
Lumayan
Lina Yovera
Biasa
Artiana S
Sabar bagiannya Ansel. malam
레이디핏
Syukurrrr
레이디핏
Takut Nuh sih Ansel Amnesia😓
Karunia Disha
jgn blg nnti ansel amnesia
Artiana S
smoga lancar operasinya dan selamat semuanya
Artiana S
iihhhh
Artiana S
mantap
Artiana S
Alisa bilang donk kl ada yg mbantuin kemarin
레이디핏
Aku curiga Bapaken Ansel lebih menyukai Vero dari pada Alisa
레이디핏
Alisa gw bunuh yaaa
레이디핏
Mampussss
레이디핏
Toxic n munafik
레이디핏
😅😂😂😂😂
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!