Pernikahan Dini

Sampai di kamar, Wina pergi ke kamar mandi dulu. Wina rupanya mau pipis. Sedang Rafli bibirnya terus tersenyum karena mau di kasih hak nya. Rafli mengambil hp. Setelah itu, Rafli membuka link yang di kasih Papah nya.

Rafli rupanya sebelum mulai, ingin mengajak Wina untuk menonton film dulu. biar belajar caranya pemanasan sebelum olahraga.

Wina sudah selesai dari kamar mandi. Rafli menyuruh nya duduk di sebelahnya. Wina menurut, lalu naik ke kasur dan duduk di sebelah Rafli.

"Kita nonton film dulu ya," Wina merasa aneh di ajak nonton film sama Rafli. Pikir Wina katanya pengin gituan, tapi kok nonton film di hp dulu. Tapi Wina tetap menurut dan duduk sambil lihat ke hp yang Rafli pegang.

Wina membuka matanya lebar saat melihat film yang di putar Rafli.

"Kak. Kok film kaya gituan sih," sambil memundurkan kepalanya Wina berkata.

"Ngga papa. Kamu juga harus nonton biar kita sambil belajar. Kita sama sama ngga tau kan yang harus kita lakukan dulu sebelum melakukanya," Wina lalu berpikir dan memang sih butuh belajar agar tidak kaya kemarin.

"Sudah sini nonton lagi. Kamu ngga usah malu atau gimana gimana. Kita kan sudah jadi suami istri. Jadi ngga papa nonton kaya gini bareng."

Wina akhirnya mau nonton. Wina dan Rafli rupanya sama sama mulai badanya panas dingin dan gemetar.

Wina menggigit jarinya sampai kakinya terlihat gelisah. sedang Rafli adiknya sudah bangun dan sangat kencang.

Rafli dan Wina saling tatap saat melihat adegan di Film burung sudah masuk sangkar.

Rafli tanpa buang waktu langsung mencium bibir Wina. Hp yang di tangannya, di lemparnya ke kasur.

Wina dan Rafli sama sama saling menikmati ciuman. Dan Rafli dengan pelan menindih Wina.

Rafli mencium Wina dengan pelan pelan. Rafli tidak buru buru agar Wina bisa menikmatinya. Tangan Rafli lalu dengan pelan bergerak melepaskan benang yang menempel di badan ke Wina.

Rafli melepaskan ciumannya dulu agar lebih leluasa melepaskan benang yang menempel di badan Wina. di badan Wina sekarang sudah tidak ada benang sehelai pun. Rafli tersenyum melihat badan Wina yang sangat indah. Rafli buru buru melepaskan benang yang menempel di badanya juga.

Wina menatap Rafli yang sedang melepaskan benang di badanya. Wina juga sangat suka melihat badan Rafli. Mata Wina lalu melihat ke adik Rafli yang sudah berdiri tegak. Milik Rafli benar benar terlihat panjang dan besar. Wina sampai tarik nafas, padahal Rafli masih muda tapi adik Rafli sudah menggilakan.

Rafli tidak langsung tancap gas, tapi Rafli pemanasan dulu sebelum olahraga.

Rafli mencium bibir Wina lagi, dan kedua tangannya bermain di Boba milik Wina. ciuman Rafli turun ke leher. Wina sudah merasakan panas dingin. Apa lagi saat Rafli membuat tanda kepemilikan di leher, rasanya sakit tapi bikin geli.

Ciuman itu turun lagi ke bawah dan bertemu daging kenyal. Rafli langsung melahap kedua daging kenyal itu secara bergantian. Wina menggigit bibirnya agar tidak keluar suara. Sedang kedua tangannya mencengkram seprei dengan kencang.

Wina saat ini merasa seperti terbang ke awan. Rafli memainkan Bobanya sangat pintar.

Cukup lama Rafli bermain Boba. Setelah itu ciuman Rafli makin turun ke bawah. Di bawah ternyata ladang Wina sudah basah. Rafli lalu menikmati air yang ada di ladang itu. Rafli yang sudah menonton film seperti itu jd tau harus gimana menikmati air yang ada di ladang.

Rafli menikmati air ladang sampai air itu bersih. Wina yang merasakan ladangnya di nikmati sampai menutup mulutnya dengan tangan untuk menahan agar mulutnya tidak mengeluarkan suara.

Tapi lama lama pertahanan tangan Wina tumbang juga. Mulut Wina mengeluarkan suara merdu saat Rafli menggelitik ladangnya dengan lidah.

Saat Rafli sedang memainkan lidah di ladang Wina, tiba tiba ladang Wina mengeluarkan air yang kental dan rasanya asin. Rafli langsung memundurkan wajahnya. Sedang Wina saat air itu keluar dari ladangnya sampai mengangkat kepala ke depan sambil mulutnya berteriak.

"Agh...."

Rafli melihat Wina seperti itu lalu membiarkannya dulu. Setelah itu Wina menjatuhkan kepalanya di bantal dengan merasakan badanya lemas.

Rafli tersenyum karena Rafli tau kalau Wina baru saja pelepasan. Rafli mengusap ladang Wina dengan jari tangannya. Wina yang sudah lemas tidak ada lagi tenaga untuk bergerak hanya diam dan membiarkan Rafli melakukan apa yang dia mau di ladangnya.

Badan keduanya sudah berkeringat. Apa lagi kamar Wina tidak ada AC cuman pakai kipas angin.

Rafli sudah puas bermain di ladang Wina. Lalu Rafli mencium Wina dari kening sampai bibirnya. Rafli melakukanya agar Wina bangkit lagi.

Tangan Rafli memainkan Boba sambil di tarik tarik. Lama lama Wina merasakan getaran lagi. Rafli mengambil tangan Wina agar bermain dengan adiknya. Wina awalnya tidak mau karena geli. Tapi lama lama Wina merasa gemas dan memainkan adik Rafli.

Saking gemasnya Wina pada adik Rafli, Rafli sampai kesakitan. Wina mencengkeramnya sangat kuat.

"Sakit Win. Sudah cukup."

Wina melepaskannya. Lalu Rafli mau melakukan penyatuan.

"Aku lakukan sekarang ya Win. Kalau sakit kamu bilang aja. Nanti aku akan berhenti," Wina hanya mengangguk pelan.

Rafli memegang adiknya. Lalu di tempelkan adiknya ke ladang Wina. Wina sudah merasa takut. tangan Wina mencengkram seprei. Dalam hati Wina juga berdoa agar tidak seperti kemarin.

Rafli dengan pelan mendorong adiknya masuk ke ladang Wina. Adik Rafli sudah masuk ujungnya. Rafli berhenti dulu menunggu Wina tidak tegang. Lalu Rafli mendorong lagi pelan. Masuk lagi sedikit.

"Sakit ngga Win?" Wina menggeleng.

"Aku lanjut lagi ya," Wina mengangguk.

Rafli lalu menekan adiknya masuk secara pelan tapi pasti. Rafli mencium bibir Wina agar rasa sakit Wina teralihkan. Rafli mendorong terus masuk, Wina yang merasa sakit lalu menggigit bibir Rafli. Rafli merasa sakit tapi di tahannya. Akhirnya adik Rafli masuk semuanya. Wina merasa miliknya penuh dan sesak.

Rafli melepaskan ciumannya dan membiarkan adiknya di dalam ladang Wina. Rafli memegang bibirnya yang tadi di gigit Wina. Ternyata bibirnya berdarah.

Wina melihat darah di bibir Rafli merasa ngga enak.

"Maaf ya kak."

"Ngga papa. Nanti juga sembuh. Sakit ngga?"

"Sakit tapi ngga begitu."

"Aku lanjutkan ya."

"Iya kak."

Dengan pelan Rafli menggerakkan pinggangnya. Wina awalnya merasakan sakit. tapi lama lama, Wina merasakan nikmat. keduanya mengeluarkan suara dari mulutnya karena sama sama merasakan indahnya surga dunia.

Jangan lupa like komentar dan vote terimakasih...