Menikah Dengan Ceo

Mata Crystal nanar melihat tubuh Jackson teronggok di lantai, membuat Crystal spontan membuka pintu dengan lebar.

"Tuan... apakah anda baik-baik saja?" tanya Crystal khawatir, dan merasa ragu untuk masuk ke dalam.

Melihat Jackson diam saja, tidak bergerak sama sekali, membuat Crystal akhirnya memutuskan untuk masuk ke dalam.

Crystal mendadak menghentikan langkahnya, melihat Jackson bergerak, dan perlahan bangkit dari lantai.

Crystal membeku di tempatnya, tidak berani bergerak, ia jadi merasa canggung melihat Jackson, yang ternyata baik-baik saja.

Crystal baru menyadari, saat matanya melihat botol anggur yang kosong di atas meja sofa, tidak berdiri lagi pada posisinya.

Jackson baru saja selesai minum, dan melihat tingkah Jackson yang tidak bisa berdiri dengan baik, Crystal menyadari kalau Jackson sedang mabuk.

Crystal tidak menduga, Jackson dapat minum tanpa mengisi terlebih dahulu perutnya.

Brukk!!

Tubuh Jackson kembali terjatuh, tapi kali ini tidak sepenuhnya jatuh ke lantai, membuat Crystal terkejut di tempatnya.

"Tuan... apakah anda perlu bantuan?" tanya Crystal merasa canggung, tidak berani bergerak di tempatnya.

"Crystal... " suara lemah Jackson menyebut nama Crystal.

Jackson tidak menyangka, ternyata Crystal yang masuk ke ruang baca.

Mendengar dari nada bicara Crystal, gadis itu sepertinya mengkhawatirkan dirinya.

Jackson melirik ke arah pintu, tampak daun pintu tidak tertutup sepenuhnya, membuat ia pun menyadari, kenapa Crystal dapat mendengar suara tubuhnya yang terjatuh ke lantai.

"Saya akan panggil kan Erwin!" sahut Crystal, yang semakin merasa canggung, karena mereka tidak akrab satu sama lain.

Dan terlebih lagi, ia mendengar Jackson memanggil namanya, dengan nada lemah yang terdengar lembut, membuat Crystal tidak nyaman.

Crystal pun melangkah menuju pintu.

"Tidak... Crystal.. sebentar.. jangan pergi" suara lemah Jackson, terdengar serak karena pengaruh alkohol.

Crystal menghentikan langkahnya, lalu menoleh memandang ke arah Jackson, yang berusaha untuk bangkit kembali.

Dengan susah payah, akhirnya Jackson berhasil duduk di kursi rodanya.

Crystal masih diam di tempatnya.

Jackson memandang Crystal dengan mata sayu, "Tolong... antarkan aku ke kamar!" sahutnya lemah.

Crystal membeku di tempatnya, mendengar permintaan Jackson, yang menurutnya itu tidak pantas.

"Saya.. akan panggilkan Erwin!" sahut Crystal, dan dengan cepat kembali melangkah menuju pintu.

"Crystal... ku mohon!" suara serak Jackson terdengar parau, dan terkesan berharap pada Crystal.

Crystal diam memandang Jackson, yang terlihat tidak duduk dengan benar, wajah pria itu terlihat memerah karena pengaruh alkohol, dengan mata terlihat semakin sayu.

Crystal menghela nafas, ia selama ini tidak menyukai Jackson, karena tempramen Jackson yang dingin padanya.

Dan sikap kasar pria itu yang sering menindasnya, membuat ia tidak ingin dekat dengan Jackson, bahkan menatap wajahnya saja Crystal sangat benci.

Melihat keadaan Jackson yang lemah, karena pengaruh alkohol, dengan berat hati Crystal akhirnya mau membantu Jackson.

Dengan langkah berat, Crystal menghampiri Jackson, lalu mendorong kursi roda keluar dari ruang baca tersebut.

Sepanjang koridor menuju kamar Jackson, ia diam saja tidak bicara, begitu juga dengan Jackson.

Kenapa aku tidak mendengar apa yang sedang di pikirkannya? pikir Jackson di antara mabuknya, apa karena aku mabuk sehingga tidak dapat mendengar isi pikirannya?

Crystal membuka pintu kamar Jackson, dan tampaklah kamar yang terlihat begitu mewah, dengan tempat tidur yang cukup besar.

Perlahan Crystal mendorong kursi roda masuk ke dalam kamar, dan langsung menuju tepi tempat tidur, agar memudahkan Jackson naik ke atas tempat tidur.

Baru kali ini Crystal masuk ke dalam kamar Jackson, membuat ia terpana saat membuka pintu kamar tadi.

"Anda sudah berada di kamar, sepertinya anda sudah bisa berdiri sendiri, dan naik sendiri ke atas tempat tidur!" ujar Crystal.

Ia pun melepaskan genggaman tangannya pada kursi roda Jackson, lalu berbalik dan melangkah menuju pintu kamar.

Crystal tidak mendengar suara Jackson, membuat Crystal jadi heran, dan memutar lehernya untuk melihat Jackson.

Kepala Jackson tampak terkulai dengan mata terpejam, dengan tubuh miring ke samping, dan nyaris akan terjatuh.

Sepertinya Jackson tertidur.

Crystal diam berdiri di tempatnya, melihat Jackson dengan perasaan bimbang, antara menolong, atau membiarkan saja ia seperti itu.

Crystal menghela nafas panjang, akhirnya ia memutuskan menolong Jackson untuk naik ke atas tempat tidur.

Dengan hati-hati Crystal melingkarkan lengan Jackson, ke seputar lehernya untuk memudahkan tubuh Jackson di papah ke tempat tidur.

Tubuh tinggi Jackson terasa begitu sangat berat, membuat Crystal dengan susah payah untuk menaikkannya ke atas tempat tidur.

"Crystal... " gumam Jackson, saat Crystal berhasil meletakkan, tubuh Jackson ke atas tempat tidur.

Crystal menurunkan lengan Jackson dari lehernya, tapi mendadak Jackson menarik leher Crystal.

Membuat Crystal terjerembab ke dada Jackson, dan itu sangat mengejutkan Crystal.

Bersambung....