#Saquel : Gairah Sang Konglomerat
Baca dulu Gairah Sang Konglomerat !!
Tentang Dirga yang hatinya untuk Rosalin tetapi tubuhnya menginginkan Tiara.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SariAdja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 32
Rosalin terus mengikuti langkah Dirga, tidak peduli dengan para karyawan yang melihat ke arah mereka. “Kita mau ke mana?” tanya wanita itu. Namun Dirga tidak menjawab dan hanya mengisyaratkan Rosalin untuk mengikutinya.
Dirga memaksa Rosalin untuk masuk ke dalam mobilnya.
“Kita mau ke mana?” teriak Rosalin.
“Aku mau pulang ke rumah! Aku mau makan siang di rumah!” jawab Dirga seraya memutar kunci menyalakan mesin mobilnya.
“Lalu, ini!” Rosalin memperlihatkan paper bag berisi bekal makan siang untuk Dirga.
Dirga melirik sekilas dan kembali fokus mengemudikan mesin mobilnya.
“Siapa yang memintamu mengumumkan pertunangan kita?” tanya Dirga. Sebenarnya tidak masalah jika beberapa kerja sama antara Abraham Group dan bisnis Fashion milik keluarga Rosalin berakhir. Namun, ia tidak ingin merusak hubungan kerja sama yang sudah terjalin selama ini. Terutama persahabatan Nyonya Rani dengan orang tua Rosalin.
“Aku! Aku menyukaimu, aku menginginkanmu menjadi suamiku Dirga! Aku harap kamu tidak berusaha menunda atau membatalkannya!” jelas Rosalin.
“Apa kamu serius dengan perkataanmu, seharusnya kamu tidak berbuat senekat itu Rosalin! Aku sudah menikah apa kamu tahu itu?” ungkap Dirga sengaja ingin membuat Rosalin menyerah. Ya, Dengan mengetahui bahwa dirinya sudah menikah Dirga sangat yakin Rosalin akan mengurungkan niatnya. Bahkan, tidak berkeinginan lagi untuk menikahinya.
“Aku tahu, aku tahu kamu sudah menikah dengan Tiara. Aku sudah tahu pernikahan kontrak kalian berdua dan aku juga tahu kalau kamu tidak menyukai Tiara! Kenapa kalian tidak menyudahi pernikahan saja! Aku akan menerima dan memulai dari awal denganmu! Bagaimana kamu mau kan? Dirga jangan biarkan aku menjadi tidak tahu malu dengan memohon seperti ini! Sudah cukup aku menunggu dan bersabar, aku hanya ingin menikah denganmu! Berhentilah menarik ulur hatiku!” lirih Rosalin. Tidak bisa menyembunyikan lagi perasaan yang selama ini ia pendam.
Dirga diam, dari awal di sini memang ia yang bersalah. Tidak menyangka Rosalin akan merespons dengan baik semua perhatian darinya. Kemudian, ia menghentikan mobilnya di tempat yang cukup sepi.
“Bukankah kita lebih dulu bertemu, bukankah keluargaku lebih berada, bukankah profesiku lebih menjamin!” tutur Rosalin sudah tidak memikirkan rasa malunya lagi. Berhari-hari ia mengirim pesan tetapi Dirga tidak pernah membalasnya. Panggilan telefon yang ia lakukan belasan kali dalam sehari juga diacuhkan begitu saja.
“Sudah pernah aku bilang kan waktu itu, aku memiliki penyakit aversion seksual disorder! Aku tidak pernah berbohong akan hal itu! Kamu memang dari keluarga terpandang. Profesimu, aku yakin banyak wanita yang iri dengan apa yang kamu raih saat ini. Tapi hanya Tiara yang bisa menyembuhkan penyakitku! Menyerah Lah dan cari pria lain yang bisa membuatmu bahagia!” jelas Dirga.
“Jangan membual denganku, aku bukan anak kecil lagi yang bisa kau bohongi Dirga!” protes Rosalin tidak terima.
“Aku tidak membohongimu, itulah yang terjadi padaku saat ini! Setelah kepergian istri pertamaku, aku tidak pernah berhasrat pada siapa pun! Banyak wanita yang mama kenalkan padaku, termasuk kamu, tetapi aku tetap belum sembuh. Dan, hanya Tiara Lah yang membuat ku sembuh. Dia yang berbeda! Aku hanya bergairah dan memiliki hasrat bercinta hanya dengan Tiara.” Dirga melirik sekilas wajah Rosalin yang tengah menelaah ucapannya.
Hening.
“Apa benar yang kamu ucapkan!” selidik Rosalin sebelum turun dari mobil Dirga.
“Aku jujur, semua yang aku katakana adalah kebenaran!” tegas Dirga.
Rosalin menundukkan kepalanya. Ia meraih paper bag berisi bekal makan siang untuk Dirga. Dengan lesu melangkah keluar dari mobil Dirga. Terpaksa menyudahi perjuangannya. Janjinya pada sang mama untuk menjadikan pewaris Abraham Group sebagai menantunya harus ia lepaskan saat ini juga.
“Taxi.”
Rosalin pergi dari hadapan Dirga. Akan memikirkan rencana selanjutnya. Tidak semudah itu ia melepaskan mimpinya menjadi menantu pewaris Abraham Group.
* *