NovelToon NovelToon
Satu Malam Panas Bersama Mu

Satu Malam Panas Bersama Mu

Status: sedang berlangsung
Genre:cintapertama / CEO / One Night Stand / Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama
Popularitas:3.4k
Nilai: 5
Nama Author: Ain Izza

Daffa bertemu lagi dengan wanita yang meninggalkannya setelah menghabiskan malam panas bersama lima tahun yang lalu dan sedang menggandeng seorang anak laki-laki yang mirip dirinya!
Selama itu pula, Daffa berusaha mencari dia dan diliputi rasa bersalah atas apa yang menyebabkan wanita itu pergi, dan kini Daffa bertekad untuk tidak melepaskannya lagi. Namun, ternyata wanita itu tidak menginginkannya.
Daffa harus berjuang untuk menyakinkan Desi akan cintanya dan juga mencari restu dari orangtuanya yang telah merencanakan perjodohan untuk dirinya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ain Izza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Saling menguatkan

Daffa memarkirkan mobilnya disebuah resto seafood yang terkenal di Bandung, dan menggandeng tangan Desi masuk ke dalamnya.

Sembari menunggu pesanan datang, Daffa mengulurkan tangannya untuk mengelus rambut Desi perlahan.

"Suka gak tempatnya?" tanya Daffa membuat Desi yang sedang melihat suasana interior resto ini pun mengangguk.

Tempat duduk dibuat gazebo-gazebo dari kayu yang sudah di cat pernis, dengan view yang langsung menghadap ke gedung-gedung pencakar  langit.

"Desi pernah sih kesini kak, tapi lama banget dulu sama temen-temen kerja Desi."

"Ehm... Sama dia juga?" tanya Daffa dengan malas.

"Dia...? Siapa ? O-ooh pak Raka maksudnya?" Desi mengulum senyum gemas melihat Daffa yang cemberut lagi.

"Ya ikut kak, dia yang traktir kita semua karena habis naik jabatan."

"Tuh kan ! " Daffa cemburu dan meremas jemari Desi.

Desi mengusap lengan Daffa.

"Ya udah lah kak, udah lama banget itu, lagian juga rame-rame  kok gak cuma berdua." Desi berusaha memberi pengertian.

Hidangan yang mereka tunggu-tunggu pun baru saja diantarkan oleh seorang pelayan.

"Ini pasti enak banget sih kak." ucap Desi berbinar melihat makanan yang sudah tersaji.

Kali ini mereka memesan seporsi kepiting saos padang, udang goreng tepung, baby cumi lada hitam, satu ekor gurame bakar madu, dan dua gelas jus alpukat.

Daffa tersenyum melihat kekasihnya yang begitu antusias itu.

"Makan yang banyak ya say." bisik Daffa di telinga Desi.

"Geli tau kak." seru Desi bergidik membuat Daffa pun terkekeh dan mencium singkat pipi Desi.

Desi sempat mencubit pinggang Daffa pelan karena Daffa yang seenaknya menciumnya di tempat umum, sebelum akhirnya mengambilkan nasi untuk Daffa kemudian untuk dirinya sendiri. Dan memilih lauk yang ingin mereka nikmati masing-masing.

Mereka makan dalam diam, dan sesaat terlena dengan kenikmatan hidangan seafood kali ini.

Beberapa saat setelahnya, mereka pun menandaskan makan siang kali ini yang hanya menyisakan kepala dan tulang dari gurame tadi.

Desi dan Daffa beranjak mencuci tangan mereka di wastafel , dan kembali duduk bersama di gazebo sebelumnya.

"Mulai sekarang aku panggil kamu sayang aja ya, lebih enak." ucap Daffa namun Desi menggeleng.

"Jangan dulu ya kak, nanti kalau ada yang denger gimana?" sahut Desi.

"Ya gak papa kan sebentar lagi kita menikah." Daffa berucap sembari menggenggam lembut tangan Desi.

Desi menghela nafas.

"Banyak hal yang masih Desi pertimbangkan kak, salah satunya gimana cara ngasih tau ibu kalau kak Daffa itu ayah biologisnya Gala. Dulu aja ibu pernah bilang gak akan maafin orang yang udah menghamili Desi." risau Desi, Daffa menarik tubuh Desi kedalam pelukannya.

"Memangnya dulu kamu gak bilang kalau aku yang menghamili kamu?"

"Ya enggak lah kak, mana mungkin aku bilang." sahut Desi cepat sembari mendongak menatap Daffa.

"Setulus itu cintamu untukku Des, sampai aku yang sudah melakukan hal seperti itu masih kamu tutup-tutupi dari semua orang." Daffa terharu mendengar penuturan Desi.

"Bukan karena Desi menutupi kak Daffa, tapi malam itu memang kesalahan Desi kak." 

"Seharusnya Desi bisa pergi dari kamar kak Daffa waktu itu, tapi Desi malah menyerahkan secara suka rela tubuh Desi ke kakak." Air mata mulai menggenang di mata cantik Desi.

"Makasih atas semua pengorbanan kamu sayang. Mulai sekarang aku janji kamu gak akan menderita lagi. Kamu gak usah khawatir masalah ibu kamu atau siapapun itu, biarlah itu menjadi urusanku." Daffa menangkup wajah Desi dengan kedua tangannya dan menghapus air matanya.

"Masih ada satu lagi kak. Desi malu sama keluarga kakak, apalagi Erika." ucap Desi lirih.

Mendengar nama adiknya itu, Daffa tersenyum.

"Kamu tau gak ,waktu kamu menghilang saat itu, dia nangisin kamu hampir satu minggu tau."

"Emang iya kak?"

Daffa mengangguk dan menceritakan betapa merasa kehilangannya Erika sama seperti dirinya waktu itu, hanya saja Erika merasa kehilangan atas dasar persahabatan sedangkan Daffa merasa kehilangan atas dasar rasa cinta.

"Jadi aku pikir dia bakal seneng banget kalau ketemu kamu lagi. Apalagi kamu jadi kakak ipar nya dia." goda Daffa sambil tersenyum manis.

Desi pun ikut tersenyum juga.

"Semoga kalau kita memang berjodoh ya semua di lancarkan ya kak." ucap Desi sambil menatap Daffa.

"Pasti sayang." Daffa mengeratkan lagi pelukannya kepada Desi.

"Aku kok jadi lupa yang mau tanya ke kamu?" ucap Daffa, Desi beringsut melepaskan pelukan Daffa.

"Apa kak?"

Daffa menatap Desi sambil menyilangkan kedua tangannya di depan dada.

"Ibu kamu bilang tiap hari atasan kamu itu antar jemput kamu kerja, bener itu?"

"Ya gak tiap hari juga kali kak. Emangnya dia segabut itu sampe mau antar jemput Desi tiap hari !"

"Aku bener-bener gak rela kalo kamu masih berhubungan sama dia. Kamu resign aja ya Des, terus  pindah ke Jakarta nanti aku yang bakal jamin tempat tinggal kalian." pinta Daffa kemudian mencium punggung tangan Desi.

"Terus nanti Desi gimana nyukupin kebutuhan Ibu sama Gala kalo desi resign?"

"Ya ampun sayangkuuu, kamu kan punya kekasih yang tampan dan tajir melintir ini. Kamu gak usah kerja juga udah pasti uangku aku kasih ke kamu sayang." ucap Daffa sambil tersenyum manis.

Desi memutar bola mata malas mendengar Daffa yang terlalu percaya diri itu.

"Gak bisa lah kak, seperti yang tadi aku bilang. Semua  harus ada prosesnya, kakak harus sabar."

"Untuk masalah kerjaan Desi, Kak Daffa tenang aja. Selama bertahun-tahun Desi kerja sama Pak Raka, kalau emang Desi mau, udah dari dulu Desi nikah sama dia. Nyatanya Desi gak pernah tuh nerima cinta Pak Raka, padahal dia ungkap in perasaannya ke Desi bukan cuma sekali loh kak, Ya itu karena emang di hati Desi cuma ada kakak. Jadi kakak gak usah takut Desi akan berpaling." sambung Desi panjang lebar sembari membalas genggaman tangan Daffa.

"Tapi Di usiaku yang udah segini, aku gak bisa nunggu kamu terlalu lama sayang. Sedangkan mami ku pun sudah menjodoh-jodohkan aku dengan beberapa wanita, karena aku tak kunjung menikah."

"Pokoknya secepatnya aku mau ngomong sama ibu kamu." kekeuh Daffa membuat Desi menghela nafas.

"Ya udah iya iya. Tapi kasih Desi waktu untuk Desi menyiapkan mental Desi kak. Desi takut ibu bakal marah dan gak mau nerima kak Daffa sebagai kekasih Desi."

"Ibu kamu pasti akan mengerti Des. Ini semua memang kesalahan kita di masa lalu, dan pasti semua orang pernah membuat salah kan." Daffa meyakinkan Desi.

Desi menatap Daffa ragu, kemudian mengangguk pelan. Mereka menggenggam tangan satu sama lain saling menguatkan.

1
muna aprilia
lnjut
Tasbih cinta: Ditunggu ya🥰
total 1 replies
Putra Putri
gmna lanjutin nya dia ke buru hilang crta nya
udh di cri² nggak ketemu crta yg tdi
Tasbih cinta: Di ketik aja di pencarian kak, Satu malam panas bersama mu... Terus ceritanya di tambahin ke rak kak.
total 1 replies
Joko Castro
Ceritanya memukau, jangan berhenti menulis ya author!
Yukishiro Enishi
Nggak bisa bayangkan hidup tanpa cerita dan karakter dalam karya ini!
Samsul Huda
cerita ini sangat menarik, semangat kak, lanjutkan
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!