NovelToon NovelToon
Masa Yang Selalu Terkenang

Masa Yang Selalu Terkenang

Status: sedang berlangsung
Genre:Selingkuh / Pelakor / Diam-Diam Cinta / Mengubah Takdir / Keluarga / Romansa
Popularitas:5.6k
Nilai: 5
Nama Author: lido kyungsoo

Kaluna namanya. Kata anak muda jaman sekarang, "Orang gila mana yang menjajakan dirinya & menjadi simpanan teman seangkatannya sendiri demi menopang biaya kuliah!" IYA, KALUNA SUDAH GILAAA. Si anak miskin yang mempunyai cita-cita tinggi dan menjadi wanita jahat a.k.a simpanan pemuas nafsu sang anak Taipan. Si wanita jahat yang menjadi simpanan dari teman seangkatannya yang telah mempunyai tunangan.

Brian Namanya. Lelaki tampan, mapan, kalangan taipan, dan dari keluarga berpendidikan. Berita buruknya, Kaluna berusaha sekuat tenaga untuk menahan perasaannya selama masa kontrak itu berlaku.

Bagaimanakah kelanjutan kisah mereka?
Kisah ini mampu membawa kalian bak merasakan rollercoaster. Senang, sedih, kecewa, tangis akan kalian rasakan.

Nantikan!!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lido kyungsoo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tak Ingin

Kaluna berjalan keluar guna menghampiri Brian yang masih setia duduk manis di ruang tamunya. Kaluna melirik pada jam dinding yang melekat di atas sana dan waktu menunjukkan pukul sepuluh, nyaris setengah sebelas malam.

"Udah tengah malam, Bri. Pulang deh. Lukanya juga udah gue obatin. Enggak enak sama tetangga, kita juga berduaan doang." Katanya mengusir tamu tak diundangnya. Kaluna tak ingin orang-orang jadi beranggapan yang tidak-tidak karena menerima tamu dan hanya berdua di waktu istirahat. Kalian pasti tahu sendiri, dinding punya telinga dan omongan tetangga tak mampu dibendung.

"Biasanya juga kita berduaan!" Ucapnya sembari berdecak. Siapa juga yang perduli dengan omongan tetangga, pikirnya.

Kaluna memutar bola mata malas mendengarnya. Ya, memang biasanya mereka berduaan tapi bukan di area yang mampu orang-orang mengenalinya. Dan lagi, Kaluna hidup di lingkungan yang kental akan ke-kepoan para tetangga dan gosip yang bisa berkembang secepat bunga rentenir.

"idih. Udah, lo nggak ngerti biarpun gue jelasin. Pulang, ya. Sorry gue nggak ngejamu. Lo nya juga bertamu malem-malem gini." Ucapnya mengusir Brian.

Brian membuang nafas pelan mendengarnya. Setelahnya, Brian berdiri dan mengambil kunci mobilnya yang sempat ia taruh diatas meja.

"Yaudah, gue juga mau balik, Kaluna. Takut banget gue lama-lama." katanya menatap Kaluna yang sudah mengarahkan tangannya ke pintu depan.

"Na... Kaluna... Hoekkkk." Suara lelaki mengalihkan atensi keduanya. Baru juga Brian mau pulang, dirinya kini mendengar suara orang yang sepertinya mabuk di depan sana sambil memanggil-manggil Kaluna.

Kaluna terlihat memijit pelipisnya mendengar suara Ayahnya yang tenggelam karena muntah yang parah di depan sana.

Baru saja Brian mau bertanya siapa gerangan, Kaluna sudah berjalan ke depan dengan terburu-buru.

Brian mengekor di belakang Kaluna dan terlihat di depan pagar sana seseorang lelaki paruh baya berpegangan pada pagar dan mengeluarkan semua isi perutnya.

Kaluna berhenti beberapa meter dari Ayahnya dan menggeleng tak habis pikir dengan kelakuan Ayahnya. Harus bagaimana lagi agar Ayahnya ini bisa berubah dan tak lagi melakukan kebiasaan buruk itu setiap harinya.

"Ayah!" panggilnya namun Ayahnya masih terlihat mengeluarkan isi perutnya dan kini berjongkok di depan sana.

Kaluna maju saat Ayahnya kini telah berpindah posisi dan duduk di tanah dengan keadaan yang lemas. Kaluna menarik tangan Ayahnya dan memaksanya untuk berdiri. Ayahnya yang tak memiliki tenaga, menurut saat Kaluna memaksanya untuk bangkit.

"Harus sampai kapan Ayah terus-terusan ngelakuin hal kayak gini? Ayah nggak capek dengan hidup yang seperti ini?! Tobat, Yah!" Ucapnya terdengar frustrasi. Harus bagaimana lagi caranya agar Ayahnya bisa berubah.

Ayahnya yang limbung dan tak bisa menguasai diri tak begitu menghiraukan ucapan Kaluna. Yang dilakukan malah tertawa dan ngelantur tak jelas.

Kaluna yang melihat respon Ayahnya hanya bisa memendam dan bersedih. Rasanya sulit sekali menelan dikarenakan rasa sesak yang menyiksa di dada.

"Kaluna, anak Ayah!" Kata Ayahnya yang ngelantur dan kini menepuk-nepuk tangannya.

Kaluna membuang muka dan beralih memegang lengan Ayahnya untuk dipapah ke dalam rumah. Tak lagi Kaluna hiraukan racauan Ayahnya, saat ia berbalik ternyata masih ada Brian di sana.

Ah, Kaluna lupa jika Brian masih bersamanya tadi.

"Sorry atas kekacauan yang lo lihat. Lupain aja, ok. Dan mending lo pulang. Lo juga keknya butuh istirahat habis jadi jagoan!" sindirnya diakhir kata.

Tak Brian tanggapi ucapan Kaluna karena tatapannya masih tertuju pada Ayah Kaluna yang setengah sadar berada di depannya. Brian maju dan mengambil alih pekerjaan Kaluna memapah lelaki paruh baya ini.

Saat sudah berada di depan pintu, Ayah Kaluna mengangkat kepalanya dan menyipitkan matanya menatap lelaki gagah yang kini berada di sampingnya.

"Kamu pacar anak saya, anak muda?" tanyanya dengan nada orang mabuk. Ya, kalian gambarin aja.

Brian rasanya tak perlu menanggapi pertanyaan dari seorang lelaki mabuk. Dirinya tetap membawa Ayah Kaluna semakin masuk dan mendudukkannya ke sofa. Namun Ayah Kaluna malah menegakkan punggungnya dan tangannya menunjuk kearah Brian. Diperhatikannya penampilan Brian dari atas sampai bawah dan terhenti pada kunci mobil yang menggantung di kantong celana dan mengingat kendaraan yang terparkir di depan rumahnya tadi.

Ayah Kaluna tersenyum miring, "Pinter juga kamu cari laki." ucapnya yang masih menatap Brian dari atas sampai bawah.

"Ayah mending tidur. Mabuk bukannya istirahat, malah ngelantur nggak jelas!" tegasnya memberi tahu Ayahnya walaupun itu hanya masuk telinga kanan dan keluar dari telinga kiri.

"Pulang, ya, Bri! Lo nggak perlu ngeladenin Ayah gue. Dia lagi mabuk, ngomongnya suka ngelantur." tegasnya lagi-lagi mengusir Brian. Kaluna harus memutus pembicaraan ini sebelum Ayahnya melakukan hal-hal aneh dan semakin ngelantur.

"Kamu mau nikahin anak saya?" tanyanya yang semakin membuat Kaluna memijit pelipisnya frustrasi. lelah rasanya Kaluna menghadapi Ayahnya.

Kaluna sepertinya harus bergerak dan mengakhiri pembicaraan absurd Ayahnya yang mungkin akan membuat Kaluna semakin malu. dirinya maju dan menarik tangan Brian agar pulang dan tak lagi melihat keadaan keluarganya yang sangat-sangat berantakan.

"Eh, eh... Mau dibawa kemana calon mantu, Ayah, Na!" Ucapnya berdiri dan berjalan pelan menyusul Kaluna di depan pintu.

Yang semakin membuat Kaluna kesal adalah Brian yang mau mau saja meladeni tingkah Ayahnya.

Kaluna membulatkan matanya dan menatap dengan tajam Brian yang kini tak bergerak di tempatnya.

"Pulang, nggak!" Ucapnya tegas menarik tangan Brian dan tak lagi menghiraukan Ayahnya dibelakang sana.

"Kaluna!" Teriak Ayahnya dengan raut kesal karena rasa-rasanya Kaluna tak menghargainya yang mencoba mengajak bicara kekasih anaknya.

"APA?!" Teriaknya sudah habis kesabaran. Kaluna berbalik dengan tangan yang kini terkepal dan menatap Ayahnya penuh kesal dan marah.

Ayahnya terdiam mendengar bentakan Kaluna. Begitu juga dengan Brian yang masih berdiri bak patung dan rasanya sangat menikmati drama memilukan sekaligus memalukan ini.

"Dia bukan pacar Kaluna. Bisa nggak, Ayah stop buat Kaluna malu! Sehari aja." ucapnya tercekat. Tahan Kaluna, tahan. Rasanya sesak, tapi Kaluna memang dasarnya cengeng hanya saja tertutupi dengan sikap kasarnya. "Sehari aja jangan buat Kaluna malu dan susah." Sudahlah, biarpun ia tahan, air mata sialan ini tetap saja berdesakan keluar.

"Asal Ayah tahu, aku NGGAK AKAN PERNAH MAU MENIKAH! Kaluna lebih baik sendiri daripada menikah dan ketemu dengan lelaki modelan seperti Ayah!" Tegasnya dengan air mata yang sudah berderai.

Kaluna menghapus air matanya kasar dan memilih meninggalkan kedua lelaki yang kini terdiam mendengar kata-kata terakhir Kaluna.

Jleb. Ayahnya mengeraskan rahangnya mendengar ucapan anaknya, namun dirinya pun tak bisa mengelak karena dirinya bukan Ayah yang baik, kepala keluarga yang baik dan contoh yang baik. Tak ada yang bisa dicontoh dari dirinya.

Brian memilih memutar badan dan meninggalkan Ayah Kaluna yang kini terdiam mencerna kata-kata anaknya.

🥀🥀🥀🥀🥀

Happy reading

Salam story from By_me

1
Swastika rahayu Putri
ditunggu update nya /Smile/
Fia
bagus tapi banyak typo nya
Sri Maya Sari
bahasanya santai tapi tidak lebay. cukup menguras emosi dan bikin penasaran. . lanjut thor
Ahmad Abid
lanjut thor...
Ahmad Abid
bagus ceritanya thor... ga lebay .. /Angry//Drool/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!