NovelToon NovelToon
Si Rubah Licik

Si Rubah Licik

Status: tamat
Genre:Tamat / Balas Dendam / Mengubah Takdir / Identitas Tersembunyi / Romansa
Popularitas:17.1k
Nilai: 5
Nama Author: Ws. Glo

Dipandang sebelah mata oleh orang-orang sekitar dan dikhianati suami tercinta. Hanya karena paras dan penampilannya yang tidak menawan.

Hidup ditengah-tengah manusia yang suka menghakimi sesama dan berbuat dusta. Rasa sakit mana lagi yang tidak dapat dia hindarkan?

Itulah mengapa dia memalsukan kematiannya dan menyamarkan identitasnya menjadi sesosok yang lain, demi membalaskan dendamnya!

Saking heroik setiap aksi yang ditunjukkannya lewat identitas barunya, dia sampai dijuluki si rubah licik! Mengapa bisa terjadi? Bagaimana kelanjutan kisahnya? Penasaran?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ws. Glo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 22: Ketegangan Melanda

Hari-hari terus berlanjut.

Di Markas Gangster Tetan.

Bram dan teman gangster'nya Tetan tampak berkompromi di meja bundar yang terdapat minuman beralkohol serta bungkus rokok di atasnya. Dikelilingi oleh pria-pria bertato dan berbadan besar, sebagai pengawal keduanya dikala asyik melempar obrolan malam.

Bram dan Tetan membicarakan suatu perihal penting dengan diselimuti oleh suasana yang mencekam. Terlebih-lebih, Bram kayanya kelihatan marah besar. Wajahnya memerah dan sorot matanya tajam. Seperti tengah mendendamkan seseorang.

"Kurang ajar!!"

Bruak.

Bram membanting gelas minumnya hingga retak. Bisa dipastikan kalau ia dalam keadaan mabuk berat sekarang.

"Berani-beraninya mereka meremehkanku!!" Teriaknya mengamuk. "Mentang-mentang posisi mereka lebih tinggi dariku, jadi aku diremeh-remehkan begitu!!"

"Sabar Bram sabar." Tetan menenangkan.

"Mulai sekarang, aku takkan menaruh perasaan lagi pada Ayuma! Dia mengkhianati dan menghinaku di hadapan Hendrik si bjingan itu!" Sambung Bram mengoceh tidak jelas. "Lihat saja! Dalam waktu dekat, aku akan merenggut apa yang kau punya Ayuma!"

"Setelah mendapatkannya, aku bakal menghukummu seberat-beratnya sampai kau datang memohon-mohon pengampunan di bawah telapak kakiku yang terhormat!!" Sambungnya meneguk mirasnya.

Gluk... Gluk... Gluk... Akhhhh!!

Tetan cuma menyimak. Menunggu sang kawan kelar mengeluarkan unek-uneknya yang terdalam.

Tidak berselang lama, "katakan."

"Apa kau sudah menemukan info lebih lanjut mengenai Ayuma si wanita sialan itu?" Tanya Bram, memfokuskan mimik wajahnya.

"Untuk saat ini, informasi yang pasti belum kami dapatkan." Balas Tetan. "Hanya saja di salah satu klinik kecantikan dan rumah sakit yang berada ditengah kota, kami menemukan ada data-datanya tertera disana. Bahkan pernah melakukan operasi serta pengangkatan lemak pada bagian yang wajah dan tubuhnya." Lanjut Tetan mencengangkan Bram!

"Apa katamu?!! Operasi?!!" Sahut Bram, tercengang. "Tunggu tunggu! Bukannya dia menghabiskan waktunya selama bertahun-tahun di China, sebelum diwariskan kekayaan Adinda dan menjabat sebagai pemimpin Simsung Group?"

Bram berpikir keras. "Kira-kira dia kapan menjalani operasi disana?"

"Sekitar tiga bulan yang lalu." Jawab Tetan semakin menggebu-gebukan perasaan Bram.

"Ti... Tiga bulan yang lalu?"

Bram tersentak.

"Itu kan saat dimana Adinda dinyatakan menghilang?"

Jantung Bram berdetak kencang dan suasana hatinya bergejolak. "Sialan! Tidak mungkin Ayuma adalah Adinda! Mereka jelas jauh berbeda!

"Haissshh!! Sebenarnya apa yang sedang terjadi?!"

Bram memijit keningnya yang berdenyut dahsyat. "Teruslah kau gali dan jangan lupa share kabar mengenai Ayuma lebih detail." Titahnya mengulurkan amplop berisi uang. "Dia benar-benar menyimpan banyak misteri."

"Aku curiga bahwa dibalik Ayuma sekarang, ada sesosok asli yang menyamarkan diri didalam raganya." Bram mengepalkan tangannya, memasang rautnya yang seram.

...****************...

...****************...

Di tempat lain.

Penthouse Hendrik.

"Dududu." Viola sedang asyik bersenandung sambil menyiram tanaman dan bunga-bunga yang berjejer indah di halaman depan, ketika pada akhirnya Zahra muncul menongolkan dirinya.

"Bibi??" Sapa Zahra, menjinjing oleh-olehnya.

Viola menoleh. "Oohh? Zahra??"

Zahra melebarkan senyum teduhnya.

"Come on baby. Ayo masuk." Ajak Viola mengalunkan tangannya, menuntun Zahra duduk bersamanya di teras seraya memandangi tanaman hijau yang segar.

"Ini buat Tante. Maaf bila tidak sesuai yang Tante mau." Zahra mengulurkan Tote bag berlogo Chenel ke meja tepat didepan Viola, setelah keduanya terduduk manis.

Viola melirik sekilas bingkisan berisi tas branded tersebut, dan sesudahnya menghelakan nafas panjang sehingga pada akhirnya memulai pembicaraan. "Kamu kapan balik ke China untuk melanjutkan syuting drama terbarumu lagi? Tante dengar dari Hendrik, bukannya minggu ini kamu sudah berangkat?"

Viola agak menekan nada suaranya.

Zahra tersentak. Merasa jikalau ibu mertua impiannya, seolah memberikan isyarat bahwa ada hal yang mengganjal dalam lubuk hati terdalamnya.

Padahal sebelum-sebelumnya hubungan mereka tampak baik-baik saja, apalagi ketika Zahra mengadukan soal pertengkarannya dengan Hendrik. Viola benar-benar menaruh simpati kepadanya sampai bela-belain terbang dari Bali menuju Jakarta, hanya untuk memberikan pembelaan padanya.

Tetapi kini tiba-tiba ada yang terasa berbeda.

Suasana menjadi amat tegang dan tidak mengenakkan.

Zahra berusaha tenang.

Ia tersenyum paksa dan kemudian mengatakan, "aku mengajukan cuti selama beberapa hari ke depan Tante."

"Alasan utamanya adalah mengingat karena hubunganku dan Hendrik tengah berada di ujung tombak."

"Perasaanku tidak tenang dan aku gelisah setiap malam. Itulah mengapa aku bersyukur sekali Tante datang dari tempat yang jauh menuju sini, hanya demi menyelamatkanku." Tutur Zahra, menggenggam tangan Viola. Seakan memberikan kode, kira-kira apa yang telah dikerahkan Viola buat meyakinkan Hendrik, agar kembali ke pelukannya.

Viola termenung sejenak.

Dengan gelagat yang tidak nyaman, Viola menepis genggaman Zahra dan dengan tegas menyampaikan, "maaf. Tante sudah tidak bisa melakukan apa-apa."

Degggg.

Zahra terkejut bukan kepayang.

"Ta... Tapi Tan! Anak itu adalah darah daging Hendrik!" Ngotot Zahra, bersandiwara dengan melinangkan air mata.

Viola mendengus kasar.

Setelahnya ia menatap kasihan ke Zahra.

Memegang bahu Zahra dan selepasnya menguntaikan jikalau, "jangan menyiksa diri nak."

"Pergilah.'

"Dan temukan ayah kandung anak itu, lalu minta dia untuk mempertanggungjawabkan perbuatan dan kewajibannya."

Deggg!!!

Sebuah kalimat yang kian menggoyahkan Zahra.

Ia sudah tidak dapat berbicara atau bahkan mengelak, walau sekedar melakukan pembelaan. Perkataan Bu Viola, seakan-akan mengisyaratkan jika sudah tidak adalagi tempat baginya didalam keluarga Xavier.

Zahra patah hati. Nyalinya menciut dan harapannya pupus. Terlebih-lebih dikala Ayuma dan Hendrik, tiba-tiba muncul ditengah kekeliruan tersebut.

Tak... Tak... Tak.

"Ibu! Lihat. Siapa yang aku bawa?!!" Ucap Hendrik yang nongol dari arah lain, dengan berjalan beriringan bersama Ayuma.

Zahra tertegun. Suara berat yang sangat dirindukannya, mengalun.

Cepat-cepat dia menolehkan pandangan dan menemukan ada sesosok pria yang dirindukannya, sedang berdiri tegak sambil melebarkan senyuman disana.

Deggg!!

Tapi yang mengejutkan Zahra ialah, siapa wanita yang bersama Hendrik? Rasanya seperti tidak asing.

Zahra menyipitkan mata dan secara mendadak, dadanya nyesek tak tertahankan. Beribu pertanyaan menggelembung dalam dada.

Hendrik yang mendapati keberadaan Zahra pun tersengat dan seketika mengerutkan wajah. "Zahra? Apa kau lakukan kemari? Tanya Hendrik, dingin.

Zahra tertunduk kepala sejenak dan kemudian menengadah, memandang pahit ke Hendrik seraya menahan tangis dalam hati. "Ak... Aku cuman ingin mengecek keadaan Tante. Apakah dia baik atau sebaliknya."

Zahra melempar pandangan ke Ayuma, "ngomong-ngomong anda siapa?"

"Apakah kita pernah bertemu sebelumnya?" Zahra bertanya kepada Ayuma yang mematung bingung.

"Ak... Aku--"

"Dia adalah calon isteriku." Hendrik memotong perkataan Ayuma yang belum sepenuhnya terucap.

Deggg!!

Lagi-lagi Zahra dibikin shock dan kaget.

Baru saja Hendrik mengakhiri hubungan dengannya, tiba-tiba pria itu sudah menemukan penggantinya. Zahra benar-benar sakit hati.

Sementara Ayuma makin panik dan linglung.

"Ca... Calon isteri?"

"Hah?!!"

"Ada apa ini?!!"

1
sahabat pena
waduh part awal yg menegangkan dan mengandung bawang 😭😭
Aisyah Suyuti
seru
Fitria Dewi
yeyyyyyy happy ending 🥳👍👍👍👍👍👍
••} Si Paling Halu🐳: Huuu, makasih loh udah nemenin sampe akhir🤧 Terhuruuu akutu
total 1 replies
Fitria Dewi
Hendrik cpetan Dateng kasihan ayuma 🥺
••} Si Paling Halu🐳: 🥺🥺🥺🥺🥺😭
total 1 replies
Fitria Dewi
lanjut tor semangat 💪🥳
••} Si Paling Halu🐳: Maacihhh
total 1 replies
Resi Maulana
Luar biasa
••} Si Paling Halu🐳: Makasih kak🙂🙂
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!