NovelToon NovelToon
Jodoh Si Gadis Pipi Merah

Jodoh Si Gadis Pipi Merah

Status: tamat
Genre:Tamat / Cinta setelah menikah / Konflik etika / Pernikahan Kilat / Cinta Paksa / Identitas Tersembunyi / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:13.8k
Nilai: 5
Nama Author: Amaryllis zee

Kamala Jayanti, gadis malang yang terlahir dengan tanda lahir merah menyala di kulit pipinya dan bekas luka di bawah mata, selalu menyembunyikan wajahnya di balik syal putih. Syal itu menjadi tembok penghalang antara dirinya dan dunia luar, membentengi dirinya dari tatapan penuh rasa iba dan cibiran.

Namun, takdir menghantarkan Kamala pada perjuangan yang lebih berat. Ia menjadi taruhan dalam permainan kartu yang brutal, dipertaruhkan oleh geng The Fornax, kelompok pria kaya raya yang haus akan kekuasaan dan kesenangan. Kalingga, anggota geng yang penuh teka-teki, menyatakan bahwa siapa yang kalah dalam permainan itu, dialah yang harus menikahi Kamala.

Nasib sial menimpa Ganesha, sang ketua geng yang bersikap dingin dan tak berperasaan. Ganesha yang kalah dalam permainan itu, terpaksa menikahi Kamala. Ia terpaksa menghadapi kenyataan bahwa ia harus menikahi gadis yang tak pernah ia kenal.

Titkok : Amaryllis zee
IG & FB : Amaryllis zee

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Amaryllis zee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Wajah Baru

Dua hari sudah berlalu dan Kamala masih terbaring di ranjang rumah sakit. Meskipun badannya sudah tidak kaku lagi, sudah bisa bangun dan berjalan, ada satu hal yang membuatnya kesal, perban di wajahnya belum di buka. Ia merasa tidak nyaman, terkekang, dan tidak bisa melihat dengan jelas.

Kamala duduk di atas tempat tidur, mencoba menghibur diri dengan menonton drama Korea terbaru. Ia melirik Ganesha yang duduk di sofai dekat jendela, sibuk dengan laptopnya walaupun Ganesha tidak di kantor, pekerjaannya tetap menempel padanya. Ganesha tidak pernah berhenti bekerja, bahkan saat di rumah sakit sekalipun.

"Tuan, kapan perban di wajah saya dibuka?" tanya Kamala, suaranya sedikit mendesak. Ia menggerakkan tangannya, mencoba menyentuh perban yang menutupi wajahnya.

"Tunggu Dokter datang," jawab Ganesha singkat, matanya tetap fokus menatap layar laptop. Ia mengetik dengan cepat, jari-jarinya lincah menari di atas keyboard.

"Kapan, Dokternya datang?" tanya Kamala lagi, suaranya mulai meninggi. Ia merasa tidak nyaman dengan perban di wajahnya. Ia ingin melihat dengan jelas lagi, ingin merasakan kebebasan yang telah lama hilang.

"Ya, tunggu saja," jawab Ganesha, masih fokus pada pekerjaannya. Ia tidak memperdulikan Kamala yang sudah merasa tidak nyaman.

Kamala mengerucutkan bibirnya sambil menghela napas, menatap kecewa pada Ganesha yang acuh. "Tuaan …!" panggil Kamala dengan nada kesal.

Ganesha menoleh pada Kamala, ia menatapnya tajam, "Tolong, jangan ganggu saya! Ada pekerjaan yang harus saya selesaikan dan sebentar lagi saya harus meeting online, tolong diam!" Suaranya dingin dan tegas, menunjukkan rasa tidak sabar.

Kamala membungkam mulutnya rapat, sambil bergumam dalam hati, "Diam. Suamimu lagi cari cuan!" ia mengingatkan diri sendiri untuk tidak mudah tersinggung dengan perkataan Ganesha. Ia tahu Ganesha adalah pria pekerja keras, dan ia tidak ingin membebani Ganesha dengan keinginannya.

Kamala diam-diam memperhatikan Ganesha yang sedang meeting online, mencoba memahami pembicaraan mereka. Mungkin, ia bisa mendapatkan ilmu baru dari pembicaraan mereka. Ia berharap, suatu saat nanti, ia bisa secerdas Ganesha dalam mengelola perusahaan.

Namun, seiring berjalannya waktu, rasa bosan mulai menggerogoti hatinya. Ia merasa sangat lelah dengan keadaan ini. Ia ingin keluar dari rumah sakit, ingin menghirup udara segar, ingin merasakan kebebasan dan tentunya ia ingin menjelajahi kuliner Korea.

Beberapa menit berlalu, Ganesha selesai meeting. Tepat saat itu juga, seorang Dokter masuk bersama Perawat. Seketika mata Kamala berbinar, Dokter yang ditunggu akhirnya datang.

Jantung Kamala berdebar kencang. Ia tak sabar untuk mendengar penjelasan dari Dokter dan melihat wajah barunya. Kamala duduk tegak, menanti dengan penuh harap.

“Selamat siang, Nona Kamala,” sapa Dokter ramah sambil tersenyum.

“Selamat siang juga, Dokter,” balas Kamala, suaranya bergetar karena gugup.

“Perbannya kita buka, ya,” kata Dokter. Lalu dokter tersebut mendekat pada Kamala dan perlahan membuka perban yang membungkus wajah Kamala. Mata Kamala terpejam erat, jantungnya berdebar semakin kencang.

Ganesha menutup laptopnya, pandangannya fokus menatap Kamala. Ia juga penasaran bagaimana dengan hasil operasi tersebut. Jantungnya berdebar tak kalah kencang dengan Kamala, rasa khawatir dan harap bercampur aduk dalam dirinya.

Perban yang membungkus wajah Kamala perlahan terlepas, memperlihatkan wajahnya yang baru. Senyum lebar mengembang di wajah Dokter, ia merasa puas karena operasinya berjalan lancar. Dokter hanya menghilangkan tanda lahir dan bekas luka, dan tentunya, wajah pasiennya, Kamala, tetap terlihat cantik alami, seperti tanpa ada hasil operasi. Bentuk hidungnya tetap seperti sebelumnya, sekarang wajah Kamala mulus tanpa ada tanda lahir dan bekas luka di wajahnya.

Perawat mengambil kaca dan memberikannya pada Kamala. Jantung Kamala berdebar kencang, ia menarik napas dalam-dalam, bersiap untuk melihat wajahnya yang baru.

"Bagaimana, Nona Kamala?" tanya Dokter, suaranya lembut.

Kamala perlahan membuka matanya. Ia menatap wajahnya di cermin yang dipegangnya. Tak ada rasa terkejut, tak ada rasa kecewa, yang ada hanyalah rasa syukur yang teramat dalam. Wajahnya ... sempurna. Tanda lahir dan bekas luka di wajahnya telah hilang, namun wajahnya tetap terlihat alami, seperti wajahnya yang dulu. Bentuk hidungnya tetap sama, matanya tetap indah, dan senyumnya tetap manis.

"Terima kasih, Dokter. Akhirnya, aku cantik," ucap Kamala, air matanya mengalir deras. Ia tak bisa berkata-kata lagi, rasa bahagia dan syukur memenuhi hatinya. Senyum lebar merekah di wajahnya, menyingkapkan deretan gigi putih yang selama ini tersembunyi di balik rasa rendah diri.

Kamala menoleh pada Ganesha yang sedari tadi menatapnya dengan tatapan tak berkedip. "Tuan, saya cantik, 'kan?" tanya Kamala sumringah, suaranya bergetar karena menahan tangis bahagia.

Ganesha tercengang. Jantungnya berdegup kencang, menyerupai drum yang dipukul dengan keras. Untuk pertama kalinya, ia melihat wajah Kamala yang cantik, cantik tanpa ada tanda lahir dan bekas luka yang selama ini menghiasi wajahnya.

"Biasa saja!" jawab Ganesha ketus, suaranya terdengar dingin dan tak ramah. "Masih cantik, 'kan Camelia!" gumam Ganesha pelan.

Kamala tidak ambil hati dengan perkataan tajam Ganesha. Bagaimana bisa Ganesha membandingkan kecantikan Camelia dengan dirinya? Camelia memang cantik, tapi kecantikannya hanya hasil polesan make up. Jika Kamala juga berdandan, ia yakin kecantikannya akan jauh melebihi Camelia.

"Camelia memang cantik, saking cantiknya, matamu sampai buta!" gumam Kamala, senyum mengejek terukir di bibirnya.

Kamala mengalihkan diri, menatap wajahnya sendiri di cermin. Tak henti-hentinya ia mengagumi wajahnya yang kini sempurna. Rasa syukur dan kebahagiaan masih bergelora di hatinya.

Tiba - tiba Kamala turun dari ranjang, lalu berjalan mendekati Ganesha yang duduk di sofa. Tanpa ragu, ia memeluk Ganesha erat, sampai tubuh Ganesha terjatuh ke sofa dan Kamala menindihnya. Ganesha terkesiap, terkejut dengan tindakan Kamala yang tiba-tiba.

Dokter dan Perawat yang sedari tadi menyaksikan adegan itu, segera beranjak keluar. Mereka tidak ingin melihat pemandangan yang tidak pantas, lagipula tugas mereka sudah selesai.

Dalam beberapa saat, Kamala dan Ganesha saling terdiam, mata mereka bertemu, menciptakan percikan api yang tak terjelaskan. Tiba - tiba Kamala tidak sengaja mencium pipi Ganesha dengan lembut, lalu berkata, "Terima kasih atas bantuannya, Tuan. Berkat bantuanmu, saya bisa cantik, dan sekarang saya siap menjadi salah satu wanita tercantik di dunia!" ucapnya dengan percaya diri, suaranya bergetar karena rasa bangga yang membuncah.

Ganesha tercengang, terkejut dengan tindakan Kamala yang tiba-tiba. Ia terpaku, menatap wajah Kamala yang kini memancarkan aura kecantikan yang tak terbantahkan. Apa sebenarnya Kamala gadis nakal yang selama ini terpendam? Atau wanita penuh teka-teki yang baru saja membuka tabir misterinya?

Ganesha memegang pundak Kamala, menariknya untuk duduk di sofa. "Kenapa kamu mencium saya?" suaranya terdengar dingin, menimbulkan rasa gugup di hati Kamala.

Kamala menunduk, sungguh merasa malu karena berani mencium Ganesha. "Maaf, saya reflek!" ucap Kamala, suaranya nyaris tak terdengar. Pipinya memerah seperti buah delima yang matang.

Ganesha menatap Kamala dengan tatapan tajam. "Reflek? Kau yakin?" tanya Ganesha, suaranya sedikit mengejek.

"Yakin. Saya pertama kalinya mencium pria, selain Ayah saya," ucap Kamala, suaranya bergetar. Ini benar - benar pengalaman pertama bagi Kamala mencium pipi pria, dan yang ia cium ternyata Ganesha. Ia mengutuk perbuatannya sendiri.

"Kamu harus belajar untuk mengontrol dirimu, Kamala," ucap Ganesha, suaranya terdengar dingin. "Jangan sampai kamu melakukan hal yang tidak pantas lagi.”

Kamala hanya mengangguk mengerti, wajahnya bagaikan memerah menahan malu. Ia menunduk, menatap lantai, tak berani menatap mata Ganesha.

"Aku akan pergi sekarang," ucap Ganesha, beranjak dari sofa. "Istirahatlah.”

1
Femi Contesa
lanjutkan thor
🌟~Emp🌾
operasi aja bang, klu gak suka. kan punya duit banyak 🤣
Amaryllis zee: Benar sekali
total 1 replies
🌟~Emp🌾
tuh kaan,, walau cuma kuli aja tampang nya udah bikin klepek2 apalagi kuli bohongan 🤣
🌟~Emp🌾
Smoga aja, tukang bangunan jadi kontraktor 🤲😁
Amaryllis zee
He's ready. spirit too
Femi Contesa
the story is really exciting, sis, good luck to the writer, keep updating, okay?
Amaryllis zee
Iya siap. Nanti aku usahakan ....

Terimakasih sudah suka dengan cerita ini
Femi Contesa
ceritanya bagus banget
Femi Contesa
Bagus banget ceritanya tapi tolong dong updatenya jangan cuman 1 bab aja.
kalo bisa 2 atau 3🙏
Amaryllis zee
Gimana, dengan wajah baru Kamala? Apa memuaskan?
Maza
Double up terus thor
Amaryllis zee
Ikut semangat
Amaryllis zee
Aku aja yang buatnya sedih
Amaryllis zee
Namanya, Gamita. Masa Gamati 🙂
Ita Xiaomi
Maaf kk nama neneknya Gamita apa Gamati?
Ita Xiaomi
Sedih😢
Ita Xiaomi
Ayo Ganesha cintai Kamala dgn setulus hati jgn disakiti apalg dikhianati. Bahagiakan Kamala. Semangat.
Maza
Bagus
Baby sakinem
semangat thorr,aku suka sama karyamu.
jangan lama lama up nya dan banyakin up nya pls😭
Amaryllis zee: Ya siap . Jika di semangatin, akunya jadi makin cemangat
total 1 replies
Baby sakinem
seru thor ceritanya sampe bikin penasaran sama asal usul ganesha😭
Amaryllis zee: Kalau penasaran, baca terus ya ...
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!