Mata Super Hebat

"Sudah, aku ada hadiah lain yang ingin aku berikan kepadamu," ucap James kepada Samuel.

"Hadiah apa?" tanya Samuel.

Kemudian James mulai membawa Samuel menuju ke luar rumah. Setelah berada di luar rumah, mereka bertiga langsung menuju ke sebuah garasi mobi. Di sana terlihat sebuah mobil sport berwarna merah yang terlihat begitu keren.

"Samuel kamu adalah penolongku, mobil ini aku berikan untukmu," ujar James sambil menunjuk ke arah mobil.

"Apakah anda serius?" tanya Samuel.

"Ya ini hanya hal kecil bagiku, jika di bandingkan dengan pertolonganmu ini sama sekali tidak seberapa," jelas James.

Samuel tidak menyangka hanya dalam waktu singkat saja James sudah menjadi begitu kaya, sehingga bisa memberikannya sebuah mobil sport mewah.

Samuel yang memang menginginkan sebuah mobil, juga langsung menerimanya dengan senang hati.

Setelah itu Samuel berpamitan untuk kembali ke rumah dengan menggunakan mobil sport mewah yang telah di berikan oleh James.

Samuel hari ini ada sebuah kegiatan yang harus dia lakukan yaitu mengajak Sandra untuk pindah ke rumah barunya.

Dalam perjalanan menuju ke rumah, Samuel masih sangat kagum dengan interior mobilnya yang terlihat begitu mewah. Hingga tidak lama kemudian dirinya sudah sampai di rumah.

Suara raungan garang dari mobil Samuel, membuat Sandra yang sedang duduk di toko menjadi kaget.

Sandra yang melihat Samuel turun dari mobil menjadi terkejut, segera Sandra berjalan menghampiri Samuel.

"Samuel ini mobil siapa?" tanya Sandra sambil melihat ke arah mobil.

"Mobil ini milikku," jawab Samuel.

Sandra tidak menyangka adiknya bisa memiliki mobil semewah ini.

"Kak hari ini aku ingin membawa kakak untuk pindah ke rumah baru."

"Baiklah kalo begitu kakak mau berkemas dulu."

"Tidak perlu membawa banyak pakaian, karena aku ingin mengajak kakak berbelanja."

"Tapi...?" Sandra tidak mau Samuel terlalu boros menghabiskan uang untuk dirinya.

Sandra tahu jika Samuel baru saja memenangkan lotre, tapi dirinya sudah membeli rumah dan bahkan mobil mewah. Jika tidak berhemat Sandra khawatir uang yang di miliki Samuel akan segera habis.

"Kakak tenang saja, aku sama sekali tidak kekurangan uang."

Setelah itu Sandra juga langsung berkemas-kemas. Sandra hanya membawa barang-barang yang di anggap penting saja.

kemudian setelah Sandra selesai, mereka mulai pergi dari rumah itu menggunakan mobil sport milik Samuel.

Samuel langsung membawa Sandra menuju ke sebuah mall untuk berbelanja terlebih dahulu sebelum pergi ke rumah barunya.

Mereka pun telah tiba di salah satu mall terbesar di kota ini. Mereka berdua mulai berjalan masuk ke dalam mall.

Karena usia mereka yang hanya beda 2 tahun saja, Samuel dan Sandra justru terlihat seperti sepasang kekasih di bandingkan adik dan kakak. Samuel begitu terlihat tampan dan juga Sandra sangat cantik dan menarik.

"Kak kamu selalu membelikan ku baju dan sepatu baru, bahkan sudah beberapa tahun kamu tidak pernah membeli untuk diri sendiri," ujar Samuel.

"Kali ini giliran ku untuk membelikan semuanya," sambung Samuel.

Mereka mulai berjalan dan masuk ke dalam sebuah toko yang menjual berbagai macam barang seperti pakaian dan sepatu.

Terlihat banyak sepatu dan pakaian wanita dengan berbagai macam merek ternama di toko itu. Di setiap barang terdapat logo harga yang bernilai jutaan.

"Samuel barang-barang di sini terlalu mahal, kita ketempat lain saja," Sandra memegangi bahu Samuel.

"Kakak tidak perlu memikirkan itu, kakak cukup pilih mana yang kakak suka!"

"Ayo kak," Samuel mendorong pundak Sandra memaksanya untuk memilih sepatu yang dia sukai.

Sandra juga menuruti Samuel dan mulai memilih pakaian yang dia sukai. Setelah beberapa saat Sandra mulai mencoba pakaian yang sudah dia pilih.

"Hah apa ini bagus?" ucap Sandra di depan cermin yang berada di ruang ganti.

Setelah itu Sandra mulai keluar dari ruang ganti untuk meminta pendapat dari samuel.

"Samuel apa ini terlalu terbuka?" tanya Sandra yang sudah menggunakan sebuah gaun berwarna hitam sehingga membuatnya begitu cantik.

"Apa yang kakak pakai pasti terlihat bagus," jawab Samuel.

"Kalo yg ini Samuel?" Sandra telah berganti pakaian dengan menggunakan sebuah gaun berwarna putih.

Kulit putih dari Sandra yang di balut sebuah gaun berwarna putih, membuatnya terlihat seperti seorang putri.

"Wah kakak sangat cantik," puji Samuel.

Mendengar pujian dari samuel ini, Sandra terlihat malu dan pipinya memerah.

Namun tiba-tiba saja Samuel melihat sosok seorang pria yang dia kenal sedang bersama seorang wanita. Pria itu terlihat sedikit tua dengan perut yang buncit, sementara wanita di sebelahnya masih begitu muda dan seksi.

"Denada," ujar Samuel sendiri.

Denada adalah manager di tempat kerja Samuel dulu. Samuel sering di tindas olehnya, bahkan Samuel sampai di pecat itu juga karena ulahnya.

"Denada kamu berani muncul di hadapanku?" Samuel seketika menjadi kesal mengingat semua perlakuannya.

Denada tampak terkejut melihat di depannya sudah ada Samuel. Denada masih mengingat tinju Samuel yang begitu keras mengenai wajahnya dahulu. Karena itu jugalah Denada memanfaatkan kekuasaannya untuk dapat membuat Samuel di pecat.

Denada yang terlihat ketakutan mulai mundur kebelakang dan bersembunyi di balik wanitanya.

"Tempat ini di jaga oleh satpam coba saja jika kamu berani," ujar Denada sambil menunjukkan ada satpam di sekitar mereka.

"Jika seperti ini aku tidak boleh gegabah, tempat ini begitu ramai, aku tidak boleh membuat masalah," pikir Samuel dalam diam.

Melihat Samuel yang hanya diam saja, Denada yakin Samuel tidak akan berani berbuat sembarangan di sini.

"Minggir aku kesini untuk membeli pakaian!" teriak Denada yang sudah ada di depan Samuel.

"Apa kamu ingin menghalangi bisnis orang di sini?" sambung Denada dengan keras agar orang-orang dapat mendengarnya.

"Aku datang untuk membeli pakaian, jika kamu masuk maka bisa lewat samping," jawab Samuel dengan tenang.

"Haha kamu si miskin ingin membeli pakaian di sini?" Denada tertawa.

Denada masih menganggap Samuel seperti yang dulu dan tidak mengetahui apa yang telah terjadi dengan Samuel yang sekarang.

Namum tiba-tiba saja Sandra yang berada di dalam kini sudah keluar dengan membawa beberapa bungkusan pakaian.

"Samuel aku sudah selesai, bagaimana cantik tidak?" Sandra keluar dengan sudah mengganti pakaian yang baru.

"Cantik," jawab Samuel melihat kakaknya terlihat begitu senang dan ceria.

"Cantik," Denada yang berada di sana, juga langsung menjawab secara spontan.

Denada melihat Sandra begitu sangat cantik sehingga membuatnya terpesona.

"Tuan Denada apa cantiknya wanita itu, aku jauh lebih cantik darinya," ucap wanita sambil merangkul tangan Denada.

Wanita itu terlihat begitu kesal, mendengar Denada mengatakan wanita lain cantik di depan dirinya.

"Hem iya kamu cantik, kamu cantik," Denada segera menyembunyikan kekagumannya kepada Sandra.

Denada mulai menceritakan kepada wanita di sebelahnya bahwa Samuel adalah mantan anak buahnya yang sangat miskin. Denada begitu benci kepadanya karena Samuel pernah memukul wajahnya.

Kemudian Denada melihat Samuel yang sedang mengobrol dengan Sandra menjadi kesal. Denada mengira Sandra yang begitu cantik adalah kekasih dari Samuel.

"Si miskin ini sungguh beruntung," pikir Denada.

"Aku mau bayar!" ujar Samuel sambil mengeluarkan sebuah kartu bank.

"Baik tuan totalnya jadi 150 juta," jawab penjaga toko.

"Si miskin ini pintar sekali berakting, kita lihat bagaimana dia membayarnya," Denada meremehkan Samuel.

"Tidak ada modal jangan berpura-pura," teriak wanita Denada.

Wanita Denada ini bernama Tina, Tina yang mengetahui bahwa Samuel hanya seorang pria miskin, merasa jijik melihat gaya Samuel hendak membayar pakaian seharga 150 juta.

Samuel sama sekali tidak menghiraukan ucapan mereka, dan mulai menggesekkan kartu bank miliknya pada mesin pembayaran.

"Tit, pembayaran berhasil."

Sontak saja Denada dan Tina menjadi terkejut dengan hal itu.

"Sialan pembayarannya berhasil," wajah Denada tampak kaget.

"Bukankah pria ini miskin dari mana uangnya?" Tina juga terkejut apalagi nilai pakaian itu adalah 150 juta.

"Ayo kita pergi Samuel!" ajak Sandra merangkul tangan Samuel.

Mereka sama sekali tidak menganggap Denada dan Tina.

"Tuan Denada kalung itu begitu cantik, aku menginginkannya," ucap Tina dengan keras menunjuk ke sebuah kalung yang berada di dalam toko.

Toko kalung itu terletak tepat di sebelah toko pakaian tempat Samuel belanja sebelumnya.

Tina mengatakan dengan keras agar Samuel dan Sandra dapat mendengarnya.

"Baik beli," jawab Denada dengan sombong.

"Tuan Denada sangat royal, aku sangat mencintaimu," ujar Tina.