NovelToon NovelToon
Ancaman Hasrat Tuan Duda

Ancaman Hasrat Tuan Duda

Status: sedang berlangsung
Genre:Duda / CEO / One Night Stand / Ibu Pengganti / Pengganti / Pengasuh
Popularitas:20.4k
Nilai: 5
Nama Author: Haasaanaa

Zira terjebak dalam tawaran Duda saat dimalam pertama bekerja sebagai suster. Yang mana Duda itu menawarkan untuk menjadi sugar baby dan sekaligus menjaga putrinya.
Zira yang memang sangat membutuhkan uang untuk biaya kuliah dan juga biaya pengobatan bibinya terpaksa menerima tawaran gila itu.

"Menjadi suster anakku maka konsekuensinya juga mengurus aku!" Ucap Aldan dengan penuh ketegasan.

Bagaimana cara Zira bertahan disela ancaman dan kewajiban untuk mendapatkan uang itu?

follow ig:authorhaasaanaa
ada visual disana.. ini Season Dua dari Pernikahan Dadakan Anak SMA

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Haasaanaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

00028

Zira tidak mampu menjawab pertanyaan Aldan, ia terlalu lemas dan tidak berdaya untuk melakukan itu. Tubuh Zira bersandar pada kepala ranjang, menatap langit-langit kamar yang seakan memutari dirinya. 

“Kau demam? Beginilah kalau sepanjang hari tadi kau habiskan dengan Rey, sekarang lihat apa yang terjadi padamu!” Sempat sempatnya Aldan malah mengomel kepada Zira yang bahkan terlihat lemah sekali. 

Zira tidak menjawab apapun, hanya saja perlahan rebahan dengan posisi membelakangi Aldan. Tangan Zira memegang erat selimut, ia menangis sebenarnya. 

“Beginilah akibatnya kalau membangkang pada suami, sakitkan? Sekarang siapa coba yang repot, huh!” Aldan tetap lanjut mengomeli Zira yang menangis itu. 

Hati Aldan sangat terusik melihat Zira dalam keadaan seperti itu, ia berdecak karna perasaan seperti ini sangatlah tidak enak. Aldan mengambil ponselnya untuk menelepon dokter pribadi keluarga Matthew. Sambil mengambil pakaian tidak terpakai untuk mengelap bekas muntahan Zira. 

“Datang segera ke Mansion ku, istriku sedang demam. Disertai mual juga, sepertinya masuk angin itulah penyebabnya.” ucap Aldan kepada dokter itu disebrang telepon

Sekalipun masih dalam keadaan yang sangat sulit untuk fokus, Zira dapat mendengar jika Aldan sedang berbicara dengan seseorang. Perlahan Zira berbalik badan, disaat itulah ia melihat Aldan yang tanpa jijik membersihkan bekas muntahannya. 

“Tuan..” Zira memanggil dengan suara yang sangat lemah. 

Aldan mendengar panggilan Zira, tapi hanya diam termenung menatap Zira saja. Lalu, melangkah pergi menuju keluar dengan membawa kantong plastik. Sepertinya akan membuang lap untuk mengelap bekas muntah Zira tadi. 

“Dia masih marah..” Zira menjadi tidak enak hati sendiri, tapi untuk menjelaskan semuanya apa yang sebenarnya terjadi. Zira sudah sangat lemah untuk melakukan itu, ia hanya bisa diam pasrah dengan segala rasa sakit yang menyerang tubuhnya. 

Sementara itu Aldan membuang kantong plastik itu ditempat sampah, ia menatap kearah mobil Liam yang mutar balik. 

“Ada apa, Tuan? Kenapa kau memanggilku lagi?” tanya Liam, ia turun dari mobil dengan perasaan kesal. 

“Zira sakit, ini semua karena tebakanmu. Akibatnya Zira sakit beneran,” ucap Aldan dengan tangan bersedekap didada menatap malas Liam. 

Tentu saja Liam menatap Aldan bingung. “Lalu, kenapa kau malah_”

“Sebaiknya berikan dia air hangat sana,” Perintah Aldan yang mana membuat Liam bingung. 

“Ha, aku?”

“Iya! Aku tidak ada waktu, banyak segala hal yang harus kukerjakan.”

“Apa, Tuan? Bukannya semua juga udah beres?”

“Jangan bawel! Aku akan membuat air hangat serta bubur untuk menghangatkan perutnya. Dia muntah terlalu banyak tadi, pasti perutnya kosong. Jadi aku mau kau berikan semua itu padanya,” ucap Aldan panjang lebar kali tinggi. 

Ekspresi dari Liam saja sampai ternganga mendengar semua yang Aldan katakan. Sudah jelas dari cara bicara ataupun mimik wajah Aldan, jika sebenarnya pria itu sedang mengkhawatirkan Zira. Hanya saja kegengsian itu benar-benar tinggi, tidak akan Aldan melakukan semua itu untuk memperlihatkan kekhawatirannya kepada Zira. 

~

Aldan sudah selesai membuatkan air hangat serta bubur, ia menaruhnya dinampan lalu memberikan semua itu kepada Liam. Tentu saja Liam bingung, ia harus bicara apa dengan Zira. 

“Kalau Nona bertanya, kenapa aku yang membawa semua ini gimana, Tuan?” tanya Liam dengan sangat serius. 

“Katakan saja ini semua perintah dari dokter itu sebelum sampai untuk memeriksa dia. Sudahlah, pandai-pandai kau saja. Tapi, ingat..” Aldan menatap serius Liam yang menatapnya penuh kesal. 

“Jangan terlalu memperhatikan wajah Zira, mengerti?”

“Ah iya mengerti, Tuan!” Liam menghela napas panjang, ia tidak mengerti mengapa juga Aldan sangat gengsi seperti itu. 

“Bukankah seharusnya kau saja Tuan yang memberikan bubur serta air hangat ini?” tanya Liam, ia ingin tahu sampai mana cara Aldan menyembunyikan semua kekhawatiran itu. 

“Cepat pergi sana!” Aldan tidak menjawab pertanyaan Liam malah mendorong tubuh pria itu untuk segera pergi melanjutkan perintahnya. 

Padahal juga Liam pergi diiringi dengan Aldan dibelakangnya, tidak tahu apa maksud pria itu. “Kenapa kau mengikutiku, Tuan?” tanya Liam dengan sangat sengaja. 

“Aku hanya ingin memastikan kalau kau tidak macam-macam pada istriku,” Jawab Aldan cepat dengan ekspresi tenangnya. 

Liam mengangguk saja. “Seolah aku baru mengenalmu kemarin, Tuan. Aku sudah mengenalmu dari masa kecil, sudah pasti aku tahu hal apa yang sedang kau sembunyikan itu.” gumam Liam didalam hati. 

Disaat Liam ingin membuka pintu, tangan Aldan menghentikan aktivitasnya. “Dengar, kau tidak boleh melihat wajah Zira. Hanya memberikan semua itu lalu pergi, mengerti?”  Peringatan Aldan kepada Liam yang mengangguk mengerti saja. 

“Ribetnya ya Tuhan!” Liam seakan menjerit didalam hati, bagaimana bisa ia tidak menatap Zira nanti selama memberikan semua ini. 

Liam tidak mau memikirkan apapun, ia membuka pintu kamar. Disaat itulah mata Liam melihat Zira yang duduk bersandar pada kepala ranjang, menatap kearah jendela yang menampilkan cahaya rembulan. 

“Permisi, Nona..” Suara Liam membuat Zira terkejut. 

Zira menoleh ke asal suara, ia melihat Liam yang berjalan menuju kearahnya membawa nampan berisi mangkuk dan gelas. 

“Aku membawakan bubur serta air hangat ini untukmu, kata dokter.. Sebelum dia datang sebaiknya kau makan dan minum air hangat dulu,” jelas Liam. 

Pria itu meletakkan nampan itu kepada Zira, lalu ingin segera pergi karna itulah perintah Aldan. 

“Kau yang membuat semua ini?” tanya Zira dengan suara yang sangat lemah. 

Bahkan Liam langsung berbalik badan, disaat itulah Liam menemukan tatapan sedih dari Zira sambil memakan bubur hangat itu. Liam tidak menjawab, hanya diam karna bingung. 

“Bahkan disaat seperti ini dia masih egois dan marah, tidak mau mendengarkan apa yang ingin aku jelaskan. Aku merasa benar-benar seakan menjadi debu didalam kehidupannya,” ucap Zira sambil menangis. 

Seakan apa yang Zira rasakan teramat sakit, menangis dalam keadaan makan adalah part paling menyakitkan dalam hidup. Liam bingung harus mengatakan apa kepada Zira, ia tidak mau malah ikut campur dan menyebabkan Aldan mengamuk nanti. 

“Sebenarnya Tuan Aldan sangat mengkhawatirkanmu, Nona. Aku dapat melihat semua itu dari cara dia memasak bubur, dan hal lain. Terakhir aku melihat ekspresi dan sikap seperti itu ada pada Tuan hanya ada pada saat mendiang Nona Alya sakit.” Gumam Liam didalam hati. 

Liam hanya menunduk hormat saja kepada Zira, lalu melangkah pergi meninggalkan wanita itu seorang diri. Kembali Liam menutup pintu dengan sedikit pelan, disaat itulah Liam terkejut karena ternyata Aldan menunggu dengan bersandar pada dinding sebelah pintu kamar. 

“Berapa kali kau menatap istriku, Ha? Tidak dengar apa yang aku katakan tadi.. Jangan sesekali menatap istriku terus menerus!” Aldan memarahi Liam dengan tatapan yang sangat tajam. 

1
Delvyana Mirza
Zira sakit Aldan,buka la pintu hatimu tuk dia,lamjuut thor,
💗AR Althafunisa💗
Oh... seperti itu, siapa yg ditinggal mati bininya ape 7 tahun ga bisa move on. Mau ditinggal lagi emang ah... 😡😡😡
Yuni Sbyi
kalo udah cemburu mah susah bawaan nya ingin marah aja,,gk tau bagaimana kondisi si zira
mbok Darmi
kata nya matipun ngga peduli yg sudah ngga usah dok perhatian dasar duda gendeng mau menang sendiri
Delvyana Mirza
Lama2 Kamu lucu lho,,thor buat la Zira agak peminim jangan ikutan Arogan gitu,
💗AR Althafunisa💗
Ngakakkk... 🤣🤣🤣
💗AR Althafunisa💗
🤣🤣🤣🤣🤣🤣😭😭
Delvyana Mirza
Aldan kamu itu ya,kasihan melihat Zira ma Aila di kasari terus,lapan kamu itu tobat nya jangan suka ketus2 kalau ngomong ntar fi tinggsl pergi baru rasa,
Delvyana Mirza
lanjuuut thor
Nafisa Aprilia
Kecewa
Ig:authorhaasaanaa: hei ini belum tamat loh! kenapa kamu kecewa, kenapa? ada masalah hati apa gitu? jangan rada-rada deh☺
total 1 replies
Uthie
baru mampir 👍♥️
💗AR Althafunisa💗
Lanjut ka 😍❤️
💗AR Althafunisa💗
Ceritanya keren 👍
💗AR Althafunisa💗
😭😭😭😭😭😭😭😭 sakit hati banget aku.
💗AR Althafunisa💗
Itu si Aldan mau nya diapain ya, kejam banget sama anaknya 😡😭
💗AR Althafunisa💗
aku koq sedih bangettt ya 😭😭😭😭😭😭😭😭
💗AR Althafunisa💗
Aku koq kasihan sama Aila ya, ga diperhatiin banget 😭😭😭
Delvyana Mirza
Itu suami nya Rey,hati2 dia itu kata Zira duda tantrum lho,ksmu harus was2 ya,
Nurjanah Abdullah
aku vote...semangat kak....
Ig:authorhaasaanaa: wah terimakasih yaaa🥰
total 1 replies
LISA
Aq mampir Kak
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!