Duda Dingin Jatuh Cinta Lagi

"Kay, perempuan yang mabok itu cantik banget, ya, sampe lo.mau maunya mengantarnya pulang?" Eriel mulai lagi dengan pertanyaan menjengkelkan hati Kaysar.

Kali ini mereka sudah nongkrong di kafe yang lokasinya ngga jauh dari gedung perusahaan Kaysar.

Saat ini Nathan, Jeff dan Fazza sudah ikut bergabung.

"Serius Kaysar nolongin perempuan mabok?" kerjap Nathan ngga percaya.

Perasaan udah lama ngga ngga suka perempuan?

Sekarang udah waktunya?

Nathan tau sekali kalo Kaysar suka mangkir dari kencan yang direncanakan Om Kenan. Dia pernah dengar curhatan Om Kenan pada daddynya.

"Aku takut pedangnya bakal tumpul," komen daddynya seenaknya waktu itu.

Dan Om Kenan dengan geram menimpuk kepala daddynya dengan tongsis milik istrinya.

"Kapan?" Jeff ikutan nanya. Ini good news.

"Tadi malam." Zayn yang malah menjawab.

"Tadi malam bukannya dia sama kita?" Nathan ngga habis pikir.

"Dia, kan, pulang terakhiran," sinis Eriel menuang bensin. Biar terbakar sekalian.

Fazza ngga bersuara, sepasang matanya menyorot kecewa pada Kaysar. Ngga nyangka Kaysar kembali seperti dulu, waktu belum menikah dengan Umayra.

"Gila, lo, Kay. Ngga bakal direstui lah. Kamu ngga kasian dengan Ziza? Anak itu udah dididik dengan benar, jangan sampai dkasih pengaruh yang ngga baik," kecam Nathan gedeg dan khawatir.

Kalo Kaysar mulai gila kayak dulu lagi, dia akan ajukan dirinya dan Zoya jadi orang tua asuh Ziza.

"Memang parah dia," kompor Eriel.

'Hei, hei, kalian salah paham," agak panik juga Kaysar mendapat serangan celaan tiada henti dari sahabat sahabatnya

"Salah paham bagaimana? Seno bohong, gitu?" ketus Eriel lantang. Dia memang ahlinya memprovokasi.

Seno lagi. Awas aja, bakal aku kirim ke afrika dia, biar dimakan singa liar di sana, geram Kaysar membatin.

Jika saja mulut Seno ngga terlalu lemes, hal ini ngga akan terjadi. Dia ngga akan dituduh macam macam.

"Coba jelaskan. Aku ingin tau yang sebenarnya." Akhirnya Fazza membuka mulut juga.

Kaysar pun menceritakan kejadiannya dari awal hingga akhir dengan tatapan super betenya pada Eriel.

"Oooh.... Tapi bener kamu ngga ngapa ngapain gadis itu? Bukannya dia pingsan katamu tadi," tuding Eriel ngga percaya dan suaranya terdengar meremehkan.

"Sialan, loh. Aku jahit juga mulut bengekmu itu," umpat Kaysar geram.

"Huh! Hanya kamu dan Tuhan saja yang tau," caci Eriel ngga takut dengan api kemarahan Kaysar yang sudah berkobar di sepasang matanya.

"Bags at---"

"Tenang, Kay," potong Nathan sambil menahan bahu Kaysar yang sudah akan bangkit dari duduknya. Kelihatannya akan ada adegan gelut kalo ngga cepat dicegah.

"Sudahlah. Kalo misalnya Kaysar ngapa ngapain perempuan mabuk itu, pasti saat ini dia sudah mencari Kaysar," lerai Fazza menengahi karena melihat rahang Kaysar sudah mengeras.

"Ya, tunggu aja," nyiyir Eriel tetap ngga peduli dengan apa yang akan terjadi

"Bisa aja ngga dicari. Kayak kasus Eriel sama Edna. Edna ngga tau, kan, karena Eriel ngga pernah mau ngaku dulu," ejek Jeff seolah membela Kaysar.

"Kamu harusnya ngaca sebelum nuduh aku macam macam," geram Kaysar.

"Masalah aku beda--."

"Jelas bedalah. Kaysar bukannya yang ngasih minuman memabukkan buat cewe itu. Tapi kamu malah sengaja ngeracun Edna. Kalo kamu ngga lupa," timpal Nathan memotong. Untung mereka berada di ruang privat. Kalo engga pasti sudah jadi tontonan.

Wajah Eriel mengelam. Ngga suka dia kalo masa lalunya diungkit ungkit Lagian sekarang dia sudah tobat dan jadi suami dan ayah yang bertanggungjawab untuk Edna dan ketiga anaknya.

Tapi mungkin dia salah juga karena terlalu memojokkan Kaysar. Hanya saja dirinya ngga percaya kalo Kaysar bisa menahannya setelah bertahun tahun lamanya ditinggal Umayra

"Sorry, Kay. Aku hanya ngga mau kamu salah pilih. Aku juga mengkhawatirkan, Ziza. Kita semua sayang Ziza," ucap Eriel dengan raut menyesalnya karena terlalu menggebu gebu menuduh Kaysar.

Amarah Kaysar seketika menguap. Dia sudah paham watak Eriel, cuma tadi sempat kesulut saja. Memang kalo sudah membicarakan pengganti Umay, Kaysar akan lebih cepat emosi.

Lagi pula akhir akhir ini orang orang di sekitarnya gencar membicarakan pengganti Unay dan ibu bagi Ziza.

"Ngga apa apa. Aku aja yang baper," kekeh Kaysar meredakan ketegangan.

Eriel tersenyum lega karena langsung dimaafkan.

"Memang kamu sukanya baper, Kay," ejek Zayn tergelak. Lega juga karena pertengkaran mulut keduanya ngga berkembang jadi adu gelut.

Fazza, Jeff dan Nathan pun tegelak juga.

Kaysar-Eriel sudah biasa seperti itu. Berdebat bahkan sampai gontok gontokan, tapi ngga lama kemudian berbaikan dan langsung lupa dengan apa yang mereka ributkan.

"Kepalaku pusing karena semua orang selalu saja membahas ibu baru buat Ziza. Bahkan Ziza ngasih tau ada temannya yang ngga punya daddu dan minta aku jadi daddynya," curhat Kaysar dalam kekehannya. Tangannya memijat kepalanya.

"Geblek," tawa Eriel ngakak. Zayn dan Jeff juga.

Ada ada aja, batin mereka.

"Apa jawaban Ziza?" Nathan jadi ingin tau jawaban polos anak Kaysar.

"Ditolak lah. Ziza udah punya banyak mami katanya."

Kembali mereka tertawa berderai, sangat lama. Mulai mengerti dengan situasi aneh Kaysar.

"Kadang aku berpikir..... Ziza memang ngga butuh mami baru," ucap Kaysar setelah tawa mereka reda juga.

Hening. Mereka tau ucapan itu terdengar pahit dan getir sekali.

Kaysar memang belum siap atau ngga akan pernah siap mencari pengganti Umay.

Fazza menepuk pelan bahunya.

"Malik udah kangen sama kakak cantiknya."

Kaysar tersenyum. Malik anak Fazza dan Vanda. Sekarang baru berumur tiga tahun. Anak itu cukup manja dengan Ziza.

"Kapan kita liburan. Aku baru beli yacht," tawar Kaysar. Dia sudah ingin diving dan memancing saja.

"Minggu depan boleh juga," sahut Eriel cepat. Dia akan mengubah semua jadwalnya agar minggu depan bisa bersenang senang.

"Yah, aku juga bisa," sambut Jeff.

"Sipplah. Nathan, Fazza, Zayn, awas kalo ngga bisa," kekeh Kaysar pura pura mengancam.

"Pasti bisa lah. Oke. Minggu depan, ya." Nathan yang menyahut. Fazza dan Jeff pun mengangguk seolah menyatakan oke dengan jawaban Nathan.

"Eh, aku harus kembali ke kantor," ucap Fazza setelah melihat jam di pergelangan tangannya. Sudah hampir satu jam mereka ngopi dan makan snack ringan.

"Oh iya." Nathan, Zayn, Eriel, dan Jeff juga sama melihat jam di pergelangan tangan mereka.

"Ya, udah. Aku juga mau ada meeting," balas Kaysar sambil bamgkit dari duduknya.

Di saat itu tatap matanya melihat sosok yang seperti dia kenal sedang berjalan keluar dari kafe ini. Sendirian.

"Bukannya dia gadis mabok itu?" gumamnya pelan. Mungkin kalo Kaysar ngga melihat foto ukuran gede gadis itu di apartemennya, Kaysar ngga akan ingat

Untung sahabat sahabatnya ngga memperhatikan tingkahnya barusan.