Apa yang akan kamu lakukan saat satu-satunya keluargamu menjadikanmu sebagai pelunas utang? Apakah kamu akan menerima?
Menikah atas dasar perjanjian akankah berakhir bahagia?
Ini adalah kisah fiktif berdasarkan karangan author semata. Jika nama, tempat, dan latar memiliki kesamaan berarti hanya kebetulan semata...
Salam hangat, Sky Anggara
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon skyanggara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MKP Chap 23 “Menjelang Pernikahan”
Mendengar pertanyaan Tania membuat bu Tuti diam membatu. Dahinya mengerut sembari kembali mengulang pertanyaan Tania.
“Bapak punya pacar?” Tanya bu Tuti memperjelas.
Dengan spontan Tania mengangguk.
“Sejauh ini bapak ndak pernah bawa perempuan lain masuk ke dalam rumah, Wong ibu iki perempuan pertama yang dibawa kesini.” Jelas bu Tuti mantap.
Maksud Tania itu apakah Arya sedang dekat dengan perempuan lain tetapi sepertinya bu Tuti sedikit salah mengerti maksud pertanyaannya.
“Tapi dulu pernah sebelum saya ngikut sama bapak dan tinggal di rumah nyonya, keluarga besar bapak waktu itu sempet jodohin bapak sama temen bisnisnya gitu. Saya tuh juga heran bu, wong cilik koyok ngono udah dijodohin.” Jelas bu Tuti.
Mendengar penuturan bu Tuti membuat Tania terdiam lagi. Jika memang benar Arya telah dijodohkan sejak kecil, harusnya ia menikah dengan gadis itu bukan? Atau jangan-jangan.....
“Pak Arya duda, Mbok??” Tanya Tania spontan.
“Astagfirullah, bu....” Kaget bu Tuti dengan mengelus dada pelan.
Bu Tuti jadi heran mengapa gadis muda ini bisa menanyakan hal konyol seperti itu.
“Ibu iki loh nanyanya bikin saya jantungan. Bapak masih bujang, belum nikah masa udah duda sih haha...” Ujar bu Tuti dengan tertawa terbahak-bahak.
“Kalo bapak tau ibu nanya gini bisa ngambek seharian haha...” Lanjut bu Tuti masih dengan tawanya. Air mata bahkan keluar dari kedua bola matanya.
Tania sedikit mengerucutkan bibir mendengar penuturan bu Tuti. Dia hanya melontarkan pertanyaan yang terlintas di pikirannya.
“Ihh... Mbok udah ihh... Kan saya cuma nanya.” Ujar Tania dengan sedikit merengek kesal.
“Haha... Ibu iki lucu loh... Bisa-bisane nanya bapak duda atau bukan....”
“Ya abisnya Mbok bilang kalo Pak Arya dulu pernah di jodohin sama orang tuanya. Kan logikanya aja harusnya dia nikah sama orang yang dijodohin kan kok malah nikah sama saya.” Jelas Tania menyampaikan kebingungannya.
Bu Tuti pun mulai memikirkan penjelasan Tania. Tapi segera ia menggeleng-gelengkan kepalanya dan tak terlalu mengambil pusing.
“Udah... Sing penting ibu udah ditakdirin buat nikah sama bapak. Saya percaya ibu orang baik dan pasti selalu ada buat bapak. Percaya sama saya bu, bapak itu orangnya juga baik dan penyayang. Luarnya aja yang kaku tapi asline baik tenan.” Ucap bu Tuti sembari memegang erat kedua tangan Tania.
Bu Tuti paham jika gadis muda ini tengah memikirkan apa yang ia katakan tadi.
“Kan bentar lagi ibu nikah sama bapak, jadi ibu fokus ke situ aja. Ndak usah mikir yang lain. Serahin semua sama gusti Allah.”
“Eh iyaa... Pak Arya ada ngomong ke mbok soal pernikahan gak? S-soalnya kan lusa udah hari H tapi saya gak dikasih info apa-apa.” Tanya Tania.
Bu Tuti jadi senyum-senyum sendiri melihat kerisauan gadis muda ini.
“Ibu ndak usah banyak pikiran. Masalah pernikahan itu wes udah di atur sama pak Rio dan nanti ibu terima beres aja.”
“Pasti ibu nanya gini gara-gara ndak ada yang datang dekor kan di rumah? Terus bapak juga ndak pulang-pulang terus ndak ngasih kabar ke ibu jadi ibu kepikiran kan? Ibu tenang aja pokoknya, semua udah disiapin sama bapak.” Lanjut bu Tuti menenangkan.
Mendengar hal itu membuat Tania tak bisa bernafas lega. Itu berarti pernikahannya akan benar-benar terjadi lusa mungkin??
Apakah ada kesempatan dirinya untuk bisa bertemu dan berbincang mengenai perkuliahannya?
Aishh memikirkannya saja membuat Tania semakin pening.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
