Kiara Larasati terpaksa menikahi lelaki yang tak dikenal karena sebuah salah paham salah satu warga desa yang melihat Kiara d cium seorang lelaki bule dalam keadaan seluruh pakaiannya basah
Elvano yang berkunjung d vila keluargnya sedang menikmati pemandangan air terjun melihat seseorang tenggelam jiwa heroiknya memaksa dia untuk menolong dan berakhir menikahi gadis yang dia tolong
bagaimana kisah percintaan mereka, ikuti terus kisahnya ya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon etha anggra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 20
"Kia?" ucap Elvano, otaknya Masih bergerilya jawaban apa yang akan dia berikan pada dua sahabatnya itu.
"Ooh Kia??" di angguki oleh kedua temennya.
"Dia itu kucing" jawab Elvano sekenanya.
"What!!" pekik Simon dan Daniel bersamaan. Masih tidak yakin dengan ucapan Elvano.
Tatapan keduanya masih terpaku pada Elvano.
Elvano yang di tatap pun meletakkan kaleng softdrink di meja
"Jadi Kia itu nama kucing Persia milik mom Anna yang ada di Vilaku, biasanya dia tidur di ranjangku" ucapnya sambil tertawa dalam hati, menertawakan keb*d*han dua sahabatnya "Kiara kucing betinaku yang manis oh Aku merindukan ya" gumamnya dalam hati.
"ooo" jawab Daniel dan Simon bersamaan. Daniel kembali melanjutkan memasak nasi goreng yang hampir selesai.
Daniel menyendokkan nasi goreng ke dalam sebuah piring dan membawanya di meja makan, dia memakan lahap nasi goreng buatannya yang kelihatan menggoda.
Simon menelan ludahnya melihat Daniel makan dengan lahap.
"Niel! Kau membuat nasi goreng buatmu sendiri" ucap Simon pandangannya masih pada nasi goreng di piring Daniel.
"Kau mau?" Tanya Daniel dan diangguki Oleh Simon.
"Nih!" Daniel hendak menyuapkan sendoknya ke mulut Simon, begitu Simon membuka mulut Daniel menyuapkan ke mulutnya sendiri.
"Bikin sendiri" ucapnya tanpa dosa
"Si Alan kau" maki Simon melempar bungkus snack ke arah Daniel dan berjalan menuju kulkas mencari snack lagi.
"Kau juga mau?" Tanya Daniel pada Elvano.
"Ck kau itu masak di rumahku memakai bahan-bahanku tapi kau makan sendiri" Elvano berdecak dan menghabiskan minumannya.
"Ck! Kau itu jangan perhitungan, ambil sendiri tuh masih ada di atas kompor kalau mau" ucap Daniel lalu melanjutkan makannya lagi.
Elvano berjalan ke dapur dan benar saja masih ada sisa nasi gorengnya, sebenarnya dia juga tergoda tapi Elvano bukan Simon yang akan menunjukkan secara terang-terangan..
"Bro.. Bro..broo! Bagi dua" serobot Simon yang sudah memegang piring di tangannya dan mengambil bagian paling banyak.
Elvano hanya menggelengkan kepala melihat tingkah sahabatnya itu.
Dan mereka pun makan bertiga di apartemen Elvano.
Tiga hari berlalu malam ini Elvano berangkat ke pesta ulang tahun Belva yang di adakan di Ballroom Grand hotel,
Belva tersenyum menyambut kekasih yang sudah beberapa bulan tidak pernah bertemu.
"Hai babe! Aku merindukanmu" Belva memeluk Elvano dan mencium pipinya.
Elvano hanya tersenyum dan memberikan bunga untuk calon mantan kekasihnya.
"Aku sangat bahagia Kau datang babe, maaf aku tidak bisa sering-sering menghubungimu, kau tau sendiri pekerjaanku" ucap Belva sambil menggandeng Elvano bertemu dengan teman-temannya.
"Hai! Bel! wah pria tampan ini siapa?" sapa teman-teman Belva
"oh Hai, perkenalkan ini kekasihku Elvano" ucap Belva memperkenalkan Elvano pada teman-temannya. Sungguh Elvano merasa risih ingin rasanya di segera pulang.
'Wah apakah dia Tuan Elvano CEO DOM Corp. Yang terkenal itu?" ucap salah satu teman Belva.
"Tentu saja" ucap Belva sambil melingkarkan tangannya di dengan Elvano.
"Waaah! Kau hebat Bel, Kalian benar-benar pasangan yang serasi" ujar teman Belva.
Mereka pun berjalan mendekati podium karena sebentar lagi acara akan di mulai.
"Pesta akan segera di mulai babe Kau harus berada di sampingku" ucap Belva berbisik, Elvano hanya merespon dengan senyuman dan anggukkan kepala. Karena sedang asiknya menyambut para tamu Belva tidak memperhatikan perubahan sikap Elvano tidak ada sepatah kata yang di ucapkan, dia hanya tersenyum dan mengangguk
Pesta pun berlangsung dengan sangat mewah dan meriah, Belva merupakan putri tunggal keluarga Atmaja dan pewaris dari Atmaja Group. tamu undangannya pun bukan orang-orang sembarangan, mereka adalah para kolega Atmaja Group.
Setelah acara berakhir Elvano membawa Belva di Taman "Bel aku ingin berbicara" ucap Elvano.
"Hei Kau mengajakku berbicara ditempat sepi apa kau berencana melamarku" cicit Belva.
Elvano menghela napasnya, seharusnya malam ini adalah malam dimana Elvano akan melamar Belva tapi semua hanya menjadi rencana yang tidak mungkin dapat di realisasikan, Karena takdir berkehendak lain.
Elvano mencengkeram kedua lengan Belva, dia menundukkan kepalanya.
"Ada apa babe? Kau jangan membuatku takut" ucap Belva yang mulai merasa tidak nyaman, perasaannya campur aduk.
"Maaf Bel, aku tidak bisa melanjutkan hubungan ini, Kita akhiri hubungan ini Bel, aku sudah menikah" ucap Elvano to the point.
Jedueer!!
"K-Kau bercanda kan babe? Oh no ini pesta ulang tahunku pasti ini hanya prank" ucap Belva mencoba meyakinkan dirinya kalau Elvano hanya bercanda.
"Maaf Bel" Elvano kian menundukkan wajahnya dia tidak sanggup melihat wajah sedih wanita yang pernah mengisi hatinya
"Tidak babe kau pasti bohong.. Kau!" ucapan Belva berhenti saat memegang tangan Elvano dan melihat cicin pernikahan di jari manisnya.
"I-ini tidak mungkin.. A-aku tidak percaya..a-aku tidak Terima babe" air mata Belva menganak sungai dia menggeleng-gelengkan kepala tidak percaya dengan apa yang dia dengar dan dia lihat, Belva pun berlari meninggalkan Elvano.
Sakit! Tentu saja sakit hatinya terluka di hari yang spesial dia harus mendengar kata putus dari pria yang sangat dicintai, Belva berlari menuju kamar hotel yang dia sewa, dia menumpahkan tangisnya di ranjang.
"Tidak.. Tidak bisa Elvano hanya milikku dia hanya milikku tidak akan aku biarkan wanita lain merebutnya" Belva menghapus air mata dan menelepon seseorang.
Entah apa yang dia rencanakan setelah mematikan teleponnya dia tersenyum licik.
"Kau hanya milikku Elvano" ucapnya bermonolog.
Tok.. Tok.. Tok..
ceklek
" ini pesanan anda nona" seorang laki-laki memberikan sesuatu pada Belva dan pergi setelah memberikan pesanan.
Elvano masih duduk di taman, dia juga sedih atas keputusannya, mungkin dia memang egois tapi itu yang terbaik baginya dan juga Kiara.
"Maafkan Aku Belva" gumamnya, setelah menghapus air mata yang sempat tumpah dia beranjak pulang.
Drrt..drrrt..drrt
Elvano menghentikan langkahnya dan mengambil ponsel yang ada di sakunya.
Dia mengernyitkan dahi saat melihat nama di layar ponselnya. tak lama dia pun menjawab
"Halo Bel" ucapnya
"maaf babe tadi aku benar-benar kacau, bisakah kau ke kamarku, kita bahas lagi dan aku akan mencoba menerima keputusanmu" ucap Belva di sambungan teleponnya.
"hmm baiklah dimana" ucap Elvano
"E kamar 503" ucap Belva dan mematikan sambungan teleponnya.
"Kena Kau Vano, setelah ini kau tak akan bisa pergi lagi" ucapnya tersenyum smirk.
Belva pun besiap-siap melancarkan aksinya sebelum Elvano sampai di kamarnya.
Tok.. Tok.. Tok
Tok.. Tok.. Tok
Ceklek Belva membuka pintu dan mempersilahkan Elvano duduk di sofa.
"Sekarang jelaskan, apa kau selingkuh di belakangku" ucap Belva memulai obrolannya.
"maaf itu bukan aku Belva" Elvano menceritakan kejadian mulai dari awal dia bertemu sampai berakhir dengan menikahi Kiara.
"Apa kau tidak merasa itu jebakan Van" ucap Belva menahan gemuruh di dadanya.
"Tidak, dia benar-benar tenggelam waktu itu" Bela Elvano.
Belva mengambil segelas air putih dan memberikan pada Elvano.
"Minumlah Van, di pesta tadi kau tidak makan atau minum apapun" Elvano menerima air dalam gelas tanpa curiga dia meneguk hingga tandas. Belva tersenyum menang melihatnya.
"Baiklah Van, semoga kau bahagia dengannya dan mungkin dia yang terbaik" ucap Belva sendu.
Beberapa detik kemudian Elvano merasa ada yang aneh dengan tubuhnya, tubuhnya terasa panas ada gelenyar aneh yang dia rasakan.
Matanya terpaku pada gelas kosong belas air minum yang di minumnya.
"Apa yang kau campurkan dalam minumannya Belva" matanya menatap tajam ke arah Belva.
"tidak ada Babe, hanya sebuah kenang-kenangan untuk perpisahan" Belva berjalan duduk di atas pangkuan Elvano dan membelai dadanya.
"Kau hanya milikku Van, dan malam ini kau akan akan jadi milikku seutuhnya" ucap Belva mencium leher Elvano.
Hawa panas tubuh Elvano semakin menjadi di tambah sentuhan Belva membuat sesuatu yang di bawah menjadi on.
"tidak..ini tidak boleh, Aku harus segera pergi" racaunya. tubuhnya sudah tidak bisa di kondisikan, kepalanya berdenyut.
Belva mengambil kesempatan melepaskan cicin di jari manis Elvano, saat akan melemparkan tangannya di cekal oleh Elvano
"Apa yang akan kau lakukan" Elvano menatap tajam dan mencengkeram tangan Belva.
Bersambung
Terima kasih sudah singgah, jangan lupa tinggalkan jejak ya🙏🙏