menikah sebab perjodohan orang tua. namun setelah hampir delapan tahun belum di karuniai seorang anak.
hingga akhirnya suatu hari sebuah kenyataan membuat hati seorang istri merasa sangat tersakiti.
di antara percaya atau tidak.
simak cerita selengkapnya di cerita ya gaes
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pengagum Rahasia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 23
"katakan Lex!" perintah Raihan.
Raihan terlihat begitu penasaran begitu juga dengan ke empat sahabat nya yang sudah menggeser kursi mereka masing-masing ke dekat Alex yang berdiri.
Alex menatap Raihan, wajah masam dan datar itu terlihat sangat menyeramkan di mata Alex. Alex berdehem untuk menetralkan detak jantung nya yang tidak beraturan sebab akan menyampaikan hal yang mungkin bisa membuat Raihan bertambah murka. di tambah lagi empat CEO perusahaan yang sedang memperhatikan nya seolah hendak menerkam nya hidup-hidup.
Alex membuka lembar pertama kertas yang di bawanya. Ia menyerah kan sebuah kertas kedua di atas meja Raihan. Namun, tidak di ambil oleh pria itu.
"terlihat sembilan tahun yang lalu, tepat nya tiga hari sebelum nona Zaifa di haruskan menikah dengan pria yang bernama imam. Nona Zaifa sudah terlebih dahulu menemui nyonya Adrin, mama anda. ini adalah foto nya"
Alex menggeser lebih dekat kertas yang berisi foto Zaifa dan mama bos nya itu. terlihat di gambar wajah Zaifa sangat layu, berbanding terbalik dengan wajah mama Raihan yang memandang Zaifa dengan sinis. Terlihat rahang Raihan mengeras, membuat Alex melanjutkan membaca kan informasi nya sebelum sang macan mengamuk.
"nona Zaifa menemui mama anda sebab nona Zaifa bermaksud untuk meminjam uang dua ratus juta untuk membayar hutang kepada orang tua imam. Sebab jika dalam tiga hari itu keluarga nona tidak dapat membayar hutang maka nona Zaifa lah yang di jadikan sebagai bayaran nya. namun, sayang sekali nyonya Adrin menolak mentah-mentah permintaan nona Zaifa. Ini adalah bukti cctv yang saya dapatkan" ucap Alex menyodorkan sebuah flashdisk kepada Raihan.
Raihan menerima flashdisk itu dan secepat kilat langsung membuka file nya melalui laptop yang ada di depannya. Dalam video itu terlihat jelas bagaimana Zaifa memohon kepada sang mama karena sungguh berat jika harus terpaksa menikah dengan lelaki yang tidak di cintai nya.
"Tante tolong saya, saya sangat membutuhkan uang itu" ucap Zaifa dalam video itu.
"cih, jangan panggil saya Tante hanya karena kamu adalah kekasih anak saya. sampai kapan pun saya tidak akan setuju anak saya sama perempuan Kumal seperti kamu" ucap mama Raihan dengan sadis.
"nyonya,,, saya sungguh mencintai mas Raihan. tolong pinjam kan saya uang itu, agar saya tidak menikah dengan lelaki lain. Saya mohon nyonya...." Isak tangis Zaifa jelas terdengar di telinga Raihan saat ini.
"haha,,, saya sungguh sangat berharap kau menikah dengan pria itu wanita udik. Wanita sampah seperti mu tidak cocok dengan putra ku. Dan lagipula, wanita miskin seperti mu akan membayar dengan apa jika aku meminjami mu uang sebesar itu"
"saya bisa bekerja di salah satu restoran milik anda nyonya. Saya rela bekerja tanpa di gaji. berapa tahun pun saya rela nyonya. Asal saat ini nyonya meminjami saya uang agar saya tidak menikah dengan lelaki itu."
"tidak akan Zaifa! Bahkan jika kau mencium kaki ku aku tidak akan meminjami mu uang barang seribu rupiah pun. Kau memang pantas di jual oleh orang tua mu. lagipula bukan kah beruntung jika kau menikah dengan pria itu. Aku juga beruntung karena jika kau menikah maka Raihan ku tidak akan menikahi mu lagi.
Dengar baik-baik, sampai kapan pun aku tidak akan merestui hubungan mu dengan putra ku"
Setelah mengucapkan itu, terlihat mama Raihan meninggalkan Zaifa yang sedang menangis sesenggukan di lantai. Sebab tadi Zaifa sempat memohon di bawah kaki mama Raihan.
Raihan menggenggam tangan nya erat. Urat leher nya terlihat menonjol menandakan bahwa saat ini ia sedang marah. Bukan hanya Raihan namun, keempat sahabat nya termasuk Alex pun sangat geram kepada mama Raihan.
Raihan berdiri dan berlalu tanpa pamit, tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Tujuannya saat ini adalah melampiaskan emosi nya.
"Raihan serem" celetuk Rama bergidik ngeri setelah Raihan berlalu.
"terus gimana kelanjutannya Lex?" tanya Niel.
Ketiga temannya pun mengangguk, pertanda penasaran juga.
Alex menghela nafas kasar. "apalagi pak. nona Zaifa baru lulus sekolah saat itu. Tidak mengerti harus berbuat apa. Maka dengan berat hati ia pun menikah dengan imam. Seandainya saja nyonya Adrin tidak egois mungkin tidak ada kisah tuan Raihan yang dingin"
Mereka semua menghela nafas berat mendengar ucapan Alex yang sangat benar.
***
Brak.....
Ruangan CEO di perusahaan milik 'Bram Corporation' di tendang oleh Raihan. Terlihat sepasang suami istri yang sedang menikmati makan siang itu terlonjak kaget.
Nyonya Adrin, yang melihat kedatangan anak nya dengan amarah segera memberesi meja yang di gunakan untuk makan siang nya. Ia tahu sang anak sedang tidak baik-baik saja.
"Raihan!" sentak sang papa ketika menyadari pintu ruangan nya telah rusak.
"apa yang kau lakukan hah!"
melihat amarah sang anak, nyonya Adrin berusaha menghampiri sang anak. Namun, ucapan Raihan membuat nyonya Adrin terpaku.
"jangan berani-beraninya menyentuh ku wanita picik!" ucap Raihan lantang.
"apa maksud mu nak?" tanya nyonya Adrin.
"tidak usah berpura-pura lemah di hadapan ku dan papa. Jika nyatanya di belakang kami kau adalah ular berbisa"
"hai wanita rendahan, kau siapa sehingga memutuskan tentang masa depan ku hah!!!" teriak Raihan.
namun, sekeras apapun Raihan berteriak belum mampu mengurangi rasa sesak di dada nya.
"Raihan jaga kata-kata mu!" sentak sang papa menghampiri istrinya dan mengelus lembut punggung sang istri.
"aaarrgghhhh....."
Bugh bugh...
Terdengar suara pukulan. Karena Raihan tidak mungkin menyakiti dua orang di depannya. Jadinya ia menyakiti dirinya sendiri.
"jangan sakiti dirimu nak" ucap sang mama lembut.
"sudah ku bilang jangan sentuh aku dengan tangan kotor mu!" teriak Raihan.
"pa, wanita seperti apa yang papa nikahi. mengapa wanita ini yang harus menggantikan mama ku yang baik hati"
Papa Raihan menatap tak percaya ke arah sang anak. Setelah berpuluh tahun berlalu, mengapa baru sekarang di bahas oleh sang anak. Rasa bersalah menyeruak dalam hati sang papa.
"kenapa wanita yang lupa asal usul nya yang papa pilih menjadi mama ku. Kenapa pa...?" tanya Raihan dengan suara tercekat, ada bulir bening yang mengalir di pipi nya.
Tuan Bram terpaku, dua kali ia melihat sang putra menangis. pertama adalah ketika mengetahui fakta bahwa Zaifa menikah dan kedua nya adalah saat ini.
"aaargggghh...." teriak Raihan. Dada nya terlihat naik turun, pertanda ia masih sangat emosi saat ini.
"Rai, cukup. Tenang kan dirimu terlebih dahulu. semua bisa di bicarakan baik-baik. ingat Rai, mereka orang tua mu" ucap Niel merangkul pindah Raihan.
begitu juga ketiga temannya, mencoba menenangkan Raihan. setelah beberapa saat, Raihan di bawa ke ruangan lain untuk di obati luka di tangan nya. Sementara di ruangan itu tersisa Niel, Dani dan kedua orang tua Raihan.
"sebenarnya ada apa ini?" tanya tuan Bram.
"biar lebih jelas anda lihat video ini om...." ucap Dani menyerahkan laptop yang sudah menyala dan siap menampilkan sebuah video.
Mata nyonya Adrin yang sempat melirik sekilas membuat nya terpaku. Tubuhnya gemetar dan wajah nya pias. Melihat ekspresi itu, kedua pemuda itu hanya tersenyum sinis.
samawa....
pnysln mmng sllu dtng trlmbat ,hrsnya mnkmti msa tua brsma kluarga mlh hrs hdp d pnjra...
smga pa bewok bnr2 tobat....