"Kita tidak akan pernah berpisah," janji Damian.
Tapi janji tak semudah itu untuk ditepati, saat masih anak-anak dan sama-sama ditawan oleh penculik mereka saling memeluk erat.
Tapi beberapa tahun kemudian mereka kembali dipertemukan dan seperti orang asing.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lunoxs, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
WSTM Bab 23 - Di Bawah Meja
"Mommy, di depan ada teman mommy yang datang," lapor Aurora, dia mendatangi sang mommy yang masih berada di dalam kamar.
Teriakan Rora tersebut juga menarik perhatian Zen dan Joshua. Joshua segera mengintip siapa yang datang, sementara Zen pura-pura tidak peduli dan terus menonton televisi.
"Benarkah? Kalau begitu ayo kita temui," ajak Ainsley pada sang anak, dia pun menggendong Rora dan menuju ruang tamu. Sudah sangat yakin bahwa yang datang adalah Tuan Ford.
Menuju ke sana Joshua pun mengekor di belakang, dia sangat penasaran.
"Tuan," sapa Ainsley ketika dia sudah bertemu sang tamu.
Damian menyambut dengan senyum kikuk, tak menyangka banyak sekali anak-anak di sini. Orang-orang yang Ains maksud ternyata adalah anak-anak.
"Ains," balas Damian makin kikuk, dia lebih siap bertemu dengan kedua orang tua Ains ketimbang anak-anak begini, dia jadi bingung sendiri apalagi anak-anak itu menatapnya dengan intens, membuatnya gugup.
"Tuan membawa pizza?" tanya Ainsley pula saat dia lihat kotak pizza itu sudah berada di atas meja.
"Iya."
"Kalau begitu ayo kita makan sama-sama, aku akan mengenalkan Tuan pada semua anak-anak ini di meja makan," kata Ainsley, dia sangat tau bahwa tuan Ford merasa canggung.
Ainsley masih belum sadar bahwa panggilan mommy yang tersemat untuknya membuat hati pria itu sedikit ngilu.
Entahlah, sesak karena apa?
Toh sebenarnya mereka tak berhak mengetahui kehidupan pribadi masing-masing.
Ainsley bahkan menarik dan menggenggam erat tangan sang Tuan ketika masuk ke ruang tengah.
Amara dan Joshua yang melihat genggaman tangan itu sontak saling pandang, lalu terkekeh pelan. Sepertinya ini bukan teman, tapi pacar! batin kedua orang tersebut, mereka hanya saling tatap tapi seolah bisa mengerti apa pikiran masing-masing.
Di ruang tengah Ainsley juga menarik Zen agar ikut ke meja makan, di sana akhirnya Damian bertemu dengan bibi Ema.
"Tuan, kenalkan ini Bibi Ema," ucap Ainsley.
"Ford," kata Damian seraya mengulurkan tangan.
"Ini Zen, Amara, Joshua dan ini Aurora," kata Ainsley lagi.
Damian sungguh bingung apa hubungan semua orang ini. Bibi Ema kenapa dipanggil Bibi, kenapa bukan mama atau mommy. Kenapa Amara memanggil Ains dengan sebutan Kak, sementara Rora memanggil Mommy?
Sungguh, Damian sangat bingung.
Tapi pada akhirnya mereka semua duduk di meja makan dan menyantap pizza itu bersama-sama.
Di bawah meja Ainsley diam-diam meraba paha Tuan Ford, ingin memberikan sentuhan agar tetap merasa nyaman ketika berada di tengah-tengah keluarganya.
"Om Ford kan temannya kak Ains, lalu kenapa kak Ains memanggil Tuan? Kenapa tidak panggil nama saja?" tanya Amara.
"Sebenarnya Tuan Ford adalah boss kakak yang baru." Ainsley yang menjawab.
"Kalau Bos kenapa tadi kak Ains menggenggam tangan om Ford? Apa kalian pacaran?" tanya Joshua.
Damian nyaris tersedak pizza yang dia makan, merasa kini sedang di interogasi dadakan.
Ainsley hendak menjelaskan, namun Damian buru-buru menggenggam tangan sang wanita agar diam. Karena dialah yang akan menjawab.
"Benar, aku adalah boss kak Ains dan juga kekasihnya. Jadi jangan panggil aku Om, panggil Kak. Dan Rora juga harus memanggilku dengan sebutan Daddy," jelas Damian gamblang.
Ainsley sampai tercengang ketika mendengar penjelasan itu, Sedangkan Zen langsung menatap sinis pada tamunya ini.
Sementara Damian, dia sendiri tak menyangka bahwa apapun status Ains tetap saja membuatnya terpesona.
Damian tidak akan banyak bertanya, ini adalah keluarga Ains. Yang membuat Damian merasa lega adalah tak ada pria dewasa yang tinggal di sini.
Meskipun Ains seorang janda, itu bukan masalah baginya.
Di bawah meja Damian semakin menggenggam erat tangan Ains, bahkan menautkan jemari mereka.
jgn ganguuuu ihhh