WANTED DILARANG JIPLAK !!! LIHAT TANGGAL TERBIT !!!
Karena ketidaksengajaan yang membuat Shania Cleoza Maheswari (siswi SMA) dan Arkala Mahesa (guru kimia) mengikat janji sehidup semati di hadapan Tuhan.
Shania adalah gadis dengan segudang kenakalan remaja terpaksa menikah muda dengan gurunya Arka, yang terkenal dingin, angkuh dan galak.
Tapi perjuangan cinta Shania tak sia sia, Arka dapat membuka hatinya untuk Shania, bahkan Arka sangat mencintai Shania, hanya saja perlakuan dingin Arka di awal pernikahan mereka membuat lubang menganga dalam hati Shania, bukan hanya itu saja cobaan rumah tangga yang mereka hadapi, Shania memiliki segudang cita cita dan asa di hidupnya, salah satunya menjadi atlit basket nasional, akankah Arka merelakan Shania, mengorbankan kehidupan rumah tangga impiannya ?
Bagaimana cara Arka menyikapi sifat kekanakan Shania.Dan bagaimana pula Arka membimbing Shania menjadi partner hidup untuk saling berbagi? ikuti yu asam manis kehidupan mereka disini..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sinta amalia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kayanya Imposibble
"Shania menikmati makanannya.
"Lumayan enak, " Shania mengunyah makanannya seraya menengok ke sekelilingnya yang ramai dan memainkan gadgetnya, kebetulan disini ada wi*fi gratis.
"Mayan nih ada wi*fi nya !" gumam gadis itu.
"Oyyy, liatin apa ?!" tanya Lukman.
"Tuh, pelanggan baru, anak SMA, cantik uyy, bikin adem !" jawab Dimas.
"Sadar diri ! loe duda anak 1, masa suka sama bocah !" jawab Lukman.
"Yeee, biarin aja...lagi jamannya duren nikah ma bocah !" jawab Dimas.
"Loe sendiri, masih single..cem ceman ga ada !" sarkas Dimas, Lukman menatap seorang wanita di hadapannya yang tengah bermanja ria dengan seorang laki laki, ia lalu kembali ke pantry.
Shania sudah keluar dari cafe.
"Sha!!! jangan lupa balik lagi ya ! " seru Dimas.
"Dikasih diskon ga ?" tanya Shania tertawa renyah.
"Oke ntar abang kasih diskon deh buat Shania, " Dimas memang gampang sekali akrab, mungkin karena ia seorang ayah dengan satu orang anak, membuatnya mudah untuk mengakrabkan diri dengan orang lain.
"Si Dimas kenapa?" tanya Arka.
"Kesemsem sama anak SMA !" jawab Lukman.
"Ga waras," kekeh Arka sambil menggelengkan kepalanya.
"Alya dah balik Ka ?" tanya Lukman.
"Belum, lagi ke toilet..tapi mau balik," jawab Arka.
****************
Hari ini kelas Shania ada pelajaran olahraga. Ia dan teman teman sekelasnya pergi ke lapang, jika sudah pelajaran fisik begini, teman temannya berlomba lomba satu tim dengan Shania.
Bukan hanya pandai voli meskipun perawakan Shania tidak tumbuh ke atas, lebih seperti pohon cabe, mandeg di 155 cm tapi ia pandai bermain basket juga.
Shania selalu tampil modis, kemanapun dan apapun yang dia pakai selalu tampak good looking. Shania bersama Inez dan yang lain mendribble bola basket, materi pelajaran hari ini adalah basket.
Shania tampak asyik mendribbling bola lalu men shotting bola masuk ke dalam ring, jika biasanya yang menjadi the most wanted sekolah karena kemampuan fisik adalah laki laki, beda halnya dengan SMA BAKTI PERSADA, mereka memiliki siswi berprestasi dalam bidang non akademik, yaitu Shania...meskipun dalam bidang akademis ia minus. Itulah alasannya kenapa sekolah tetap mempertahankan gadis ini meskipun bandelnya mengalahkan anak tuyul.
Tepukan tangan menggema saat Shania memasukkan bola ke ring, yang menghasilkan triple point.
Prok..prokk..prokk...
Shania berlari menyambut teman satu timnya. Ada senyum di balik ruang guru.
"Boleh juga, "
"Shania !!!! i love youuuu !!" pekik Roy. Shania mengedipkan matanya sebelah, kerlingan seribu watt membuat siapa saja pemuda ingin berebut mendapatkan perhatiannya.
"Cih, so ngartis.." decih Maya yang melintas, ia selalu kepanasan jika melihat Shania menjadi bintang lapangan begitu, tak ingin kalah dari Shania, ia pun mengikuti ekskul cheers meskipun kelenturan badannya lebih bisa dibilang mirip kanebo kering, alias kaku kaku. Make up wajah yang terkesan berlebihan dan memaksakan untuk ukuran seorang siswi SMA.
Pelajaran olahraga berakhir, Shania yang berniat ganti pakaian melintas melewati ruangan guru, kebetulan sekali, pas saat Arka baru saja keluar hendak mengajar.
"Eh, ada bapak ganteng..hay pak !mau ngajar ya ?!" tanya Shania, Inez menunduk tak berani, Shania ini memang patut diacungi jempol, keberaniannya sungguh di luar nalar manusia. Seakan tak kapok untuk menantang maut.
"Menurutmu ? bawa buku begini mau kemana ? mau macul ? " jawabnya seraya berjalan, Shania malah mengimbangi langkah besar Arka.
"Kamu ngapain ngikutin saya ?" tanya Arka.
"Eh iya ya ? ko saya ngikutin bapak ?! ga tau kenapa, kaki saya malah ngikutin langkah bapak, mungkin kaki saya tau kemana harus ngikutin imamnya !" nyengirnya tanpa merasa bersalah. Arka menggelengkan kepala menghadapi Shania ia menghela nafasnya.
"Kenapa pak ? bapak keliatan capek, sini bersandar di bahu saya ?!" tawarnya.
"Saya memang capek, capek liat sikap kamu ! percuma kamu gombalin saya, saya itu guru kamu, Shania !" jawab Arka.
"Iya saya tau, emang ga boleh ya saya suka sama guru sendiri ? ada larangannya di undang undang dasar? cinta kan anugerah pak, " ucapnya polos.
"Astaga ! harus jawab apa saya, specchless kalo sudah menghadapi siswi modelan kamu !"
Shania malah tertawa bangga, "ya udah deh pak, saya ke kelas dulu ya ! hati hati pak, semangat oppa ngajarnya ! " ucap Shania.
"Kamu pikir saya setua itu disebut opa ?!" ucap Arka tak terima, berulang kali ia mengurut dada. Satu hal.yang ia tau, menghadapi Shania tidak boleh dengan kemarahan. Karena percuma, malah membuang buang energi. Arka tertawa geli, ada rasa menggelitik, ia merasa Shania itu gadis yang kocak.
Shania melewati Maya, bersama Inez yang menyusul.
"Jangan sampai kalah start sama gue !" bisiknya menyeringai seraya melintas.
"Ups siap siap ada yang berlutut Sha !" Inez sudah tau taruhan Shania dan Maya.
"Ga boleh jadi ! ck, Bi...pesenin lunch buat pak Arka lewat aplikasi biar gue yang bayar ! gue juga ga boleh kalah sama si badung !" gerutu Maya.
Shania dan Inez tertawa, "so so an bahasa inggris, makan sama garem aja sombong !"
"Kaya yang loe bisa aja !" Inez mendorong kepala Shania pelan.
"Eh jangan salah gue juga little little i can !" Inez tertawa mendengar bahasa inggris Shania yang belepotan.
"Gimana mau ke LN kalo b.Inggris loe kaya gitu, cuma bisa yes or no doang !" jawab Inez.
"Gue masih cinta bumi pertiwi, ga perlu ke LN, mau ngapain ? mau numpang poop sama tidur doang ?!" jawab Shania.
"Kantin yuuu ! aus gue, " ajak Shania.
Bel istirahat berbunyi.
"Assalamualaikum, pak !" Maya mengetuk pintu ruang guru.
"Waalaikumsalam, iya ada apa ?" tanya Arka.
"Maaf pak, ini kebetulan saya mau kasih makan siang buat bapak, dimakan ya pak ! itu buatan saya sendiri loh pak !" ucap Maya mesem mesem genit.
"Oh, tidak perlu repot repot...siapa namanya?" tanya Arka.
"Maya pak, "
"Ahh iya Maya, "
"Tapi ini memang buat bapak, mohon diterima ya pak, anggap saja itu tanda terima kasih buat bapak dari saya, karena sudah mengajar saya dengan bersungguh sungguh !" jawab Maya memelas. Arka mengerutkan dahinya, kelakuan siswi disini membuatnya bergidik ngeri. Atau memang begitulah nasib jika memiliki paras rupawan.
"Oke, kalo begitu terimakasih," jawab Arka ragu seraya menyimpan kotak makan dari Maya. Sebenarnya ia ingin menolak, tapi melihat wajah memelas Maya, ia jadi tak enak hati.
Maya dan Rubi bertos ria,
"Yes, diterima sama pak Arka !" seru Maya.
"Aneh aneh saja, " gumam Arka.
Arka mengetik pesan pada Alya, menanyakan kepastian untuk makan siang bersama.
"Iya mas, mas jemput saja Alya di kantor,"
Arka lalu menaruh ponselnya di meja dan kembali mengerjakan pekerjaannya.
"Al, kita harus bicara..."
"Sudah tidak ada yang harus dibicarakan lagi mas ! jangan ganggu Alya lagi, anggap saja kejadian yang lalu itu tidak pernah terjadi !" ucap Alya meninggalkan seorang laki laki di depan kantornya.
**************
"Sha ! gawat, si sugar baby udah start, kirim kirim makan siang buat pak Arka," ucap Inez.
"Hah ?! masa ? gue ga boleh kalah nih ! harus lebih getol buat deketin pak Kalajengking, gue ga mau lah kalo harus berlutut di depan si Maya."
"Oke mulai besok, gue juga mesti perhatian sama pak Arka !" gumamnya mantap.
"Tapi gue ga bisa masak Nez, yang ada dapur ancur !" ucap Shania.
"Masa timbang bikin roti diselein aja ga bisa ! kalo bikin makan siang mewah, so pasti dia ga akan percaya, keliatan banget boongnya !" jawab Inez, Shania manyun.
"Segitu keliatan ga mungkinnya ya gue bisa masak ?!" tanya Shania membuat Inez menertawakan temannya ini.
"Iya, imposibble !"