Visual Cast bisa cek Tiktok @Raline_Story 94
Menceritakan kisah wanita muda yang baru menyelesaikan pendidikan Spesialisnya dikairo. Ia terpaksa harus menikahi seorang CEO yang kejam, dan tidak tersentuh. Pria itu adalah calon suami kakaknya. Ia terpaksa menjadi wanita pengganti di pernikahan mereka. Karena sang kakak yang memilih kabur tepat dihari pernikahan mereka.
Ayyura dan Aydeen pernah bertemu berapa tahun yang lalu di Newyork sebelum Ayyura menutup dirinya seperti ini. Ayyura seakan tidak mengingat wajah Aydeen sama sekali. Sedangkan, Ayyura sudah mengenakan cadar saat ini, otomatis Aydeen belum bisa mengenali wajahnya Yura sekarang.
Yang penasaran bagaimana kelanjutannya?
silahkan dibaca gaes ..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Raline_Story, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 17 kepemilikan
Cukup lama Aydeen mencium bibir istrinya itu sampai ia tidak sadar Ayyura mulai terengah-engah hampir kehabisan nafas karena ulah suaminya itu.
"Sayang Apa Kamu pernah berciuman sebelum nya"?
tanya Aydeen tiba-tiba, melihat Ayyura yang hanya diam tidak membalas sedikitpun lumatannya.
Ayyura hanya menggeleng kecil.
"Bukankah Kamu pernah tinggal di New York"?
"Lalu"? tanya Ayyura mulai bingung.
"Ya, kau tahu bukan bagaimana bebasnya disana"?
jawab Aydeen enteng.
"Tidak, ini pertama bagiku". jawab Yura apa adanya.
"Syukurlah Aku senang mendengar nya, Karena Kau tahu sendiri, bagaimana bebas nya gaya pacaran disana? Tidak semua orang dapat menahan godaan saat sedang bersama kekasihnya". ucap Aydeen lagi
"Lantas karena disana bisa bebas, Aku bisa memberikan semua tubuhku kepada siapapun"! tiba-tiba Yura sedikit mengeraskan suara nya.
"Hmm .. maaf Ayy, bukan begitu maksudku".
Aydeen paham jika Yura mulai mengeraskan volume suaranya, berarti dia mulai tersinggung dengan ucapan dari dirinya kali ini.
"Apa Aku tampak amatir dimatanya Abang"? tanya Yura sengit. Mulai menelisik di setiap titik yang ada pada wajah suaminya.
"Hmm .. gak papa kok biar Aku yang ajarin Kamu". Jawab Aydeen yang lagi-lagi mendapat tatapan tajam dari sang istri.
Ccckkkk .. Ayyura berdecak kesal.
"Soal urusan seks saja laki-laki cepat mengerti, tapi soal agama dan pernikahan tidak ada niat ingin belajar sama sekali, padahal kewajiban suami itu berat lho .. Suami harus bisa membawa keluarganya untuk pergi ke Jannah bersama-sama dengannya".
sindir Yura secara halus pada suami nya itu.
"Tapi Ayy .. istri juga berkewajiban, dia harus belajar untuk bisa memuaskan suaminya baik dalam urusan hati ataupun ranjang, Karena itu ibadah sang istri".
lagi-lagi jawaban Aydeen menyinggung Ayyura.
"Apakah Kak Malika lebih hot dari Ayyura"? tanya Ayyura dengan ambigu.
"Lho kok Kamu bawak-bawak Malika sih Ayy"?.
"Kenapa? Abang enggak suka Aku menyinggung mantannya Abang itu"? sindir Ayyura ketus.
"Ayy .. ini enggak ada hubungannya dengan Malika".
"Apa Abang pernah berciuman dengan Malika? Ahh .. salah-salah bukan berciuman, mungkin sudah tidur bersama"? ucap Ayyura seperti memiliki insting yang kuat. Dirinya merasa seakan Aydeen tidak puas dengan ciuman pertama mereka malam ini.
"AYYURA"! sentak Aydeen yang membuat Ayyura tersenyum menyeringai.
"Abang berani bentak Yura lagi"! gumam Yura pelan.
"Astaga Ayy .. please jangan memancingku, hmm".
"Sekarang ini, Aku ingin melupakan semua kenangan dari Malika. Sudah dua bulan ini Aku tidak pernah lagi mengingatnya Ayy .. dan apa barusan tadi? kenapa Kau malah membahas dirinya Ayy"? kata Aydeen turut menjelaskan maksudnya.
"Yura ingin kembali ke kamar". lirih Yura pelan.
"Ayy .. please jangan begini ya, Abang gak maksud buat bentak atau berkata kasar pada Kamu hmm". ujar Aydeen dengan nada selembut mungkin.
Ayyura tidak mengindahkan ucapan sang suami, Dia pun beranjak pergi dari kamar nya Aydeen.
"Ayy". sela Aydeen mencekal tangan sang istri.
"Abang, Yura mau tidur .. besok Yura mau kerja". ucap Ayyura dengan lembut, menahan luapan emosi yang sudah bergemuruh didalam hatinya saat ini.
"Kamu istri Abang Ayy, bukankah tidak pantas seorang istri tidur tidak seranjang bahkan tidak sekamar dengan suaminya, Yura tentu lebih paham kan dari Abang". nasihat Ayyden pada istrinya
Ayyura tertunduk lesu, mendengar ucapan sang suami yang memang benar jika sesuai syariat agamanya. Bahkan sang istri berdosa saat mulai membangkang dan tidak patuh terhadap suami nya.
Ayyura mengalah, dia pun kembali naik keatas tempat tidur suaminya. Aydeen tersenyum ternyata Ayyura hanya perlu dibujuk dengan kelembutan, Karena ketika kita berani membentak atau berkata kasar padanya, otomatis dirinya tidak terima, Ayyura sedari kecil sudah mandiri jadi jiwa yang terbentuk dalam dirinya cukup kuat dan keras.
Ayyura tidur membelakangi suaminya, suasana hatinya belum cukup baik sekarang ini.
"Ayy". panggil Aydeen pelan.
"Hmm". jawabnya singkat.
"Bisa minta tolong matikan lampunya, saklar nya ada didinding atas samping Kamu". cicit Aydeen.
Ayyura menurut ia pun mematikan lampu utama kamar itu, lalu menghidupkan lampu tidur. kemudian ia beranjak kembali ketempatnya.
"Ayy". lagi-lagi Aydeen memanggilnya.
"Iya". jawabnya pelan.
"Abang haus .. boleh ambilkan air minum diatas nakas sampingmu"? ucap Aydeen lagi.
Hmm .. Ayyura menghela nafasnya pelan.
Dengan sigap dia memberi Air minum tersebut dengan suaminya. Dia menoleh pada Aydeen dengan tatapan menggemaskan mau marah tapi takut dosa itulah yang ada pada wajah Ayyura.
Seolah tahu Aydeen ingin memanggilnya lagi, Ayyura mendekatkan wajahnya pada suami nya dengan tatapan intens. "Kali ini mau apa"? sela Ayyura.
Aydeen terkekeh, lalu menarik tubuhnya Yura untuk masuk kedalam pelukan hangatnya.
"Ayy .. maafin Abang ya .. Abang masih belum bisa menjaga emosi dan kata-kata Abang". ucapnya merasa bersalah karena masih sering kelepasan emosi dan menyinggung hati istrinya itu.
Ayyura hanya diam, dia ingin masih menyimak apa saja yang akan disampaikan suami nya itu.
"Ayy .. Maafkan Abang yang masih dalam tahap belajar untuk bisa menjadi imam sekaligus suami yang baik untuk Kamu". ujar Aydeen sembari mengelus lembut puncak kepala istrinya.
"Kalau boleh jujur, Aku sangat bahagia sekali Ayy malam ini, ternyata selama ini Aku menikahi bidadari yang begitu cantik. Seorang wanita yang baik dikirim Allah untuk seorang pendosa seperti Aku ini".
"Jujur Ayy Aku laki-laki normal, Aku pria dewasa yang sudah berusia 30an wajar saja kalau Aku butuh belaian dan kenikmatan untuk nafsu dan hasratku".
"Namun semenjak kita menikah, Aku tidak pernah sedikitpun menyentuh wanita lain lagi selain dirimu".
"Sekarang Aku hanya mau Kamu Ayy, bisakah nanti Kamu memberiku hak untuk menjadi suamimu seutuhnya, dan Kau menunaikan kewajibanmu sebagai seorang istri semestinya". cicit Aydeen dengan nada yang hati-hati agar tidak salah lagi.
Ayyura mendongak menatap lekat wajah suaminya.
"Apa Abang sudah mencintai Yura"? tanya Yura yang berharap Aydeen telah memiliki perasaan yang sama dengan nya. Ayyura mulai mencintai Aydeen bahkan Yura ingin sedikit Egois, ia mau hatinya Aydeen sepenuhnya hanya miliknya seorang.
"Jika Aku bilang belum mencintaimu, itu bohong Ayy. Aku tidak akan mau belajar sejauh ini hanya untuk seorang gadis Ayy! Kamu itu istriku semua hati dan hidupku akan kuserahkan semuanya kepadamu".
ucap Aydeen dengan semua kesungguhan nya.
"Maafkan Yura yang masih labil dan kekanakan".
"Yura .. Yura .. Hempht". belum sempat Ayyura menyelesaikan ucapannya, bibir nya telah dibungkam terlebih dulu oleh bibir nya Aydeen.
Ciuman yang begitu lembut, bukan didasari nafsu melainkan perasaan cinta, yang mulai berkembang.
Aydeen mulai membenamkan wajahnya kedalam ceruk leher nya Yura. Mengendusnya disana dengan cukup liar, Karena Aydeen mulai mengecup leher jenjang itu cukup kuat agar meninggalkan bekas.
Ayyura tersentak saat merasakan sakit pada lehernya yang mendapat serangan tiba-tiba dari Aydeen, pasalnya ini pertama untuk Ayyura.
"Itu stampel kepemilikanku, Kau hanya milikku seorang Ayy, hatiku, tubuhku, dan seluruh hidupku semuanya Aku tautkan padamu seorang".
Mata Ayyura berbinar, ia juga tersenyum begitu cantik saat mendengar, ungkapan cinta yang secara tidak langsung disampaikan oleh Aydeen.
"Semoga Allah, menjaga hubungan baik ini ya Bang, Aku takut Abang berpaling dari Yura, Aku tidak sanggup harus kehilangan Abang Aydeen".
"Yura takut".
Sshhhttt ...
"Jangan pernah memikirkan sesuatu yang belum tentu terjadi, Aku milikmu Yura Apa Kamu rela berbagi suami dengan orang lain"?
"Tidak! Aku hanya wanita biasa penuh salah dan dosa Bang, Aku tidak bisa berbagi suami dengan siapapun, Aku menolak keras Poligami"! ucap Yura dengan pendiriannya yang kuat dan tegar.
"Makanya jangan pernah berpikiran yang tidak-tidak, Ingat ini baik-baik sayang, Aydeen hanya untuk Ayyura seorang, dan Ayyura hanya milik Aydeen satu-satunya". kata Aydeen lalu menyatukan kening mereka berdua, lalu memeluk erat istrinya dengan dekapan penuh cinta dan kasih sayang.
semakin kesini akan semakin seru