Klan Naga Surgawi merupakan salah satu klan terkuat di alam atas yang sangat ditakuti. Keberadaan klan Naga yang kuat, membuat Klan Dewa dan Iblis di alam atas menjadi waspada kepada mereka. Karena itu, kedua Klan bekerja sama menghancurkan kekuatan Klan Naga. Hingga akhirnya peperangan terjadi, kedua belah pihak terus berperang hingga mengacaukan kedamaian seluruh alam. Peperangan terus berlanjut, hingga Klan Naga runtuh.
Namun dalam peperangan terakhir, Xiao Chen yang merupakan putra mahkota berhasil melarikan diri bersama beberapa tetua Klan Naga kearah alam Menengah untuk bersembunyi. Setelah berhasil melarikan diri akankah Xiao Chen kembali ke alam atas untuk membalas dendam atas kematian orang tuanya, dan seluruh anggota Klannya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alendra Danuarta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tuan Hitan tidak sabar
Ketika mereka telah melepaskan jurusnya, Xiao Chen yang menyamar sedikit tertekan dengan tapak air mata kerinduan milik Ling Fang. Tapak itu terlihat sederhana. Tapi menurut penilaian Xiao Chen. Satu jurus itu mampu memblokir lima jurus yang telah bergabung.
Hingga keenam jurus bertemu. Ledakan memekakan telinga, serta membuat fluktuasi energi Qi terjadi. Debu berterbangan, pandangan Xiao Chen terarah pada Ling Fang yang memuntahkan sedikit darah dari bibirnya. Disisi lain, She Bai, Hong Dao, Yu Lao, Ye Yu, serta Qing Ruo mengalami hal yang sama. Seteguk darah merah mereka keluarkan dari bibir mereka.
"Sangat kuat!" Puji Qing Ruo.
"Senior Fang memang yang terbaik!" Timpal Hong Dao mengelap darah yang ada di janggutnya.
"Sudahkah kalian memuji? Bagaimana jika kita melanjutkan jurus kedua?" Tantang Ling Fang yang membuat kelimanya berpikir sejenak.
Saling berpandangan satu sama lain, Ling Fang menaikan salah satu alisnya.
"Bagaimana?"
"Baik, tidak perlu tiga jurus untuk menentukan pemenang. Jika senior mampu menahan jurus kedua, yang tak lain jurus andalan kami. Maka senior diputuskan menang," timpal Qing Ruo memimpin.
Ling Fang setuju tanpa pikir panjang, ia mengambil kuda kuda. Kedua bola matanya bersinar kebiruan.
"Seribu Pedang!"
"Jari Nirwana!"
"Tebasan Pedang Guntur!"
"Siulan Kematian!"
"Hujan Darah!"
Ling Fang tersenyum pahit melihat jurus terkuat mereka lancarkan. Namun, sifat keras kepala serta tidak ingin mengalah membuat tekad untuk menangnya membara.
"Dimensi kekacauan!" Teriak Ling Fang.
Swuuuuuuung!
Energi Qi diatas arena berputar putar membentuk sebuah angin topan yang cukup besar. Namun sesaat setelah itu, muncul keretakan dimensi yang cukup lebar diatas langit. Beberapa detik kemudian, aura kekacauan muncul dari dalam retakan membentuk sebuah array formasi pelindung menutup tubuh Ling Fang.
Kini, Xiao Chen yang menyamar cukup terkejut melihat jurus yang tidak asing dimatanya.
"Jurus Dimensi, setidaknya darah didalam tubuh Ling Fang bukan darah biasa. Bahkan jurus ini telah lama hilang di alam Atas." Gumam Xiao Chen menatap Jendral Wei Chong dengan serius.
"Yang Mulia apa ada yang salah?"
"Jurus ini mengandung energi kekacauan yang sangat besar. Sekarang bantu aku menyegel arena." Ungkap Xiao Chen membentuk sebuah segel tangan yang sangat rumit.
"Segel Jiwa Naga!" Gumam Xiao Chen.
Swuuuuung!
Array emas terlihat menutup arena, array tersebut memiliki ketebalan dua meter disetiap sisinya. Setelah Wei Chong juga memberikan energi Qi untuk membantu Xiao Chen. Tak lama, dentuman didalam array milik Xiao Chen terdengar hingga membuat array itu menggembung seperti bola.
Baaaaams! Dhuuuuaar! Dhuuuaar!
Kelima jurus terus mencoba membongkar pertahanan dari Ling Fang. Namun nyatanya, aura kekacauan dimensi yang digunakan merupakan kekuatan mutlak dan murni. Hal itu hanya menyebabkan fluktuasi energi terus berputar didalam array buatan Xiao Chen.
Para tetua yang tersisa merinding melihat kejadian ini. Bahkan dari mereka tidak bisa membayangkan bagaimana jika Kaisar Jiang tidak menyegel arena pertarungan.
***
Diatas langit yang sangat tinggi.
"Pasti mereka akan mati!" Ucap senang Tuan Hitam yang sebenarnya juga terkejut dengan jurus milik Ling Fang.
***
Dilain sisi tepatnya rombongan para tetua sekte Phoenix.
"Apa kita akan memulai sekarang?" Tanya Yu Hao.
"Tidak bisa, bocah bertopeng itu belum muncul. Lagi pula target kita adalah dia," balas Chen Hao yang juga tidak sabar.
***
Beberapa menit setelah debu menghilang. Langit kembali cerah, dan array penutup arena memudar. Ling Fang masih berdiri tegap ditempatnya. Namun pandangannya kosong. Sedangkan She Bai, Hong Dao, Yu Lao, Ye Yu, serta Qing Ruo, jatuh berlutut menahan kesadaran mereka agar tidak tumbang.
Xiao Chen yang menyamar menatap mereka berenam secara bersamaan.
"Pemenangnya adalah Ling Fang!" Suara Xiao Chen menggema.
Ling Huaiyi yang sejak tadi mengkhawatirkan Kondisi kakaknya sedikit menghela napas lega. Namun beberapa detik kemudian, She Bai, Hong Dao, Yu Lao, Ye Yu, serta Qing Ruo jatuh tak sadarkan diri yang disusul oleh Ling Fang.
"Kakak!"
Swiuuuush!
Ling Huaiyi melesat keatas arena, lalu memberikan pill penyembuh pada Ling Fang. Melihat kondisi mereka yang tidak bisa melanjutkan pertandingan. Xiao Chen kemudian membiarkan mereka beristirahat sejenak di kediaman sang Kaisar sesuai rencana.
Pertandingan pun dilanjutkan dengan sisa peserta dari beberapa sekte lainnya. Dua hari berlalu, selama ini pertandingan tidak dihentikan sama sekali. Hal ini membuat Xiao Chen sedikit heran karena rombongan sekte Phoenix dan Tuan Hitam tidak bereaksi sama sekali.
"Apa mereka mengurungkan niatnya?" Tanya Xiao Chen yang telah lelah memurnikan ilusi hati secara diam diam selama pertandingan berlangsung.
Disisi lain. Tepatnya She Bai, Hong Dao, Yu Lao, Ye Yu, serta Qing Ruo telah diberikan arahan oleh Jendral Wei untuk menunggu penyerangan dari Tuan Hitam.
***
Diatas langit.
"Sial bajingan! Kenapa ilusi hati tidak berpengaruh pada mereka! Apa mereka sangat suci sehingga tidak ada niat membunuh sama sekali!"
"Jika begitu..., Aku hanya bisa membantai mereka yang ada disini," ucapnya kemudian membuat segel tangan.
Swuuuuuuung!
Diagram segel formasi muncul dari tangannya. Setelah memberi beberapa tetes darahnya, diagram segel itu melesat keatas langit, lalu membesar menutup seluruh kawasan pulau Bunga Persik.
Sontak langit menghitam, aura kematian begitu kental muncul dari seluruh sudut pulau Bunga Persik. Niat membunuh dimata Tuan Hitam kini bergejolak drastis
***
Diatas arena, Xiao Chen tersenyum.
"Akhirnya kau sudah tidak sabar ya!" Ucapnya kemudian menatap ke arah para peserta.
"Sepertinya akan ada hal besar di pulau ini, karena itu pergilah ke arah Kediamanku dan bersembunyi beberapa saat disana," ucap Kaisar Jiang menggema membuat para tetua yang telah mengikuti pertandingan segera menghamburkan diri.
Namun mereka yang ingin mencari muka tetap berada di sekitar arena menunggu hal besar apa yang akan terjadi.
"Kaisar Jiang, memang ada apa? Sepertinya Kaisae telah mengetahui semua ini?" Ungkap seseorang tetua memberikan hormatnya.
Disisi lain, rombongan sekte Phoenix terlihat mulai menargetkan mangsa satu persatu yang mereka incar. Dan Chen Hao yang tidak melihat keberadaan Xiao Chen mencoba menyerang ke arah tetua yang kini berada didepan Xiao Chen.
"Hmppppp!" Dengusan dingin keluar dari mulut Xiao Chen.
Namun tetua yang ada didepannya terlihat bingung dengan reaksi Kaisar Jiang saat ini. Namun beberapa detik kemudian. Kaisar Jiang menghilang dari tempatnya, dan telah menyambut serangan tinju dari Chen Hao.
Baaaaaams! Dhuuuuuar!
Ledakan cukup dahsyat terjadi setelah kedua tinju bertemu. Tubuh Chen Hao kini terhuyung lima langkah kebelakang. Sedangkan Xiao Chen hanya tiga langkah saja.
"Puas merencanakan pembantaian disini?" Tanya Xiao Chen masih menggunakan tampilan Kaisar Jiang.
"Kau sudah tau?" Tanya Chen Hao tidak merasa takut sedikitpun.