NovelToon NovelToon
Istrinya Polisi?

Istrinya Polisi?

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Cintapertama / Cinta Paksa / Beda Usia / Kehidupan Tentara / Slice of Life
Popularitas:582k
Nilai: 5
Nama Author: sinta amalia

Aya tak pernah menyangka sebelumnya, sekalipun dalam mimpi. Jika kepindahannya ke kota kembang justru menyeretnya ke dalam kehidupan 'ibu merah jambu'.

Kejadian konyol malam itu, membawanya masuk ke dalam hubungan pernikahan bersama Ghifari yang merupakan seorang perwira muda di kepolisian. Suka duka, pengorbanan dan loyalitas menjadi ujian selanjutnya setelah sikap jutek Ghi yang menganggapnya pengganggu kecil.

Sanggupkah Aya melewati hari-hari yang penuh dedikasi, di usia muda?

~~~~~
"Kamu sendiri yang bilang kalau saya sudah mele cehkan kamu. Maka sebagai perwira, pantang bagi saya untuk menjadi pengecut. Kita akan menikah..."

- Al Ghifari Patiraja -

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sinta amalia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

22. Aksi heroik

Arda menekan kuat pa ha kapten Elang dimana da rah segar mengalir sedikit demi sedikit.

"Biar gue teken aja Da, loe bantu Sonic."

"Siap kapt."

Elang tak bisa duduk begitu saja sementara anggotanya berjuang disana. Ia memilih kembali memeriksa dan menyisir lantai satu seraya waspada jika saja nanti para pelaku mencoba kabur ke lantai 1.

Dari atas suara memekik lesatan peluru bersahutan beberapa kali. Beberapa warga sekitar yang mau tak mau mendengar keriuhan disana akhirnya penasaran dan ikut menyaksikan dari luar batas polisi yang dipasang oleh unit perbantuan.

"Kapten Elang, terluka. Mohon bantuan..."

Beberapa personel unit perbantuan perlahan penuh waspada ikut masuk ke dalam zona hitam demi menolong kapten Elang.

Psyuth!

Jleb!

"Arghh!" pekik seorang dari mereka.

Dan baku tembak terjadi tak begitu lama, mengingat cukup mudahnya para kriminal itu ditaklukan setelah terpojok.

"Kalian sudah terkepung, menyerahlah."

Ghi dan tim berhasil menyudutkan mereka di dua kamar tidur berbeda, dimana kondisinya berantakan dengan alat konsumsi narkotika layaknya jarum suntik berceceran bersama tissue-tissue bernodakan bercak da rah serta bungkus-bungkus karet pengaman dan pakai an dal amm wanita.

Moncong senjata masih diacungkan demi menodong isian otak mereka dari Ghi dan tim. Bahkan sensor merah dari senjata masih menempel tepat di pelipis dan kening para kriminal.

"Woah, sudah pesta rupanya kalian..." ujar Arda mulai menurunkan senjata, meringkus dan membekuk mereka satu persatu.

"Bang keee lo semua." Umpat Rasya mendorong kriminal dari kamar sebelah dan menyatukannya di satu kamar, bahkan ia sempat menahan seorang kriminal dengan kaki yang terbalut sepatu deltanya, sempat mencoba melawan ia terpaksa harus menghajar pelaku itu sampai hidungnya mengeluarkan cairan merah.

Dan Ghi, masih mengawasi mereka saat Rasya serta Arda mengikat mereka.

"Sasaran sudah dilumpuhkan." lapornya kemudian baru menurunkan senjata, meski Abi masih dalam posisi menodongkan demi berjaga-jaga.

Lantas Ghi mengedarkan pandangannya ke sekeliling kamar, dan tertarik untuk meraih sesuatu barang yang menyala dan bergetar sejak tadi.

"Apa itu?" tanya Rasya.

Ghi memperlihatkan itu dengan layar yang bertuliskan 'bos'

"Angkat---angkat..." pinta Rasya.

Ghi mengangkatnya tanpa bicara sepatah katapun, justru ia meminta salah satu pemilik ponsel berbicara sementara ponsel itu mereka loudspeaker.

"Ini punya siapa?"

Tak ada yang mengaku, lantas Abi mendekatkan moncong itu tepat di pelipis salah satu yang berwajah menyebalkan.

"Gue." Jawabnya.

"Jawab." perintah Ghi dingin. Namun ia bungkam, memaksa Ghi untuk menjejalkan senjata miliknya ke dalam mulut yang dipaksa melahap moncong senjatanya, sadis? Jika tak begitu, maka setiap pelaku kejahatan tak akan takut hukum dan para penegak.

"Oke..oke..." jawabnya teredam, hingga ia terbatuk-batuk setelahnya.

Dering ponsel masih menyala, lantas Ghi menggeser kursor demi mengangkat panggilan.

"Hallo...bos." jawab salah satu kriminal tadi, sementara ia dan tim memilih senyap.

"Hallo, bagaimana kondisimu dan yang lain? Sudah berhasil lolos?Alat-alat dan rumah tinggalkan saja."

Rasya bahkan tersenyum miring mendengar itu, ia bergumam sumbang mencibir, lolos...gelengnya tengil, yang ada lo gue kejar bank satth.

"Jangan tuntun mereka ke markas besar. Kabur dan bersembunyi lah untuk beberapa lama..."

Panggilan itu langsung terputus begitu saja dari sebrang telfon.

Mereka cukup tak menyangka jika dalam radius 500 meter dari rumah nyatanya banyak warga yang sudah berkerumun untuk melihat aksi penggerebekan ini, bahkan tepukan tangan yang bersahutan menggema kencang saat Ghi dan kawan-kawan menyeret para pelaku.

Sorakan riuh tinggi diberikan untuk para unit *Marabunta* ini, apresiasi kecil yang refleks diberikan masyarakat atas kinerja aparat dalam memberantas kriminal negri. Begitu pula awak media, yang entah sejak kapan datangnya namun sepertinya mereka turut menyiarkan aksi ini secara live di stasiun televisi nasional.

Gavin pun sudah keluar dari rumah sebrang, bahkan si pemilik rumah sempat meminta berswafoto dengannya.

Mobil polisi bersirine sudah siap di depan rumah, dan langsung membawa para pelaku yang berjumlah 6 orang itu.

Aya menunjukan arah dimana tempatnya tinggal pada teman-temannya. Hingga tiba di salah satu perumahan dan tepat di blok rumahnya.

"Jadi kamu tinggal disini, Man..."

"Iya."

"Di rumah ada siapa?" tanya Yena.

"Ada mama. Nah stop disitu, yang catnya biru telor asin..." tunjuknya.

"Ini, yang pagernya item?" Aya mengangguk membuat Yena menarik rem disusul Riri.

"Kenapa berenti, udah sampe?" tanya Riri menaikan kaca helmnya. Disusul Aya yang turun dari motor dan berniat membuka pagar.

"Oh ini rumahnya." bisik Riri saling tatap dengan Alma.

Namun belum Aya mendorong diantara badan yang sudah basah, tiba-tiba pagar itu terbuka dari dalam, lebih tepatnya seorang pria yang belum tua namun bukan remaja juga mendorongnya.

"Bu,"

Cukup dibuat kaget dan mengernyit ketika disapa ibu oleh pria yang lebih matang darinya.

"Om siapa?" tanya nya cepat, namun Aya langsung masuk dan melebarkan pagar kemudian meminta teman-temannya masuk.

"Guys masuk cepetan ujan."

Dua motor itu masuk ke dalam halaman luas, dimana kini mobil milik mama Rena yang jarang keluar kandang itu sudah di lap mengkilat.

"Saya Wirya, ajudan ndan Sakti."

"Oh..." Aya mengangguk mengusap wajahnya yang basah, termasuk seragamnya yang semakin mencetak badan akibat basah oleh hujan, ia juga sedikit menggigil karena kehujanan.

"Kenapa ujan-ujanan bu, kenapa ngga minta jemput?" ujar Wirya.

"Om, jangan manggil ibu. Aku belum ibu-ibu, apalagi di depan temen-temen aku...nanti mereka bisa tau kalo aku udah nikah." Kritik Aya yang membuka sepatunya, bak kolam ikan...sepatunya mengalirkan air hujan dari sana, "gilakkk, sepatu aku udah kaya kolam ikan!" serunya ditertawai ketiga temannya.

"Man, siapa?" senggol Riri melirik om Wirya.

"Oh, itu..ajudannya papa."

"Ajudan?!!" seru mereka terkejut dengan kenyataan jika----

Ketiganya cukup speechless saat mama Rena menyambut mereka dengan hangat dan meminta bi Wiwin menyiapkan minuman. Bukan sambutannya yang membuat ketiga remaja ini tak bisa berkata-kata, melainkan saat foto keluarga terpampang di ruang tamu dengan segala kemewahan isinya.

Satu yang jadi pertanyaan ketiganya, "nah, kamunya mana, Man?"

"Jangan-jangan kamu anak tiri? Jadi belum masuk KK? Wkwkwkwk!"

Aya ikut tertawa, "bukan. Anak pungut gue-nya."

"Aduh, sampe basa kuyup gini ujan-ujanan....pada minum dulu deh. Mandi dulu Ay, biar nanti ngga sakit kepala. Pake air anget." pinta mama Rena diangguki Aya yang memang sudah kepalang menggigil.

"Guys, aku mandi dulu....kalian disini aja dulu." Sembari menyalakan televisi di ruang tengah, Aya menggiring teman-temannya untuk berada disana sesuai mandat mama Rena.

"Oke."

Sebuah tayangan kriminal 24 jam tersiar secara live disana, memperlihatkan kinerja aparat kepolisian dalam memberantas narkotika.

"Gila, pabriknya loh ini!" seru Riri memancing atensi Yena dan Alma untuk melihat televisi berukuran besar ini.

Bersamaan dengan bi Wiwin yang membawakan senampan air jeruk nipis hangat bersama cemilan.

"Mangga atuh neng-neng, diminum dulu...abis keujanan."

"Eh makasih bu.."

"Makasih bi.."

Mama Rena melesak masuk ke dalam kamar setelah sebelumnya mengetuk pintu kamar Aya.

"Nanti abis ashar, kira-kira Aya bisa ikut mama engga?"

.

.

.

.

1
Sri Rahayu
terima kasih Thorr uda muncul 2 eps... kyk2nya bakal seru nih Aya ngomel dia hamil gara2 Ghi...pdhal yg nikmati enaknya kan berdua 🤩🤩🤩...ditunggu lanjutan nya.thorr
Mama Unna
ay....🥺🥺🥺
Neaaaa(ʘᴗʘ✿)o(〃^▽^〃)o
cakep... tepat sasaran 🥳🥳🤭😂😂😂😂
isni afif
❤️💜🩷🩵🖤🩶🤍🫣🫰
mama_im
kak,, mau maruk, boleh nambah lagi gak?? 🤭🤭
isni afif
😻😍🤩😘🥰⚘️🔥
isni afif
lanjut lah teh sin.....
Melda Herawaty
ahh yg di tungguin ternyata update byk 😁🤩👍🏻
yuning
yu hu,gelud dikit bikin tambah romantis 😁
Salim S
ini bakalan salah paham lagi, ghi pasti ngira aya dengar obrolan mereka tentang thalita, padahal aya kesel sama ghi karena dia hamil /Grin//Grin//Grin//Grin/ayo bang bujuk istrimu kasih pengertian kalau hamil bukanlah penghalang nya meraih cita-cita...
Neneng Winarsih
ih penisirin ah lanjut teh shin☹️☹️☹️
Sri Rahayu
Seneng rasanya tiap kali up, pengen tau kelucuan2 yg dibuat Umanda Ranaya si tokoh yg cantik lucu kocak pokoknya gemesin....bener2 menghibur cerita nya lain dari yg lain jadi menarik untuk dibaca...terima kasih Authorr, berkarya terus dan semangat 💪😘🥰
Marisi Tampubolon
senanggnyyy Aaaaa double double tp pasti lma upny lg 🤣🤣🤣😂😂😂
yuning
semoga gak dulu, kasian
Sri Rahayu
wahh jangan2 Aya HAMIDUN nih....pdhal masih SMU...gimana jadinya kl beneran uda tumbuh cebong Ghifari dirahimnya... bisa diledikin temen2 Ghi nanti....lanjut Thorr 🤩🤩🤩😘😘😘
Nurhayati Nia
horeeee j@di dd bayii nihh
octa❤️
duh aya..kalo emang positif jangan marah ama abang ya...
Queen Sha
eng ing engggg...... readers penasaran juga kan pada akhirnya wkwkwkwk
semoga aja Aya bisa nerima kenyataannya 😇
Nick_Hen
Ghi junior otewe...reaksi papa sakti dan mama rena gimana yaaa...?
jumirah slavina
ya gakpapa kali ae...
ada laki ini...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!