Pernikahan jarak jauh yang semula harmonis berubah seketika saat Alena membaca pesan yang tak sengaja dibaca saat suaminya sedang mandi.
Bunyi pesan penuh kerinduan dari wanita bernama Clara ,membuat pernikahan mereka retak seketika saat Bagaskara mengakui bahwa Ia telah menikah dan punya anak laki-laki diluar kota.
Dan yang lebih menyakitkan lagi untuk Alena adalah pengakuan suaminya yang tidak bisa hidup seorang diri diluar kota sana,padahal Alena bukan tidak mau mengikuti suaminya,tapi ada Ibu mertua yang Alena harus rawat karena sakit.
Sejak saat itu,Alena mati rasa dengan suaminya.Bagaimana akhirnya Alena menjalani pernikahannya?Apakah Ia akan memutuskan untuk bercerai?
Ikutin kisahnya disini ya
Selamat membaca.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wiwit Kurniasih, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Alena bimbang
Dengan tangan bergetar, Clara membaca balasan pesan dari Alena,Clara membacanya dengan air mata yang menetes,bagaimana tidak,Alena masih membalasnya dengan balasan pesan yang terdengar ramah,Clara benar-benar menyesal pernah menyakiti Alena begitu dalam.
Clara segera berkemas,Ia akan pulang keesokan harinya agar bisa bertemu dengan Alena sesegera mungkin.
Clara akan melupakan sejenak masalahnya dengan Bara dan Laura,tapi Clara berjanji pada dirinya sendiri akan membalas rasa sakit hatinya kepada Bagas,Laura dan Ibunya.
Malam yang semakin larut membuat Clara tak bisa memejamkan matanya,Ia memilih keluar dari kamar hotelnya dan pergi kerestoran yang ada diatas kamar hotelnya.
Clara yang duduk dimeja pojok melihat semua orang yang sedang saling bermesraan dengan pasangan masing-masing,samar-samar meja tak jauh dari tempatnya duduk sedang membicarakan orang yang Ia kenal.
"Kalian tau kan si Bagas?gila ya dia,ternyata dari jaman sekolah dia nggak berubah,dia selalu gonta ganti wanita,sekarang aja dia membawa selingkuhannya kesini,nggak kapok-kapok ya dia,udah nikah dua kali tapi masih terus seperti itu,mungkin kalau kena penyakit kelamin dia baru taubat,tapi gila sih parah,mana katanya dia menjual rumah peninggalan Ibunya lagi,mau lari kemana dia misal nggak ada uang lagi,selama ini kan kalian tau sendiri,gaya hidupnya tinggi".
Clara memberanikan diri untuk mendekat."Hai kenalin aku Clara istri kedua Bagas,kalian sedang ngomongin Bagaskara suamiku kan?aku punya sebuah ide untuk kalian,tolong buat Bagas untuk bisa didepak dengan tidak hormat dari Perusahaan,aku akan membayar kalian cukup tinggi,asalkan kalian dapat melakukan pekerjaan itu dengan rapi,aku kasih waktu sama kalian 1 bulan kedepan,ini nomer ponselku dan kita bisa berkomunikasi nantinya".
3 orang teman Bagas saling menatap satu sama lain dengan tawaran yang Clara ucapkan,sampai akhirnya salah satu dari mereka menyanggupi perintah Clara untuk membuat Bagas didepak dari tempat kerjanya.
Clara tersenyum senang,Ia pun pamit dan pergi dari restoran itu,Clara sudah membayangkan jika nantinya Laura hamil,Bagas dipecat dengan tidak hormat,harta mereka habis,maka Clara akan datang dan menertawakan semuanya.
"Aku harus membuat itu menjadi kenyataan,aku harus bisa membuat Ibunya Laura menangis meminta bantuan kepadaku",gumam Clara dengan tersenyum sinis.
Sedangkan Alena yang selalu sibuk dengan pekerjaannya semenjak dipercaya menjadi Direktur Operasional,memiliki waktu senggang adalah hal yang sangat berharga,bagaimana tidak,selain Ia harus bekerja dari pagi sampai sore,malamnya Alena harus melaporkan kegiatannya kepada Bara.
Awalnya Alena merasa canggung karena harus bercerita detail apa yang Ia lakukan sepanjang hari,tapi mengingat bagaimana Bara adalah Bosnya,mau nggak mau Alena melakukannya setiap malam,bahkan pagi siang sore pun Bara akan menanyakan apapun kepada Alena dan Alena membalasnya apa adanya,Ia seperti terbelenggu oleh Bara yang terus berusaha menanyakan apapun.
Walaupun sesekali Bara perhatian diluar pekerjaan,tapi Alena masih bisa mengatasinya dengan selalu berpikir bahwa Bara melakukan itu karena rasa kawatir kepada karyawan yang sedang sangat diandalkan.
Seperti malam ini,Bara yang melakukan panggilan video call berusaha membuat Alena untuk berhenti menjelaskan pekerjaan seperti setiap harinya,karena Bara ingin minta pendapat tentang rencana ulang tahun untuk Ayahnya.
"Alena....,jadi bagaimana menurutmu?apa aku harus buat perayaan diPerusahaan?sepertinya cukup seru jika kita melakukannnya dengan para karyawan diPerusahaan,nanti kita buat games agar semakin meriah,tentu saja nanti ada hadiahnya".
Alena tetap diam,Ia sebenarnya menghindari ini karena nggak mau nantinya hatinya akan goyah saat Bara melibatkannya untuk berbicara soal pribadinya maupun keluarganya.
Alena yang terus melamun membuat Dini mengagetkannya."Bu...,ituloh Pak Bara masih ngobrol diponselnya,Ibu malah melamun",ucap Dini yang kemudian pergi lagi masuk kekamarnya.
Alena menatap Bara yang juga menatapnya dan menunggu jawaban yang akan Alena katakan.
"Hmmm terserah Bapak aja deh,Alena nggak tau Pak,Bapak yang lebih tau bagaimana baiknya",jawab Alena yang kemudian memutus sambungan video callnya,karena Alena benar-benar merasakan pesona Bara sangatlah kuat.
Bara yang sedikit kecewa atas sikap Alena memilih mengirim pesan perhatian,Bara merasa bahwa Alena mungkin kelelahan.
"Selamat istirahat Alena...,terimakasih sudah bekerja keras hari ini".
Alena membaca pesan yang Bara kirimkan dengan jantungnya yang terus berdetak,Ia sudah tidak bisa lagi membiarkan Bara melakukan seperti ini setiap harinya,Alena harus tau apa maksud Bara memperlakukannya dengan sangat baik.
Alena memberanikan diri untuk membalas pesan yang Bara kirimkan.
"Maaf Pak jika apa yang saya tanyakan membuat Bapak tersinggung,tapi rasanya saya sudah tidak tahan untuk tidak menanyakan ini sebelum semuanya berjalan lama,Apa maksud Bapak dengan terus memperlakukan saya dengan baik?bahkan perhatian yang Bapak berikan seperti berlebihan jika itu diberikan kepada seorang karyawan,Bapak punya maksud lain ya ?Saya harap Bapak akan menjawabnya dengan jujur".
Alena menjauhkan ponselnya,Ia takut membaca balasan pesan dari Atasannya itu,bahkan Alena memilih beristirahat karena takut jika Bara mungkin akan marah.
Namun Alena tidak bisa memejamkan matanya,Ia penasaran balasan apa yang akan Bara tulis,Alena kembali membuka ponselnya dan ada pesan yang Bara kirimkan.
"Alena....,aku tau mungkin kamu akan sulit percaya jika aku mengatakan yang sejujurnya,tapi memang aku tertarik sama kamu,bukan karena aku melihat kamu tersakiti oleh mantan suamimu,tapi murni karena aku melihat diri kamu yang sebenarnya,tapi karena kita sudah sama-sama pernah gagal,aku hanya ingin menemukan sosok wanita yang bisa mencintaiku dan memahami kesibukan aku,mungkin bagimu ini terlalu cepat,tapi aku ingin kamu membuka hatimu seluas-luasnya untuk aku,aku tidak menuntut balasan apapun,tapi berikan aku kesempatan untuk menunjukkan apa yang aku bisa lakukan untuk kamu".
Alena menutup mulutnya karena kaget dengan balasan dari Bara Atasannya.
"Nggak mungkin nggak mungkin,Pak Bara pasti hanya ingin merayuku,nggak mungkin orang setampan itu suka sama aku,aku kan buluk,aku kan nggak menarik,pasti ini hanya bualan semata dari Pak Bara",ucap Alena didalam hatinya.
Alena melemparkan begitu saja ponselnya dan berusaha memejamkan matanya untuk melupakan kejadian malam ini dari pikirannya.
Namun disebrang sana Bara terus menatap ponselnya,Ia berharap Alena akan membalasnya.Namun sampai 2 jam lamanya,Alena tak kunjung membalasnya membuat Bara memiliki ide lain untuk keesokan paginya.
"Tunggu aku ya Alena...,besok pasti kamu akan terkejut".ucap Bara dengan tersenyum lebar.