NovelToon NovelToon
Tolong Nikahi Aku, Paman !

Tolong Nikahi Aku, Paman !

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Nikah Kontrak
Popularitas:13k
Nilai: 5
Nama Author: Black moonlight

Shanna Viarsa Darmawan melakukan kesalahan besar dengan menyerahkan kehormatannya pada Rivan Andrea Wiratama. Kepercayaannya yang begitu besar setelah tiga tahun berpacaran berakhir dengan pengkhianatan. Rivan meninggalkannya begitu saja, memaksa Shanna menanggung segalanya seorang diri. Namun, di balik luka itu, takdir justru mempertemukannya dengan Damian Alexander Wiratama—paman Rivan, adik kandung dari ibu Rivan, Mega Wiratama.

Di tengah keputusasaan, Damian menjadi satu-satunya harapan Shanna untuk menyelamatkan hidupnya. Tapi apa yang akan ia temui? Uluran tangan, atau justru penolakan yang semakin menghancurkannya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Black moonlight, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Semakin Jauh

Rivan tengah menyesap rokoknya di sebuah bar mewah ibu kota. Tak banyak yang bisa berada di lingkungan itu kalau bukan dari kalangan keluarga kaya. Ya memang benar Rivan merupakan anak konglomerat. Kakeknya Rendra Wiratama merupakan pemilik perusahan Wiratama Grup yang menaungi beberapa anak perusahaan dan termasuk salah satu penyumbang terbesar kampus Rivan. Perusahaan Wiratama memberikan beasiswa pendidikan, dan salah satu pemegang beasiswa itu adalah Shanna.

Maka dari itu, siapa yang tidak tahu dengan Rivan dan Shanna ? Mereka semua tau bahwa kisah mereka bak dongeng, wanita dari kalangan biasa yang mendapatkan hati seorang pangeran.

Tapi lebih dari itu, Shanna tak pernah memanfaatkan nama besar Rivan. Segala yang diraihnya saat ini murni atas kemampuannya sendiri.

Kembali ke Heaven bar and cafe

Rivan menarik napas panjang dan menghembuskannya perlahan, matanya sesekali menatap gelas berisi minuman beralkohol yang ada di depannya. Suasana di bar mewah itu penuh dengan gelak tawa dan canda, namun hatinya terasa sepi. Seiring dengan percakapan yang menggema di telinganya, pikiran Rivan seakan terpecah antara suara teman-temannya yang terus menggoda dan kenyataan yang semakin menekan dirinya.

Semenjak beberapa bulan terakhir, Rivan merasa ada yang berubah dalam dirinya, dan bukan hanya soal hubungannya dengan Shanna. Ia merasa semakin terjebak dalam permainan yang tak pernah ia mainkan sebelumnya. Selama ini, ia selalu dipandang sebagai sosok yang bisa mendapatkan apa pun yang diinginkan—termasuk cinta Shanna. Namun, kenyataannya, hal itu tak lagi semudah yang ia bayangkan.

Ia mengingat kembali hubungan yang sudah dijalaninya bersama Shanna selama tiga tahun ini. Sebuah hubungan yang ia banggakan, yang dipenuhi dengan kedalaman perasaan dan kepercayaan. Shanna adalah wanita yang berbeda dari semua wanita yang pernah ditemuinya. Dia tidak datang dengan embel-embel nama besar atau gelar yang menguntungkan. Semua yang didapat Shanna adalah hasil jerih payahnya sendiri, dan itu yang membuat Rivan semakin terkesan. Shanna bukan wanita yang mudah terpedaya dengan kekayaan atau status sosial.

Tapi kini, di hadapan teman-temannya, Rivan mulai meragukan segala yang selama ini dia yakini. Gema dan teman-temannya di bar itu membicarakan hal-hal yang seharusnya tidak ada dalam pikirannya. Mereka menggoda Rivan dengan cara yang membuatnya merasa terperangkap dalam dunia yang sama sekali asing baginya. Mereka merayunya untuk mencoba sesuatu yang belum pernah ia lakukan—sesuatu yang berisiko merusak apa yang telah dibangunnya dengan Shanna.

Gema, dengan gaya bicara khasnya yang kasar, memprovokasi Rivan. "Jaman sekarang masih aja ngandelin hubungan tanpa se*ks? Come on, bro, Lo rugi banget," katanya dengan tawa menggema di sekitar mereka.

Rivan mencoba menahan diri, meski ada rasa penasaran yang perlahan tumbuh dalam dirinya. "Shanna bukan tipe cewek yang gampang diperdaya cuma karena cinta," jawabnya, berusaha tegas.

"Tapi kalo lo masih setia sama cewek yang lo anggap sebagai cinta sejati, mending lo nyari cewek lain deh. Dengan reputasi lo, cewek mana sih yang nggak mau sama lo?" Gema melanjutkan, menatap Rivan dengan tatapan penuh sindiran.

Rivan tidak bisa mengelak dari kenyataan bahwa ia memiliki daya tarik yang besar, baik secara fisik maupun status sosial. Tapi dalam hatinya, ia tahu bahwa ia tidak bisa semudah itu beralih ke wanita lain. Shanna adalah wanita yang dia pilih, dan tak ada yang bisa mengubah perasaannya.

"Gue cuman suka sama Shanna," ujar Rivan, suaranya lebih lembut, penuh keyakinan. Namun, ada ketegangan yang bisa dirasakan dalam setiap kata yang diucapkannya.

"Tapi lo harus nyoba hal lain, Van," ujar Gema, senyumnya lebar. "Masa lo gak penasaran?"

Rivan mencoba menanggapi kata-kata itu dengan sikap dingin, namun dalam hatinya, keraguan mulai merayap masuk. Dia sudah tahu Gema tidak akan berhenti. Teman-temannya terus memancingnya untuk masuk ke dunia yang lebih gelap, dunia yang Rivan rasa bukan dirinya.

"Lo belum pernah coba kan? Mungkin lo cuma takut aja," ujar Gema, semakin menggoda. "Coba deh, kita bisa bantuin lo."

Gema kemudian berdiri dan berjalan ke lorong yang lebih sepi, meninggalkan Rivan dan beberapa temannya yang lain. Rivan hanya diam, menunggu apa yang akan terjadi selanjutnya. Dia merasa tidak nyaman, namun di sisi lain, ada rasa penasaran yang membangkitkan nalurinya.

Tidak lama kemudian, Gema kembali dengan senyum lebar di wajahnya. "Gue udah dapet. Terserah lo mau coba atau nggak. Tapi coba aja dulu, siapa tau lo suka," ujarnya sambil mengisyaratkan sesuatu pada Rivan.

Rivan menatap Gema dengan pandangan bingung. "Gue gak ngerti maksud lo."

Gema mengangkat bahu. "Gue udah atur semuanya. Lo tinggal pilih aja, cuma buat coba-coba."

Rivan tak bisa berkata apa-apa. Ia merasa terhimpit antara rasa ingin tahu dan rasa bersalah. "Gue gak yakin ini yang gue butuhkan," jawabnya, berusaha tetap tenang meskipun hatinya bergejolak.

"Lo harus coba, bro," ujar Billy, teman Rivan yang lain. "Belum coba, mana tau lo suka."

Rivan hanya tersenyum tipis, tidak tahu apa yang harus dilakukannya. Baginya, perasaan terhadap Shanna adalah hal yang paling penting. Namun, godaan dari teman-temannya terasa begitu kuat.

Di tengah kebingungan itu, sebuah suara dalam dirinya berkata untuk berhenti. Ia tak ingin melukai Shanna. Namun, semakin lama ia berada dalam lingkaran pergaulan yang salah, semakin besar godaan untuk menuruti teman-temannya.

Gema melanjutkan, "Lo cuma takut sama perubahan, Van. Percaya deh, lo pasti bakal merasa lebih bebas. Lo jangan terlalu keras sama diri lo sendiri."

Rivan menundukkan kepala, meresapi setiap kata-kata Gema. Ada rasa penasaran yang tak bisa diabaikan, namun ada juga suara hati yang mengingatkan akan konsekuensi besar yang harus dihadapi. Pada akhirnya, Rivan tahu bahwa keputusan ini bukan hanya soal dirinya. Ini tentang Shanna, dan dia tidak ingin mengkhianati kepercayaannya.

"Jangan kebanyakan mikir bro, diusia kita sekarang ini emang masa nya banyak mencoba. Kalo Lo gak ngabisin masa nakal Lo sekarang, mau kapan lagi? Lo mau nanti udah married baru ngerasa pengen ngelakuin hal hal nakal?" Ucap Gema santai.

"Bener kata Gema Van, just relax and have fun."

Rivan tak merespon hanya diam mencerna, gejolak jiwa mudanya memang tak dapat lagi terbendung. Sampai akhirnya seorang perempuan menghampiri meja mereka. Perawakannya bagus, kulit putih bersih, suara yang lembut dan satu hal pasti sangat menggoda dan terbuka.

"Hi kak, aku Vanesa. Ini kak Gema kan ?"

"Iya gue Gema. Jangan panggil kakak. Oya, bukan gue yang harus Lo temenin. Tapi temen gue." Ucap Gema sambil mematikan rokoknya.

"Dengan senang hati." Gadis muda itu tersenyum menggoda, lalu mulai duduk mendekati Rivan.

1
Elza Febriati
Laaaa koq kesannya seperti damian yg keras nikahin dia, 😩 rada2 ngelunjak, semestinya banyak2 sadar diri,, dan mengambil hati damian,! Lucuuuuuu
Narata: Iyaaa ya damian duluan yang bucin wkwk karena damian udah suku duluan gasiii dari pas ketemu di kampus
total 1 replies
Dian Fitriana
update
Narata: ok kak jam 00 yaa
total 1 replies
Risma Waty
Kasihan juga sih dgn Rivan.. bukan keinginannya ninggalin Shanan. Dia dipaksa dan dibawa kabur bapaknya ke luar negeri. Rivan kan janji akan kembali menjemput Shanan. Semiga Damian ntar mengembalikan Shanan ke Rivan krn bagaimanapun anak yg dikandung Shanan adalah anaknya Rivan, otomatis cucunya Damian.
Narata: Iya sih kasihan .. Yang jahat di cerita ini adalah takdir mereka. hikss🥹
total 1 replies
Dian Fitriana
up LG thor
Dian Fitriana
update
fran
klu up yg bnyk dong .., krn klu kelamaan jd membosankan
Narata: hi kak fran, nanti author up jam 12 ya kak
total 1 replies
Anto D Cotto
lanjut crazy up Thor
Anto D Cotto
menarik
Narata
keren
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!