Alina seorang pegawai staf di perusahaan ternama jatuh cinta sama Gilang seorang office boy yang tampan.
Alina tidak mengetahuinya kalau Gilang adalah seorang CEO di perusahaan tempat nya bekerja.
Gilang menyamar sebagai office boy di perusahaan ayah nya hanya untuk mencari sosok perempuan yang menerima dia apa adanya.
Dia pindahan dari luar negeri jadi belum ada yang tahu tentang dia sebenar nya.
Dia muak sama wanita yang matre karena dia sering di manfaatin sama para wanita yang hanya melihat kekayaan nya saja.
Hingga akhir nya Gilang bertemu dengan Alina yang menerima dia apa ada nya.
Hingga suatu hari Alina mengetahui kebenaran nya, dan pergi menjauh dari sisi gilang karena merasa minder dengan keadaan diri nya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon 💫✰✭𝕸𝖔𝖒𝖞𓅓 𝕹𝕷✰✭🌹, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ngga Enak Perasaan
Setelah kepergian anak-anak nya bu Diah dan pak Abidin bicara berdua di meja makan.
"Pak, kok perasaan ibu ngga enak ya? Ada apa ya pak? Tanya bu Diah dengan wajah khawatir nya.
"Hanya perasaan saja kali bu" jawab pak Abidin.
"Tapi perasaan ibu mengatakan kalau kita itu seperti akan meninggalkan rumah kita lo pak" ucap bu Diah.
"Memang nya kita mau kemana bu? Ibu ini ada-ada saja" jawab pak Abidin sambil tersenyum kecil.
"Entah laj pak, perasaan ibu itu dari kemarin seperti ini" ucap bu Diah.
"Sudah lah bu, jangan terlalu di pikirkan, ibu ber do\*a saja semua akan baik-baik saja" jawab pak Abidin menenangkan hati istri nya, padahal hal serupa juga sama pada diri pak Abidin.
Pak Abidin juga merasakan perasaan yang sama seperti istri nya, tapi karena dia kepala rumah tangga, dia memendam perasaan nya itu sendirian.
"Bapak juga merasakan yang sama bu, perasaan bapak juga ngga enak dari kemarin" gumam bathin pak Abidin.
"Ya sudah, bapak mau berangkat kerja dulu, ibu jangan terlalu banyak yang di pikir kan, nanti ibu sakit" ucap pak Abidin sambil berdiri dari duduk nya.
"Iya pak, bapak hati-hati ya" ucap bu Diah sambil mencium telapak tangan suami nya.
Kini bu Diah sendirian di rumah, anak-anak dan suami nya telah pergi dengan rutinitas sehari-hari nya.
*
*
Sementara bu Diah memikirkan dengan perasaan nya yang ngga enak, bu Dewi lain lagi, dia terus bertanya-tanya dalam hati nya, tentang apa yang di bicarakan Dhea anak perempuan nya tentang Gilang anak pertamanya.
"Ada masalah apa kamu nak? Bukan kah kamu sekarang sedang menikmati hidup kamu dengan Alina? Gumam bathin bu Dewi.
"Apa aku datang juga ya ke kantor, biar aku tahu apa yang akan Gilang bicarakan dengan papah" gumam bu Dewi.
"Tapi ngga enak juga ya, masalah keluarga harus di bicarakan di kantor, ya sudah lah aku tunggu mereka pulang saja" gumam bu Dewi.
Bu Dewi pun meraih ponsel nya yang berbunyi dan ternyata itu dari orang suruhan nya.
Karena bu Dewi penasaran dengan Gilang, makanya bu Dewi bertanya kepada orang suruhan nya yang di suruh bu Dewi untuk memantau Gilang dari jauh.
"Sejauh ini aman-aman saja tidak ada yang membuat Gilang kenapa-kenapa, tapi mau apa Gilang hingga mau bicara serius sama papah ya" bu Dewi pun terus bertanya-tanya dalam diri nya.
"Ya sudah lah lebih baik aku pergi arisan saja, daripada mati penasaran dengan semua ini" bu Dewi pun pergi ke kamar nya dan siap-siap untuk pergi arisan .
*
*
Mereka pun kembali di sibuk kan dengan segala rutinitas pekerjaan nya masing-masing setelah kemarin mereka bersenang-senang di puncak.
"Hai Lin, gimana hari ini, masih capek ngga efek perjalanan kemarin? Tanya Dhea setelah dia masuk dan duduk di depan nya Alin.
"Masih sedikit capek sih, tapi mau gimana lagi ini sudah tugas dan kewajiban aku" jawab Alina.
"Eh Lin, gimana perkembangan hubungan kalian berdua? Tanya Dhea.
"Hubungan? Alin pun kembali bertanya pura-pura ngga mengerti dengan pertanyaan dari Dhea.
"Udah lah Lin, jangan di tutup-tutupi lagi, aku sudah tahu kalau kamu ada hubungan dengan Gilang OB yang baru beberapa bulan bekerja di kantor ini" ucap Dhea.
"Jadi kamu sudah tahu hubungan aku dengan Gilang? Sejak kapan? Tanya Alina kaget.
"Ya, aku sudah mengetahui nya" jawab Dhea.
"Katanya Gilang mau serius sama aku Dhe, dan hari ini dia akan bicara kepada orang tua nya" ucap Alina.
"Jadi Gilang ngga kerja dong sekarang?" Tanya Dhea pura-pura.
"Katanya nanti sore dia pulang ke rumah orang tua nya untuk membicarakan tentang kami berdua, dan Gilang berjanji akan langsung menikahi aku" jawab Alina.
"Kenapa cepat sekali? Apa ada yang sudah terjadi diantara kalian? Kembali Dhea bertanya seolah-olah dirinya belum mengetahui apapun masalah Alina dan kakak nya.
Alina pun terdiam, dia bingung harus menjawab apa dengan pertanyaan Dhea, sedang kan dirinya selalu jujur dan ngga pernah berbohong pada siapa pun.
"Ya sudah Dhe, aku mau ngasih laporan ini dulu ke pak Glen, kamu mau nunggu di sini apa mau balik ke ruangan kamu? Alina memilih pergi untuk menghindari pertanyaan dari Dhea.
Dhea menyadari nya kalau Alina lagi menghindari dari pertanyaan nya.
"Ya sudah aku balik ke ruangan aku aja,." jawab Alina sambil berdiri lalu pergi menuju ruangan nya.
"Untung dia ngga bertanya lagi, aku kan bingung harus menjawab apa, masa iya aku harus bilang kalau aku sudah tidur bareng Gilang." gumam bathin Alina sambil menyentuh dada nya.
"Kamu ngga mau jawab pertanyaan aku kan Lin? Aku paham soal itu, berarti benar semua yang di bicarakan bang Glen." gumam bathin Dhea sambil berjalan menuju ruangan nya.
Waktu pun terus berjalan seiring jam yang berputar, kini waktu pun menunjuk kan jam dua belas siang, dimana di jam tersebut adalah waktu istirahat nya para karyawan.
Ruangan pantry sudah di kosong kan oleh Glen dengan cara mentraktir semua OB makan siang di kantin dan Glen memberikan tambahan waktu setengah jam untuk mereka istirahat dengan alasan pantry akan di gunakan nya untuk makan siang karyawan lain nya.
Pak Surya dengan langkah yang sangat pasti dia menuju pantry, sebenar nya dia ngga mau untuk menemui Gilang karena itu tidak sopan menurut nya, tapi Glen selalu memohon dan membujuk nya sehingga dia memutus kan untuk menemui Gilang di pantry.
"Sebenar nya apa yang ingin kamu bicarakan, sampai-sampai papah yang harus datang menemui kamu, kamu tahu sendiri kan posisi kamu dan papah gimana? Seharusnya kamu sebagai anak yang datang sama papah, bukan papah yang harus menemui kamu, itu tidak sopan" ucap pak Surya dengan tatapan tajam nya.
"Papah?, duduk dulu pah" ucap gilang sambil menggeser kursi untuk pak Surya ayah nya.
"Maaf kan Gilang pah, bukan Gilang ngga tahu sopan santun, tapi ini sangat penting bagi Gilang, dan ngga ada waktu lagi, karena Gilang sudah berjanji pada Alina." ucap Gilang setelah duduk berhadapan dengan pak Surya.
"Katakan apa yang ingin kamu sampaikan sama papah" ucap pak Surya.
Sementara di ruangan Alina, Alina pun siap-siap untuk makan siang seperti biasa nya di pantry.
Alina yang selalu membawa bekal pun mengambil bekal nya lalu berjalan menuju pantry.