Retak Akad Cinta

Sejak Kaila berkunjung ke rumah Pak Andi, Amanda makin dekat dan terbuka kepada Kaila.

"Bu Kaila, maukah Ibu berkunjung ke rumahku kembali?" tanya Amanda.

"Amanda sayang, ibu tidak bisa. Bukannya ibu tidak mau," ucap Kaila.

"Ibu gak mau main lagi ke rumahku?" tanya Amanda.

'Aku harus bagaimana menjelaskan ini kepada Amanda?' batin Kaila.

Kaila bingung, bagaimana ia menjelaskan kepada Amanda. Karena Amanda masih terlalu kecil dan tidak akan mencerna jika ia berbicara sejujurnya.

Tidak mungkin juga Kaila selalu datang ke rumah Amanda. Guru-guru akan akan berbisik yang tidak-tidak. Tidak semua guru yang baiknya seperti Mba Tina yang memang sudah kenal oleh Kaila sejak kuliah.

Kaila yang berstatus sebagai janda beranak 4, jika selalu berkunjung ke rumah Amanda dengan ayah Amanda mempunyai status duda beranak satu, akan menjadi gosip yang hits diantara para guru.

"Bukan Bu Kaila tidak mau sayang, Ibu sedang sibuk karena sebentar lagi ujian semester. Ibu harus membuat soal-soal untuk ujian. Kamu juga 'kan harus belajar untuk persiapan ujian semester nanti," ucap Kaila.

Hanya itu satu-satunya alasan Kaila kepada Amanda agar anak ini tidak salah paham atas penolakan Kaila untuk kemauannya supaya bisa berkunjung lagi ke rumahnya.

"Artinya habis semester berakhir Ibu dan Adam bisa berkunjung ke rumahku lagi?" tanya Amanda.

"Setelah ujian, Ibu kan harus menilai hasil ujian dan juga mengisi rapot," ucap Kaila.

"Yah sudah Bu, habis pengambilan rapot Ibu berkunjung ke rumah aku. Ibu juga libur 'kan. Aku bisa bermain dengan Adam lagi. Pokoknya aku tagih janji Ibu yah sehabis pengambilan rapot," ucap Amanda.

Kaila hanya tersenyum dan menganggukan kepalanya. Mau bagaimana lagi, karena ia tidak tahu dengan alasan apa lagi menolak ajakan Amanda.

Sepulang sekolah Amanda di jemput oleh supirnya, sampai di rumah seperti biasa ia hanya ditemani oleh pengasuhnya di rumah. Amanda sangat merasakan kesepian. Ia merasa dirinya ini sangat tidak ada yang menarik. Ayahnya akan sampai rumah menjelang magrib. Seperti itulah kegiatan Amanda setiap hari.

"Ayah, ada mau nikah lagi gak? carikan ibu sambung yang baik untuk aku," tanya Amanda.

Andi yang baru pulang terkejut mendengar ucapan putrinya.

"Memang kamu gak bahagia hidup dengan Ayah?" tanya Andi.

"Ah Ayah aku bosan setiap hari seperti ini terus suasananya. Tidak ada yang memperhatikan aku. Aku tidak pernah merasakan kasih sayang seorang ibu dan Ayah setiap hari pulangnya jam mendekati magrib," ucap Amanda.

Andi mendekati Amanda lalu ia memeluk putrinya.

"Maafkan Ayah yang tidak memberikan kamu kasih sayang full," ucap Andi.

"Ayah bisa nikah lagi dan kasih aku seorang ibu,"ucap Amanda.

"Nikah itu tidak mudah Amanda, karena Ayah ingin mencari ibu untukmu bukan hanya mencintai Ayah tapi juga harus mencintaimu dengan tulus," ucap Andi.

"Bu Kaila bagaimana Ayah? dia baik denganku dan sayang juga," ucap Amanda.

"Bu Kaila itu gurumu, dan akan selalu jadi gurumu Amanda," ucap Andi.

"Aku suka dengan Bu Kaila, dia baik banget Ayah. Aku mau ia menjadi ibuku, Ayah tidak bisakah seperti itu?" ucap Amanda dengan mata yang mengembun.

"Amanda sayang, mencari ibu untukmu itu bukan hal yang mudah. Bu Kaila juga punya anak bukan hanya Adam aja anaknya," ucap Andi.

"Bagus dong Ayah, aku jadi punya banyak teman di rumah. Tidak merasa kesepian lagi," ucap Amanda.

"Bu Kaila juga gak mungkin mau Amanda," ucap Andi.

"Kalau mau bagaimana? Ayah tampan, pintar pasti Bu Kaila mau deh Ayah," rengekan Amanda.

"Duh Amanda, Ayah pulang kerja bukan di pijatan malah minta ibu sih. Badan Ayah pegal-pegal ini," ucap Andi.

"Makanya Ayah kasih Amanda ibu agar bisa pijatin Ayah sepulang kerja," ucap Amanda.

Amanda langsung melangkahkan kakinya menuju ke kamar dan ia mengunci pintu.

"Amanda...sayang..." panggil Andi tapi Amanda tidak menoleh sedikitpun.

Di dalam kamar Amanda menggerutu.

"Minta ibu aja susah, memang ayah gak bisa cariin apa buat aku?" gumam Amanda.

***

Dikediaman Kaila sangatlah ramai dengan tingkah anak-anaknya. Adam sedang bermain dengan si kecil, rumah terlihat sangat berantakan dengan mainan berserakan ada di mana-mana. Sedangkan Cia dan Caca sedang belajar. Mereka dimasukkan Kaila di program bilingual di sekolahnya. Bersekolah di swasta dan mengambil program bilingual untuk spp tidak ada potongan. Bila mau lebih murah ambil yang program regular. Cia dan Caca sedang berlatih berbicara bahasa inggris di rumah. Kaila selalu mengatakan harus belajar yang rajin.

"Belajar yang rajin yah, Mamah sudah berusaha masukan kalian ke sekolah yang bagus. Latih percakapan bahasa inggris kalian." Kaila selalu mengucapkan kalimat ini kepada Cia dan Caca.

Setiap hari sepulang kerja, Kaila akan selalu bersama kepada anak-anaknya sampai menjelang tidur.

Tiba-tiba Adam menghampiri Kaila.

"Ma kapan ke rumah Kak Amanda lagi?" tanya Adam.

Cia dan Caca mendengar, membuat mereka pun bertanya.

"Amanda siapa Adam?" tanya Cia.

"Kak Amanda itu murid Mamah Kak, minggu kemarin Aku dan Mamah main ke rumahnya. Aku naik mobil Kak pas ke rumah Kak Amanda. Rumahnya besar banget." Adam menceritakan dengan gaya tangannya seperti mendeskripsikan rumah Amanda.

"Banyak mainan gak?" tanya Caca.

"Banyak banget Kak, 1 kamar Kak Amanda mainannya banyak, bonekanya banyak. Kak Amanda juga koleksi boneka barbie. Kalau Kak Caca ke sana pasti gak mau pulang deh," ucap Adam menceritakan mainan Amanda.

"Mah kalau ke sana ajak aku yah," ucap Caca.

"Aku juga Mah, aku mau main ke sana dan kenalan dengan murid mama yang namanya Amanda," ucap Cia.

"Kalian apaan sih, malu lah Mamah ke sana, kemarin Mamah hanya kunjungan aja sebagai seorang guru. Karena di dalam kelas ada yang berbuat jail sama Amanda. Jadi Mamah sebagai seorang guru harus membantu muridnya untuk menyelesaikan masalah," ucap Kaila.

"Memang dijahilin bagaimana Mah," tanya Cia.

"Dikunciin di dalam kamar mandi Kak, Kak Amanda kasian deh," celutek Adam.

"Ih murid Mamah berutal itu Mah, kalau di sekolah aku paling-paling dorong-dorongan doang," ucap Caca.

"Kalau seperti itu pembulian De namanya," celetuk Cia.

"Pembulian apaan Kak?" tanya Caca.

"Pembulian itu penindasan kepada yang lemah. Karena pihak yang lemah tidak mau melawan yah...di tindas terus. Karena penindas akan berpikir bahwa yang ditindas tidak akan berbicara kepada orang lain bahwa mereka sudah berbuat jahat. Makanya semakin berani deh membully temannya yang lemah," ucap Cia menjelaskan kepada Caca.

"Oh gitu yah kak," tanggapan Caca.

Kaila hanya mendengarkan percakapan anak-anaknya dan tersenyum ketika Cia menjelaskan tentang pembulian kepada Caca.

Bersambung

✍Ramaikan komen karena komen kalian membuat saya sangat bersemangat untuk menulis dan ide mendadak untuk saya.

Jadilah dermawan dengan cara like, subscribe dan follow aku. Vote nya juga yah

Baca juga yuk cerita serunya

5 tahun menikah tanpa cinta

Salah Lamar

Love dari author sekebon karet ❤