Aira harus memilih di antara dua pilihan yang sangat berat. Di mana dia harus menikah dengan pria yang menjadi musuhnya, tapi sudah memiliki dirinya seutuhnya saat malam tidak dia sangka itu.
Atau dia harus menunggu sang calon suami yang terbaring koma saat akan menuju tempat pernikahan mereka. Kekasih yang sangat dia cintai, tapi ternyata memiliki masa lalu yang tidak dia sangka. Sang calon suami yang sudah memiliki anak dari hubungan terlarang dengan mantannya dulu.
"Kamu adalah milikku, Aira, kamu mau ataupun tidak mau. Walaupun kamu sangat membenciku, aku akan tetap menjadikan kamu milikku," ucap Addriano Pramana Smith dengan tegas.
Bagaimana kehidupan Aira jika Addriano bisa menjadikan Aira miliknya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rey, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tidak Dapat Dipercaya
Wajah Aira tampak lesu dan terlihat tidak baik saat ini. Dia benar-benar seperti orang yang tidak punya semangat hidup saja. Arlan sangat sedih melihat adiknya yang biasa selalu ceria mendadak seperti zombie cantik yang tidak tau mau ke mana arahnya.
"Makan ya, Dek?" tawar Arlan, dan Aira hanya menggelengkan kepalanya pelan.
Arlan benar-benar bingung harus berbuat apa lagi untuk membuat adiknya kembali bersemangat seperti dulu.
Beberapa minggu telah berlalu, Arlan harus meninggalkan adiknya untuk urusan bisnis ke luar kota di mana dia menjalankan bisnis kulinernya.
Siang itu seperti biasa Aira datang ke rumah sakit. Dia menuju kamar Dewa yang sekarang ditempatkan di ruangan perawatan VVIP dengan keadaan yang masih banyak alat medis pada tubuhnya. Keadaannya pun masih sama seperti seorang pangeran tidur dalam kisah dongeng versi pria.
Aira membuka pintu kamar Luis dan dia sedikit terkejut melihat ada seorang wanita dengan rambut panjang terurai duduk di samping ranjang dewa dan dia memegang tangan Dewa sambil menangis.
"Kamu siapa?" tanya Aira bingung.
Wanita itu menengok ke arah Aira. Aira melihat mata wanita itu sembab karena menangis, wanita itu juga sangat cantik dengan mata coklatnya yang sangat indah.
"Maaf, kamu siapa?" tanya Aira sekali lagi.
Wanita cantik itu bangkit dari tempat duduknya dan mengusap air matanya dengan tisu yang dia bawa. "Hai, Aira," sapa wanita itu sambil mengulurkan tangannya mengajak Aira berjabatan tangan. "Perkenalkan namaku Shelomitha."
"Shelomitha? Shelomitha siapa ya? Aku tidak kenal dengan kamu?"
"Aku dulu adalah kekasih Dewa," ucapnya sekali lagi lembut.
"Apa? Kamu mantan kekasihnya Mas Dewa maksud kamu?" Entah kenapa hati dan perasaan Aira sudah tidak enak saja ini.
"Iya, aku mantan kekasih Sadewa-- calon suami kamu."
"Kamu datang ke sini karena mendengar jika Mas Dewa kecelakaan? Maaf, Mas Dewa tidak pernah bercerita tentang mantan kekasihnya, jadi aku tidak mengenal kamu."
"Tidak apa-apa. Aku ke sini karena mendengar jika Dewa mengalami kecelakaan saat akan menuju ke tempatku."
"Apa? Mas Dewa mengalami kecelakaan saat akan ke tempat kamu? Bukannya mas Dewa mengalami kecelakaan karena ingin berangkat ke rumahku? Aku dan mas Dewa akan menikah."
Wanita itu melihat pada Dewa yang masih menutup matanya. Tangannya mengusap lembut wajah Dewa. Aira yang melihat hal itu tentu saja agak marah. Dewa itu calon suaminya, kenapa wanita yang mengaku mantannya ini malah seenaknya bersikap manis pada Dewa?
"Andai aku tidak mengancam untuk mengakhiri hidupku, pasti sekarang Dewa akan baik-baik saja."
"Kamu ini bicara apa sih?" Aira benar-benar kaget.
"Aku minta maaf jika sudah membuat hari Bahagia yang kamu nantikan berubah menjadi hari yang buruk, Aira. Aku sama sekali tidak menginginkan hal seperti ini. Aku tidak mau Dewa sampai kenapa-napa karena tidak akan ada lagi yang menjaga putranya jika dia seperti ini." Shelomitha tampak tiba-tiba menangis dengan menutup wajahnya.
Aira yang mendengar apa yang dikatakan oleh wanita yang tiba-tiba mengaku mantan kekasih itu sangat kaget. Bahkan kakinya tiba-tiba terasa lemas. Aira yang hampir jatuh berpegang pada tepi tempat tidur Dewa.
"Putra? Apa aku tidak salah dengar?" ulang Aira dan semoga apa yang dia dengar salah.
"Iya, putra, aku dan Dewa sudah memiliki seorang anak," jelas Shelomitha.