NovelToon NovelToon
Pernikahan Semalam

Pernikahan Semalam

Status: tamat
Genre:Tamat / Nikahmuda / CEO / Single Mom / Pernikahan Kilat / Beda Usia / Diam-Diam Cinta
Popularitas:527.2k
Nilai: 5
Nama Author: Darmaiyah

Kayesa terjebak dalam pernikahan semalam demi menyelamatkan nyawa ibu yang sedang terbaring di rumah sakit. Pernikahan dengan laki-laki kaya yang sama sekali tak dikenal Kayesa itu merupakan awal dari penderitaan Kayesa.
Pernikahan semalam membuat Kayesa hamil dan diusir ibu, Kayesa pergi jauh dari kota kelahirannya. Lima tahun kemudian dia bertemu dengan laki-laki ayah anaknya, hanya saja Kayesa tidak mengenalinya. sementara laki-laki itu mengetahui kalau Kayesa wanita yang dinikahinya lima tahun yang lalu.

Bagaimana kehidupan Kayesa selanjutnya, saat laki-laki bernama Zafran mengetahui kalau Kiano merupakan darah dagingnya dan Zafran menginginkan anak.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Darmaiyah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Hari Pertama

Part 7

Setelah menetralkan nafasnya, laki-laki itu nenyeka keringat yang membanjir di dahinya.

"Kelihatannya kamu sangat terburu-buru?" Kayesa memberanikan diri mengeluarkan pertanyaan.

"Lima menit lagi wawancara akan dimulai. Terlambat satu detik saja bisa gagal," ujar laki-laki itu.

"Kamu peserta wawancara juga?" Laki-laki itu bertanya sambil memperhatikan wajah Kayesa. Kayesa hanya mengangguk.

"Dia wanita itu. Apa bos sudah tahu," batin laki-laki itu terus memperhatikan Kayesa.

"Semoga kita berdua keterima kerja di sini ya," ujar laki-laki itu lagi. Kayesa kembali mengangguk.

Beberapa detik kemudian lift membawa mereka berdua ke atas, saaat lift terbuka, laki-laki itu mempersilakan Kayesa ke luar duluan.

"Nama kamu siapa?" Tanya laki-laki itu sambil mensejajari langkah Kayesa menyuduri trotoar kantor.

"Kayesa Artha. Panggil saja Esa."

"Aku Rayzad Alfarisi. Panggil saja Ray," laki-laki itu menyalami Kayesa.

Setelah berkenalan keduanya berpisah. Kayesa berbelok ke sebelah kiri untuk posisi staf karyawan, satpam, office boy, office gilr dan clearning service. Sementara Ray ke sebelah kanan untuk posisi menejer dan kepala divisi.

Saat Kayesa masuk ke ruang wawancara, sudah ada enam peserta termasuk dua wanita yang tadi mendorongnya. Semua mata tertuju padanya, kala Kayesa mendudukkan bokongnya di salah satu kursi yang masih kosong.

"Eh. Masih berani bersaing sama kami," celetok salah satu dari wanita tadi.

"Gerr," yang ada di situ serentak tertawa.

"Paling dia melamar jadi clearning service," teman wanita itu ikut menyela.

"Tidak usah diladani, buang energi saja. Fokus saja untuk wawancara," bisik seorang wanita berbaju hitam yang duduk di sampingnya.

Kayesa menoleh ke arah wanita itu, tersenyum dan mengangguk. Benar kata wanita berbaju hitam itu, meladani dua wanita sombong itu hanya buang-buang masa saja. Saat menyadari Kayesa tak beraksi, kedua wanita itu pun mengakhiri bulyannya.

Satu persatu peserta dipanggil masuk ke dalam. Ada yang keluar dengan wajah ceria, ada yang tegang ada pula yang terlihat sedih.

"Antrian nomor tujuh. Masuk!" Kayesa berada diantrian terakhir.

Kini giliran Kayesa. Sebelum melangkah masuk, Kayesa merapikan anak rambutnya. Dengan mengucap basmallah, Kayesa berdiri, rasa gugup menyergapnya seketika. Jujur ini kali pertama dia ikut tes wawancara.

Semakin langkah kakinya mendekati pintu ruang wawancara, debar jantungnya dua kali lebih cepat dari biasanya.

"Selamat pagi. Pak." Kayesa menyapa laki-laki yang sedang asik menatap layar lapropnya.

"Silakan duduk," ujar laki-laki itu mengangkat wajahnya.

"Ka-kamu..." Kayesa tidak melanjutkan ucapannya. Dia menutup mulutnya yang sudah terlanjur lancang.

"Duduk Esa! Kenapa bengong gitu."

Menejer yang akan mewawancaranya ternyata laki-laki yang memintanya menahan lift. Ray sudah menyangka kalau Kayesa terkejut.

"Maaf pak Ray. Sa-saya..."

"Sudah. Jangan sungkan begitu. Santai," ujar Ray lagi.

Tangan Kayesa bergerak menarik kursi di depan meja Ray, lalu dia mendudukan bokongnya. Masih antara percaya dan tidak, Kayesa memberanikan diri mengangkat wajahnya.

"Mana cv mu?"

Kayesa menyodorkan map yang dibawanya ke arah Ray. Ray mengambil lalu membuka map dan membaca cv Kayesa. Tak sampai lima menit, Ray menutup kembali map itu.

"Kamu di terima sebagai clearning service. Hari ini sudah bisa bekerja."

"Benaran." Kayesa rasa tak percaya kalau Ray menerimanya tanpa ada wawancara.

Diterima sebagai clearning service di perusahaan besar, sudah merupakan kebahagiaan bagi Kayesa. Karena dia hanya mengantongi ijazah sekolah menengah atas, hanya posisi clearning service dan office gilr yang pantas untuknya.

"Iya. Kamu akan digaji dua juta perbulan. Dan gajimu akan naik dua kali lipat, jika kamu bisa menbuat ruangan bos bersih dan dia menyukainya." Ray menawarkan tantangan di hari pertama Kayesa diterima.

"Terima kasih. Pak! Sudah menerima saya bekerja di sini. Saya akan coba tantangan yang bapak berikan."

Rayzad memanggil asistennya. Seorang wanita muda dan cantik, usianya mungkin tidak jauh beda dengan Kayesa, paling selisih dua atau tiga tahun.

"Ruhi! Mulai hari ini. Esa bertanggung jawab atas kebersihan ruang bos Zafran. Tolong kamu kasih tahu apa-apa saja tugasnya," titah Ray.

Sejenak Ruhi menatap ke arah Kayesa, lalu mengajak Kayesa keluar dari ruang Rayzad, membawa Kayesa keruangannya. Ruhi kemudian menjelaskan apa saja tugas Kayesa.

"Waktu membersihkan ruang bos Zafran. Pagi dibawah jam sembilan sebelum beliau datang." Awal Ruhi dengan peraturan pertama, karena Zafran tidak segan memecat karyawannya yang telat semenit pun.

"Dan satu lagi, saat membersihkan ruangan bos jangan sekali-kali memindahkan barang-barang dari tempatnya semula. Jika kamu tidak ingin dipecat," jelas Ruhi.

"Kemudian saat bekerja tidak dibenarkan main hape. Ingat ya. Bos kita galak," Ruhi berbisik, seperti takut kalau ada karyawan lain yang mendengar saat dia menyebut CEO perusahaan galak.

Mendengar penjelasan Ruhi, Kayesa membayangkan betapa sangar wajah bosnya. Peraturannya saja begitu ketat. Ruhi kemudian menyerahkan baju kerja dan memberikan kunci loker pada Kayesa.

"Ada pertanyaan lain. Sebelum kamu mulai bertugas."

Ruhi sangat baik pada semua karyawan, dia bahkan selalu melindungi bawahannya. Begitu juga sebaliknya semua karyawan menyukai dan menyeganinya.

"Kak. Bolehkah saya menelepon anak saya dulu, sebelum saya memulai kerja."

"Silakan. Kalau sudah bekerja tidak boleh lagi memegang hape, kecuali pas jam isoma," ujar Ruhi menjelaskan, lalu kembali keruangannya.

Kayesa melangkah ke ruang loker, kemudian menelepon Maeka, mengabar kalau dia sudah mulai bekerja.

"Maeka! Bagaimana keadaan Kiano?" Tanya Kayesa begitu panggilan terhubung. Sebenar Kayesa tidak ingin langsung bekerja hari ini. Tapi jika ditolaknya, bisa saja dia tak punya kesempatan lagi.

"Sudah lumayan. Nya! Kata dokter besok sudah bisa pindah dari ICU ke ruang rawat," ujar Maeka memberitahu Kayesa.

Perasaan Kayesa bercampur aduk. Bahagia mendengar Kiano membaik, sedih harus meninggalkan Kiano, karena memilih bekerja. Namun, semua ini dia lakukan untuk Kiano juga. Kayesa ingin memberikan kehidupan yang lebih baik untuk putranya itu.

Setelah mengabari Maeka, kalau hari ini dia mulai bekerja dan pulang pukul lima sore, Kayesa lalu menutup panggilan telepon, kemudian mengambil baju seragam kerja, masuk ke ruang ganti. Setelah mengganti bajunya, Kayesa menyimpan baju dan ponsel ke dalam loker dan menguncinya.

"Hay! Kamu anak baru dipanggil kak Ruhi." Seorang wanita muda yang seprofesi dengannya memberitahu.

Sambil mengucapkan terima kasih pada wanita yang belum dikenalnya, Kayesa tersenyum ke arahnya, lalu permisi pamit menemui Ruhi.

"Bos Zafran Briefing sampai pukul lima sore. Kamu punya waktu membersihkan ruangannya dari sekarang." Titah Ruhi.

"Ingat dibawa pukul lima sore. Kamu sudah tidak ada di ruangan bos dan besok pagi datanglah sebelum pukul tujuh, ruangan bos Zafran sudah fres dan bersih saat dia datang. Okay!"

Ruhi tahu betul kebiasaan Zafran, laki-laki itu paling tidak suka ruangannya belum bersih saat dia datang. Dan Zafran lebih tidak suka saat dia ada di ruangan, ada clearning service sedang bekarja. Makanya Ruhi mengatur jadwal membersihkan ruang bosnya sepagi mungkin.

"Baik kak." Kayesa masuk sambil membawa peralatan kebersihan.

Mata Kayesa melotot saat masuk ke ruang CEO itu. Interior ruangan sangat mewah, hanya saja tata letak kurang tepat, hingga terlihat semberaut dan tidak menarik. Namun, karena ingat pesan dari Ruhi, Kayesa hanya membersihkan ruangan, tanpa memindahkan satu barang pun.

Hanya butuh dua jam, ruangan selebar sepuluh kali sepuluh meter itu sudah terlihat rapi. Walaupun semua sudah bersih, dipandangan mata Kayesa tetap ada sesuatu yang mengganjal, hingga ruangan mewah itu terlihat tidak indah.

"Kalau ada bunga kecil di atas meja ini. Pasti lebih elegan," batin Kayesa.

Kayesa kemudian merapikan beberapa berkas yang berserakan di atas meja Zafran. Tanpa sadar Kayesa telah memindahkan beberapa berkas penting itu. Lalu Kayesa meraih foto berbingkai hati, sejenak gerakan tangan Kayesa berhenti mengelap foto itu, dia menatap wajah tampan yang tersenyum di bingkai itu.

"Ini pasti foto putranya bos Zafran," batin Kayesa, lalu meletak kembali di tempat semula.

Tanpa sengaja, mata Kayesa tertuju pada id card yang tergeletak di samping bingkai foto tadi. Kayesa meraih id card itu, dan mengeja nama yang tertera Zafran Alfaro, lalu menatap paspoto yang ada di id card itu, sama persis dengan yang di bingkai tadi.

"Ternyata siganteng ini. CEO di sini," batin Kayesa tersenyum, merasa senang karena bisa menikmati wajah tampan bos walau hanya dari foto.

"Aslinya kamu pasti lebih ganteng." Guman Kayesa.

1
Rismawati Damhoeri
kenapa mbak Mae harus panggil nyonya sih?, nggak cocok..
Ginawati Desi
asiiiaap
Dewi Dama
malas baca nya lagiii...ter lalu ber belit2...
sweetpurple
Luar biasa
Dewi Dama
banyak salah ketik nya...
Dewi Dama
Luar biasa
Dewi Dama
gk..usah se detel itu ngejelasin nya thoor...bosan baca nya naruh mukenak aja...di tulis....
Uli Kristiani
maaf, zafran gk tegas sama sekali. jadi cerita nya buat bosan
Alma Izka
ya
Rahmah Rahmah
ending nya gk enak bget
Nurliana Saragih
Masih kecil itu harganya, biasanya kan kalo HOLANG KAYA beli berlian harganya sampai M dan kalo di novel barang itu satu - satunya di dunia.
😅😅😅
Nurliana Saragih
Manggilnya kok NYONYA sih?!
Di anggap Adek aja kenapa?
Maeka kan juga baik,kalo gini rasanya kayak ada jarak yang jauh, antara majikan dan pengasuh.
Praised93
cerita ujungnya dipaksakan tamat yang harusnya beberapa bab lagi
Praised93
terima kasih
Praised93
terima kasih👍
Praised93
terima kasih
Praised93
terima kasih👍
Praised93
terima kasih
Praised93
terima kasih👍
Praised93
terima kasih
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!