Kisah bujang lapuk penjual celana kolor keliling yang memiliki kisah pahit bersama wanita, tiba tiba dihadapkan pada kejadian di mana dia harus menikahi tiga belas wanita secara bersama.
Kejadian apakah itu? Bagaimanakah ceritanya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon rcancer, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menyenangkan.
"Selamat datang, Pak Suryo, Selamat datang," sapa seorang pria kepada tamunya yang sebenarnya tidak diharapkan kedatangannya. Pria itu hanya berbasa basi agar terlihat baik di mata tamunya itu.
"Bagaimana? Apa udah ada kabar tentang wanita wanita itu?" tanya pria bernama Suryo kepada si pemilik rumah. Wajah Suryo sangat tidak bersahabat. Bahkan dia langsung melempar pertanyaan yang menjadi tujuannya dia terpaksa datang kesini.
Suryo adalah seorang wali kota di salah satu kabupaten. Sejak masih muda, dia memang sudah sangat menyukai ilmu politik. Di tambah lagi, kedua orang tuanya dulu memang sudah berkecimpung di dunia politik. Hingga sekarang karir politik itu diteruskan oleh sang anak.
Sudah bukan rahasia umum lagi, manusia itu mempunyai sisi serakah dan tidak pernah puas dengan apa yang mereka dapat. Sama seperti halnya seorang Suryo. Dia tidak puas dengan gaji yang dia terima selama berkarir sebagai wakil wali kota. Demi menambah pundi pundi uangnya, Suryo melakukan hal kotor seperti bisnis esek esek di kalangan kaum elit dan pejabat.
Maka itu, Suryo sangat murka saat dia mendengar kabar kalau wanita wanita yang telah dia tawarkan, malah kabur entah kemana. Otomatis saat itu juga dia menjadi amukan kemarahan rekannya. Dan pastinya, dia kehilangan ratusan juta saat itu juga.
Sekarang, Suryo sedang berada di rumah orang yang menyebabkan dia kehilangan ratusan juta dari bisnis sampingannya. Suryo merasa dia berhak marah lantaran dia juga sudah mengeluarkan uang banyak untuk membawa wanita wanita itu dari tempat pengungsian secara diam diam.
"Belum, Tuan," jawab si Tuan rumah sambil cengengesan.
"Kenapa belum? Apa saja yang kalian lakukan?" tanya Suryo lantang. Tatatapnnya sungguh di penuhi amarah saat ini.
"Sedang kita usahakan, Tuan. Baru saja kita mendapat petunjuk," ucap Hendrik, si tuan rumah.
"Petunjuk? Dapat petunjuk dari mana?" tanya Suryo, lantas Hendrik langsung menceritakan dugaan yang dia dapat dari anak buahnya dengan rinci. "Menikah? Bagaimana bisa?"
"Maka itu, Tuan. Kami akan selidiki dulu."
"Jangan sampai mereka menikah. Bisa rugi besar kita. Kamu tahu kan? Kita butuh kesucian mereka?" ucap Suryo lantang. Ada rasa khawatir diri balik ucapannya.
"Aku tahu, Tuan. Makanya, kita harus selidiki dulu."
"Secepatnya saja! Aku nggak mau kita kecolongan lagi."
"Siap!"
Dan tak terasa, kini waktu beranjak sore. Terlihat di halaaman salah satu rumah, seorang wanita turun dari atas bak sepeda motor beroda tiga. Seorang pria yang tadi mengemudiikan motor, mendekat dan membuka pintu bak tersebut yang terletak di bagian belakang.
"Kamu langsung masuk aja, biar saya yang bereskan ini semua," titah sang pria kepada wanita yang sekarang sudah sah menjadi istrinya. Wanita itu mengangguk sembari mengulas senyum lalu dia segera masuk ke dalam rumah.
Pria itu juga diam diam tersenyum sambil menatap kepergian istrinya, lalu dia berbalik badan dan mulai menata dagangan yang lumayan berantakan.
"Biar kami saja yang membereskannya, Mister," sebuah suara membuat Jiwo sedikit terkeju. Dia langsung menoleh ke sumber suara. Tiga orang wanita melangkah menghampiri Jiwo.
"Mister masuk saja sana, biar kita yang membereskan," perintah salah satu istri Jiwo yang diberi nama Azizah.
"Nggak usah, kalian masuk saja sana," tolak Jiwo sambil tangannya meraih beberapa kolor yang berantakan. Namun kedua tangan Jiwo malah dipegang Azizah dan istri yang lain kemudian dipaks balik dan dirodong agar masuk ke dalam rumah.
"Astaga! Kalian ..." pekik Jiwo, tapi hatinya saat ini menghangat diperlakukan seperti ini oleh ketiga istrinya.
"Tidak ada penolakan! Mister harus istirahat. Urusan beres beres biar kami yang atasi."
Lagi lagi Jiwo hanya mengulas senyum. Akhirnya dia pasrah atas perintah ketiga istrinya. Sebelum masuk, Jiwo memandangi tiga wanita yang sedang melipat kolor kolor yang berantakan. Senyumnya masih tersungging sempurna menyaksikan pemandangan di depan rumahnya.
Puas memandangi ketiga istrinya, Jiwo lantas masuk ke dalam. Kedatangan Jiwo juga di sambut istri istri yang lain yang sedang duduk menenami Emak nonton tv.
"Mister, mau langsung mandi atau mau istirahat dulu?"
"Mau langsung mandi aja, gerah," jawab Jiwo sambil tangannya memegang gagang pintu kamarnya.
"Ya udah, baju ganti sudah aku siapkan tuh di atas ranjang," ucap Salah satu istrinya.
"Kalian ini, nggak perlu repot repot."
"Repot apaan sih Mister? Aku kan hanya melakukan tugasku sebagai istri."
Untuk kesekian kalinya senyum Jiwo terkembang. Dia lantas masuk ke dalam kamar setelah mengucap terimakasih kepada istrinya istrinya.
Hingga sampai Jiwo menutup pintu kamar, senyum Jiwo masih terukir sempurna. Jiwo duduk di tepi ranjang dan melirik baju ganti yang telah disiapkan istrinya.
"Punya banyak istri, menyenangkan juga ya?"
...@@@@@...
yach.. namanya juga fantasi/Smug/