( Zona Cinta Manis )
Midea Lestari harus menelan pil pahit ketika difitnah sudah menabrak seorang wanita yang tengah hamil besar hingga tewas. untuk menebus kesalahan yang bukan karena perbuatannya, ia harus mendekam di balik jeruji besi dan merelakan masa depannya.
Satu bulan mendekam dipenjara, akhirnya Dea dibebaskan karena keluarga korban membayar jaminan untuknya. sebagai gantinya Dea terpaksa menikah dengan Shady Hutama, duda tampan yang istrinya tewas dalam kecelakaan itu. Dea menjadi ibu pengganti untuk putri Shady yang bernama Naura.
Bagaimana lika liku kehidupan rumah tangga Shady dan Dea? Apakah Dea bisa meruntuhkan kerasnya hati Shady yang selalu menaruh dendam padanya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon pinkanmiliar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
23 - Pesta Kelulusan
Tiga bulan kemudian,
Hari ini adalah hari kelulusan untuk Clara setelah menempuh studi S2nya. Dea dan Nilam datang ke kampus Clara untuk merayakan pesta kelulusan Clara.
Dea yang juga membawa Naura kini sedang berfoto ria bersama Clara. Aura kebahagiaan sangat terpancar di wajah Clara.
Rasya juga ikut hadir disana untuk memberikan selamat kepada Clara. Hubungan mereka semakin dekat layaknya sepasang kekasih. Namun entah kenapa belum ada pengumuman resmi dari mereka berdua.
Dea bisa melihat jika Clara memang menyukai Rasya. Namun Dea juga bisa menebak jika ada Shady yang menjadi penghalang hubungan Clara dan Rasya.
"Maaf semuanya, aku terlambat!" Shady baru datang dengan napas terengah. Dea hanya melirik sekilas lalu kembali fokus pada kehebohan Clara dan teman-temannya.
Setelah insiden makan siang gagal waktu itu, hubungan Dea dan Shady kembali dingin. Mereka memang bersikap normal di depan Nilam dan Clara. Tapi saat sudah berada di dalam kamar, Dea memilih mencari kesibukannya sendiri. Shady pun akhirnya melakukan hal yang sama.
Sejak dulu Shady memang tidak pantai mengutarakan isi hatinya. Dulu saat dengan Nola, bahkan Nola yang lebih dulu menyatakan perasaannya. Meski mereka sebenarnya sama-sama saling menyukai.
Lalu kini, Shady di tuntut untuk mengutarakan isi hatinya lebih dulu kepada Dea? Rasanya itu cukup sulit. Maka akhirnya hubungan mereka masih jalan di tempat dan tidak mengalami kemajuan.
Tibalah saatnya Clara dipanggil untuk naik keatas panggung untuk menerima ijazahnya. Clara berjabat tangan dengan pak rektor yang memberi ucapan selamat padanya.
Clara meminta salah seorang temannya untuk mengabadikan momen kelulusannya dalam sebuah foto. Ia meminta seluruh anggota keluarganya untuk berfoto bersama. Tak terkecuali Rasya dan juga Dea.
Rasya masih belum menemukan kebenaran dibalik hubungan antara Dea dan Shady. Tapi kini Rasya akan mencoba cara lain, yaitu dengan mencari informasi dari Clara. Kini Rasya gencar mendekati Clara. Hingga gadis itu salah paham dan menganggap Rasya menyukainya.
#
#
#
Usai acara kelulusan Clara, Dea kembali ke rumah bersama Shady dan Naura. Dea merebahkan diri di sofa empuk yang kini menjadi tempat tidurnya.
"Emm, kapan acara wisudamu diadakan?" tanya Shady berbasa basi.
"Seminggu setelah ini, Mas. Kenapa?" jawab Dea dengan memejamkan mata.
"Apa kau ingin aku datang kesana?"
Pertanyaan Shady membuat Dea membuka matanya kembali. Lalu ia duduk dan menatap Shady.
"Terserah Mas saja. Aku tidak akan meminta, tapi aku juga tidak melarang," jawab Dea santai dan datar.
Sebenarnya ada rasa enggan bagi Dea untuk menyudahi semua ini. Terlebih lagi tentang Naura yang memang sudah sangat ia sayangi seperti putrinya sendiri. Tapi ia juga tidak mau terus terjebak dalam pernikahan tanpa cinta ini.
Cinta? Apakah Dea pernah memikirkan soal itu selama ini? Apakah Dea yakin jika dirinya tidak memiliki rasa untuk Shady?
Raut wajah Dea mendadak sendu. Ia memilih meninggalkan kamar itu dan menuju ke kamar Naura. Ia melihat gadis kecil itu sedang bermain sendiri. Gadis kecil itu sudah mulai besar. Usianya sudah 2 tahun dan sudah bisa mengucapkan beberapa kata terutama mama dan papa.
Dea senang mendengar celotehan Naura. Dea senang melihat tawa riang gadis kecil itu. Hingga tak terasa buliran bening itu mengalir di pipi mulus Dea.
"Apa aku bisa meninggalkanmu, Naura? Kamu adalah bintang kecilku. Malaikat kecil yang dikirim Tuhan untukku agar aku bisa menjalani hari-hariku di rumah ini." Dea memeluk Naura dengan erat.
Gadis kecil itu bingung dengan sikap ibunya. "Mama kenapa?"
Dea mengusap air matanya. "Tidak sayang. Mama tidak kenapa-napa."
"Mama nangis?"
Dea menggeleng. "Mama menangis bahagia. Karena Naura sudah jadi anak pintar dan penurut. Nanti kalau tidak disini lagi, Naura harus nurut sama Papa dan Oma ya!"
Naura memiringkan kepalanya. "Memang mama mau kemana?"
"Mama ... mama mau ... mama tidak kemana mana kok. Mama hanya mau Naura jadi anak yang baik dan sayang sama Papa, Oma dan Tante. Ya?"
Naura kecil menganggukkan kepalanya. "Pintar! Anak mama!" Dea kembali memeluk Naura. Meluapkan segala rasa dihatinya yang selalu ia pendam.
#
#
#
Hari kelulusan pun tiba, Dea dengan cantiknya memakai jubah wisuda dan toga. Sapuan makeup natural membuat penampilan Dea semakin cantik.
Dengan ditemani Nilam dan Clara juga Naura, Dea duduk bersama dengan para wisudawan lainnya. Hati Dea berdegup kencang saat namanya dipanggil oleh pembawa acara.
Dea maju ke depan dan berjabat tangan dengan pak rektor. Hatinya menangis haru karena berhasil menyelesaikan studi keguruannya tepat waktu. Ingin rasanya keluarga tercintanya juga hadir disini. Merayakan kebahagiaan yang kini tengah Dea rasakan.
Dea hanya bisa melakukan panggilan video dengan ayah, ibu dan adik-adiknya di kampung. Mereka ikut bahagia mendengar kabar kelulusan Dea, yang artinya Dea akan segera kembali ke rumahnya di kampung.
Di hari yang membahagiakan untuk Dea ini, Shady memilih untuk tidak menampakkan batang hidungnya. Shady memang datang ke kampus Dea untuk melihat kebahagiaan istrinya di wisuda. Tapi ia hanya melihat Dea dari kejauhan. Ia lega melihat senyum Dea terus mengembang.
Shady dilema. Di satu sisi ia ingin mempertahankan rumah tangganya dengan Dea. Terlepas dari semua perjanjian kontrak yang mereka berdua tandatangani. Di sisi lain, Shady juga ingin membebaskan Dea dari belenggu pernikahan sementara ini.
Pesta kelulusan Dea telah usai. Kini semua anggota keluarga Hutama kembali ke rumah. Dea masih belum bertemu dengan Shady. Dan pria itu juga tidak datang ke acara wisudanya.
Saat Dea memasuki kamar, Dea dikejutkan dengan sebuah buket bunga besar yang berada diatas meja.
Dea mengangkat buket bunga itu. Ada sebuah kartu ucapan disana.
"Selamat atas wisudamu, Dea. Semoga kau bisa mewujudkan cita-citamu dengan baik."
Dea tersenyum. Ia memandangi sekeliling kamar Shady yang bernuansa abu-abu.
"Benar-benar seperti orangnya. Susah ditebak dan abu-abu!" gumam Dea.
#
#
#
Dea sudah membulatkan tekad untuk bisa kembali pada kehidupan lamanya di kampung. Meski Nilam dan Clara kecewa dengan keputusan Dea, tapi mereka juga tidak bisa menahan Dea lebih lama lagi.
Perjanjian yang dibuatnya bersama Shady tidak bisa dibatalkan meski sebenarnya bisa. Dea sendiri tidak ingin membatalkan perjanjian itu walaupun dia sangat menyayangi Naura.
"Pergilah setelah pesta ulang tahun Naura," pinta Nilam.
"Iya, Bu. Terima kasih karena sudah bersikap baik padaku selama ini. Terima kasih sudah percaya padaku."
Nilam memeluk menantunya dengan erat. "Jangan lupakan kami ya! Hubungi kami jika kamu merindukan Naura."
Dea hanya bisa mengangguk. Ia tak bisa berkata-kata lagi. Rasanya apa yang akan ia lakukan sangat melukai perasaan keluarga ini.
#
#
#
Satu hari sebelum pesta ulang tahun Naura, Dea mendapat telepon dari adiknya yang ada di kampung. Nana mengabarkan jika ayah Dea mengalami serangan jantung dan dilarikan ke rumah sakit.
Sungguh manusia hanya bisa berencana, namun Tuhanlah yang menentukan semuanya. Dea meminta izin untuk pergi lebih awal.
Dea menemui Shady di ruang kerjanya. Terasa berat untuk Dea mengatakan hal ini. Tapi semua harus dilakukan demi keluarga.
"Mas..." panggil Dea.
Shady mendongak menatap Dea.
"Berikan surat perceraian kita. Aku akan menandatanganinya," ucap Dea datar.
dan yg mengirim bunga ke makam nola adalah rasya.
ceritanya bagus