Anandita putri Yasmin tidak menyangka akan mengalami kejadian yang tak terduga malam itu.
Karena sebuah kesalah pahaman dengan pemuda bernama Gavin putra Bagaskara mereka berdua harus menanggung konsekuensi dinikahkan malam itu juga oleh penduduk kampung karena dikira melakukan perbuatan asusila.
Anandita baru tahu setelah mereka menikah bahwa Gavin adalah murid disekolah tempat dia mengajar.
Bagaimanakah kisah perjalanan cinta mereka,akankah hubungan yang dimulai oleh sebuah salah paham bisa menjadi langgeng.
Silahkan dibaca reader tercinta semoga karya autor yang ini bisa menjadi teman kehaluan kalian.
Jangan lupa untuk meninggalkan like dan komen agar autor semangat untuk updatenya nanti.
Happy Reading reader semua.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bundew, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
15. Bukan Guru biasa.
"salim dulu sebelum keluar"perintah Gavin sambil mengulurkan tangannya untuk dicium oleh sang istri.
"ya,aku turun dulu"ucap Anandita lalu mencium punggung tangan sang suami.
"itu saja?"ucap Gavin masih belum mau membiarkan Anandita berlalu dari hadapannya.
"apalagi?"tanya Anandita semakin bingung.
"ini,"Gavin memajukan bibirnya kearah Anandita"sun dulu"ucap Gavin.
Seketika wajah Anandita merona melihat Gavin memajukan bibirnya menyuruh Anandita untuk menciumnya.
"itu.."Anandita tampak ragu,meskipun diparkiran tidak ada orang tapi mencium Gavin lebih dulu,dia sangat malu.
"cepat nanti ada yang datang dan kalau kau tidak melakukannya berarti hutangmu bertambah sepuluh kali lipat"ucap Gavin.
"maksudmu?"tanya Anandita dengan bingung.
"kau mau memciumku sekarang atau nanti dirumah sepuluh kali"tanya Gavin.
"baiklah tutup matamu dulu"perintah Anandita.
Gavin menggelengkan kepalanya"aku tidak mau nanti kalau aku menutup mata kau pasti menipuku dan kabur"
Sial ,batin Anandita ternyata Gavin bisa membaca niat jahatnya yang akan segera kabur saat Gavin menutup matanya nanti.
"jadi lakukan sekarang,atau nanti dirumah supaya lebih romantis"goda Gavin"kalau dirumah aku tidak menjamin akan berhenti hanya mencium bibir saja"ucap Gavin.
Mendengar kata kata Gavin, Anandita langsung memajukan tubuhnya bermaksud untuk mengecup sekilas bibir Gavin lalu pergi.
Tapi,saat Anandita sudah menempelkan bibirnya Gavin malah menarik tengkuk Anandita dan ******* bibir sang istri dengan rakus.
Gavin baru berhenti saat mendengar bunyi ban mobil mendekat kearah parkiran.
"kau..."ucap Anandita dengan nafas tersengal sengal karena ciuman Gavin.
"morning kiss yang telat"goda Gavin.
"Gav..."Anandita akan meneriakan nama suaminya itu,tapi tangan Gavin segera membekap mulut Anandita dengan tangannya.
"sttt..jangan berisik ada orang datang"bisik Gavin ditelinga Anandita.
"jadi bagaimana aku turun"jawab Anandita dengan suara ikut berbisik pula.
Gavin bermaksud menutup kembali pintu mobil disamping Anandita,tapi segera dicegah oleh Anandita.
"apa yang kau lakukan?"tanya Anandita sambil memegang lengan Gavin.
"menutup pintu"jawab Gavin santai.
"untuk apa?"tanya Anandita bingung.
"pulang dan melanjutkan ciuman kita bagaimana,kau maukan?"goda Gavin
"kau..."seketika Anandita menyentak tangan Gavin yang berada dipegangan pintu mobil.
"awas aku mau keluar,dasar otak mesum!"gerutu Anandita pada Gavin yang hanya dibalas Gavin dengan tertawa melihat ekspresi marah dari istrinya.
Setelah melihat Anandita sudah tidak terlihat lagi baru Gavin menyusul dari dalam mobilnya.
Gavin berjalan gontai menuju kekelasnya,tapi baru sampai dilorong arah kekelas bahunya ditepuk dari belakang oleh seseorang.
"hey bro lo harus menjelaskan sama gue apa yang sudah gue lihat kemaren diparkiran"ucap Aldo.
"apaan sih?"gavin masih terus berjalan tanpa memperdulikan Aldo yang berjalan disampingnya.
"lo jangan pura pura bego deh"ucap Aldo.
"kalau gue emang lupa gimana,ngak penting banget pertanyaan lo"
"Gavin lo jangan mungkir cepat jawab pertanyaan gue,apa hubungan lo sama bu Anandita guru biologi baru kita itu!,lo harus jawab jujur jangan bohong dan jangan ada yang lo tutup tutupi"ucap Aldo panjang lebar.
"oh masalah yang itu,gue kira masalah apa"
ucap Gavin sambil meletakkan tasnya diatas mejanya.
"iya !,itu sekarang lo kasih tau gue apa hubungan lo sama dia?"ucap Aldo dengan suara ngotot pada Gavin.
"dasar kepo lo,"jawab Gavin dengan santainya.
"Gavin jangan bilang lo sama dia punya hubungan istimewa,gue ngak akan percaya karena gue kenal lo!"
Gavin hanya menatap wajah Aldo yang sangat tidak sabar menanti jawabannya.
"Do hari ini lo kesambet apa sih gue ngeri mendengar omongan lo!"ucap Gavin.
"maksud lo?"tanya Aldo dengan suara lirih.
"lo nanya ke gue apa minta pertanggung jawaban gue,cara lo nanya kaya lo pacar yang gue selingkuhi aja "gerutu Gavin.
"hah masa sih gue nanyanya kaya gitu"gumam Aldo.
"tapi sebenarnya apa sih hubungan lo sama bu Anandita?"tanya Aldo dengan nada lebih pelan.
"yang pasti dia bukan guru biasa buat gue"jawab Gavin pada Aldo.
"maksud lo,bukan guru biasa itu apa,kakak,sodara ,pacar atau istri?"
Gavin hanya diam tidak menanggap pertanyaan dari Aldo.
"tapi kalau kakak atau sodara tidak mungkin lo kan anak tunggal,kalau pacar juga tidak mungkin,apalagi istri itu lebih tidak mungkin jadi apa dong Vin! hubungan lo sama dia,gue pusing mikirnya?"
"siapa suruh lo mikir hubungan gue,gue yang ngejalaninnya aja ngak pusing"jawab Gavin.
"jadi bener lo punya hubungan sama bu Anandita?".
Gavin tidak mengiyakan dan tidak juga menyangkal,membuat Aldo semakin penasaran.
Tapi saat Aldo mau bertanya lagi bel tanda pelajaran dimulai sudah berbunyi.
"sudah jangan repot ngurusi urusan orang,sekarang waktunya belajar sana duduk!"gavin mendorong Aldo untuk kembali kebangkunya.
"igat lo masih berhutang penjelasan sama gue"ucap Aldo sambil duduk di kursinya.
Gavin tidak menanggapi ucapan Aldo karena guru mata pelajaran sudah masuk kekelas mereka.
Sampai jam istirahat hari ini semua guru yang mengajar dikelas Gavin hadir semua, tidak seperti hari hari lain selalu ada jam kosong,tapi hari ini sepertinya para guru sedang dapat pencerahan seperti Gavin,karena dari awal masuk jam pertama Gavin serius mengikuti pelajaran membuat Aldo merasa heran dengan kelakuan Gavin hari ini.
Saat jam istirahat Aldo segera menghampiri Gavin yang masih sibuk mencatat pelajaran dari papan tulis.
"Vin....Gavin..!!"teriak Aldo dengan gemas karena dicueki Gavin.
"Apaan sih Do, lo nggak liat apa gue lagi sibuk"
"ayo kekantin gue udah lapar,tadi pagi gue nggak sempat sarapan"
"lo ke kantin aja sendiri gue lagi repot menyelesaikan tugas dari bu Margaret"ucap Gavin masih sibuk dengan buku catatannya.
"alah..,itu bisa dikerjakan nanti,toh masih dikumpul lusa"ucap Aldo pada Gavin.
"enak lo ngomong kaya gitu,gue sudah beberapa hari ini nggak ke kafe ,jadi tugas ini harus gue selesaikan sekarang supaya nanti gue bisa langsung ke kafe"
"Vin gue heran kafe itukan milik nyokap lo,yang sekarang sudah jadi milik lo,tapi lo tetap aja repot,setiap hari masih aja harus pergi kekafe ,bahkan kadang lo nggak pulang malah tidur dikafe"
" kita berbisnis tu harus berpikir untuk mengembangkannya,bukannya hanya puas dengan hasil yang sudah kita dapat".
"emang lo ada rencana buka kafe baru?"
"ada,tapi belum pasti kapan karena masih panjang prosesnya untuk bisa bikin cabang yang lain".
"wah emang lain kalo keturunan pengusaha,otaknya dipenuhi dengan ide ide cemerlang buat menghasilkan pundi pundi uang terus!"ucap Aldo.
"berisik aja lo sana ke kantin!"
"oke aku tinggal dulu bro,nanti kalo gue ketemu bu Anandita sama pak Darius dikantin...."
"Aldo tunggu! gue ikut lo ke kantin!"teriak Gavin sambil berjalan menyusul Aldo yang sudah sampai diluar kelas mereka.
seandai di balik, gavin yang marah tidak jelas karena omongan orang lain, dan minta cerai pada anadita, dia terus marah, membentak apakah kau akan anggap juga itu masalah biasa apakah kau juga akan adil jika membuat malah mengemis cinta seandai diperlakukan gitu oleh gavin
stop selalu menganggap kesalahan pemeran utama wanita (sudut pandangmu) adalah hal biasa dan tidak perlu dibesarkan
karena fakta nya yang dilakukan anadita adalah kesalahan serius dan fatal
*karena orang lain suami yang kena imbasnya
*minta cerai, fatal dan laknat
*marah, membentak, kurang ajar, dan durhaka,
*mau pergi dari rumah
ini semua sudah kesalahan serius,
begitu aja thor jika kau diperlakukan kayak gitu oleh suamimu, hanya karena omongan orang lain suami marah2, membentak, dan minta cerai dan mau pergi dari rumah apakah kau Terima begitu saja
thor jadi wanita jangan selalu hanya melihat sudut padang istri saja karena itu membuat kau sangat egois, lihat juga sudut pandang pria (suami)
sampai disini pahamkan
Gimana klo tengah malem cello kebangun 😁