AZZARINA HUTAMA gadis cantik yang memiliki sifat periang dan manja,anak bungsu dari tiga bersaudara. dia mengalami pelecehan ketika selesai merayakan kelulusan nya. di usia nya yg 18 tahun dia harus menikah dengan anak sahabat ayah nya yang bernama Dirga Abraham demi menjaga kehormatan nya. namun di sinilah awal penderitaan yang sesungguh nya di mana dia di kabarkan tengah hamil sedangkan suaminya tidak pernah menyentuh diri nya,apalagi sang suami menuduh nya perempuan murahan dan ingin menceraikan nya.
apakah azzarina atau biasa di sapa azza akan bertahan atau menyetujui untuk bercerai dan apakah azza akan tau siapa yang orang yang sudah meleceh kan nya? simak cerita nya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nouna Sagitarius, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
15
tak terasa waktu menunjukan pukul sepuluh malam dan sekarang ayah Hutama sudah berada di ruangan aza sedangkan Dipta sedang berbicara dengan dokter yang menangani aza yang kebetulan adalah sahabat nya.
"bagaimana keadaannya?" tanya ayah Hutama kepada Alya.
"kata dokter tidak ada luka yang serius semuanya baik-baik saja,hanya saja yang membuat nya meringis karena ada sedikit goresan di tangan dan kakinya karena terkena pecahan kaca?" ungkap Alya jujur
"bagaimana dengan kandungan nya?"
"sepertinya dia sangat kuat, bahkan saat di USG tadi tidak ada tanda-tanda bahaya?".
"semoga saja bayi nya membawa kekuatan untuk aza?"
"aaminn?"
"dan sekarang apa yang harus kita lakukan selanjut nya?"
"tunggu aza bangun dulu, semua keputusan ada di tangan aza?"
"apa kita tidak memberitahukan perbuatan dirga ke pada paman Abraham?" tanya alya yang memang dari tadi ingin memberitahukan perlakuan Dirga pada orang tua nya.
"tidak perlu, jangan membuat masalah baru kita tunggu keputusan dari aza terlebih dahulu, walaupun ayah ingin sekali membawa aza pergi.tapi itu tidak mungkin karena dia sudah menjadi istri Dirga?"
"tapi aza tersiksa ayah?" ucap Alya yang sudah menangis.
"ayah tau tapi tunggu keputusan dari aza dulu?" ucap ayah Hutama yang melihat ke arah putri bungsunya.
Ayah mana yang tidak bersedih melihat keadaan putrinya seperti ini, ayah mana yang tidak sakit hati melihat putrinya di siksa dan di perlakukan seperti hewan dan hati ayah mana yang tidak terluka melihat putrinya di hina dan di caci seperti ini. Tapi kembali lagi pada kenyataan bahwa dia telah menyerahkan putri nya pada seseorang yang telah menyiksa dan memperlakukan nya buruk. bukan nya dia takut tapi,dia tidak ingin gegabah dan menambah kebencian di hati seseorang cukup aza yang menjadi korban. Seandainya dia berpikir positif dan tidak terlalu takut dengan pandangan masyarakat tentang aza dia tidak akan menikah kan aza dengan Dirga atau dengan siapa pun. tapi nasi sudah menjadi bubur walau bagaimanapun dia tidak akan menyesalinya yang harus dia lakukan adalah memperbaiki dan menata kembali hati putri nya yang terlanjur hancur.
Saat sedang melamun tiba-tiba suara aza memecahkan kesunyian mereka dan merekapun segera mendekati ke arah ranjang aza.
"nak kamu sudah bangun?" ucap ayah Hutama berusaha tenang.
"ayah?" panggil aza yang langsung meminta untuk di peluk. setelah mendapat kan pelukan dari Ayah nya aza pun langsung menangis begitupun Alya dia juga ikut menangis melihat ke adaan adik nya yang rapuh.
"sudah semuanya akan baik-baik saja ?" kata Hutama yang mencoba memberi kekuatan pada aza,padahal hatinya seperti di iris -iris dengan silet tajam tapi dia berusaha tenang.
"aza sudah tidak kuat yah?" adu nya ke pada sang ayah.
mendengar penuturan aza, pertahanan hutama pun luruh dan akhirnya tangisan pun pecah.
"aza ingin ikut ayah, aza sudah tidak kuat lagi, bawa aza bersama ayah, kasian anak aza,aza tidak mau terjadi sesuatu pada anak aza yah,lihat ini?" kata Aza meraung dan memberitahukan lukanya kepada sang ayah
"lihat ini ayah, tangan aza sakit dan kaki aza semuanya sakit, aza sudah menahan nya tapi aza tidak kuat aza sakit yah, dia,,,dia mendorong aza dan menarik rambut aza dia memukul aza,aza takut yah ,,,,aza ingin pulang?" ucap nya lagi yang membuat Hutama dan Alya ikut hancur tidak cuma mereka bahkan Dipta dan dokter Wishnu pun tercengang mendengar penuturan aza.
Seandainya dia tidak berjanji dengan ayah nya dia bersumpah akan memberi pelajaran pada orang yang melukai adik nya ini, tak terasa air matanya keluar.
Melihat keadaan aza yang tidak stabil akhir nya Wishnu pun melangkah mendekat karena dia bisa melihat dari pergerakan tubuh aza yang tidak stabil.
"tolong jangan terlalu banyak bertanya seperti kondisi pasien tidak stabil?" ucap dokter Wishnu.
mendengar ucapan dokter tersebut ayah Hutama menenangkan aza dan menyuruh nya berbaring dan aza pun mengikuti kata sang ayah,tapi tangan nya menggenggam tangan sang ayah seakan menyuruh nya tetap di sini.