Anya terpaksa harus menjadi istri kedua seorang pengusaha kaya raya yang bernama Axello Richandra atas permintaan istrinya, Hellencia yang tidak bisa memiliki anak, alias mandul.
Demi mendapatkan uang biaya perawatan ayahnya yang masih koma di ruang ICU dan menebus kesalahannya yang meraup banyak kerugian, Anya pun menjalankan perannya sebagai istri muda Axello yang selalu acuh dan bersikap dingin terhadapnya.
Bisakah Anya memenuhi permintaan Hellencia untuk mengandung anak dari Axello dengan sikap Axello yang sangat dingin?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon AdindaRa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bertemu di Acara Festival
Malam harinya, Axel sudah siap untuk pergi bersama Hellen. Sudah sejak sore Axel berada di apartemennya dan meninggalkan Anya seorang diri di hotel.
Jika kemarin-kemarin, Axel sangat tidak ingin berpaling dari Hellen, istrinya. Kali ini ia merasa jadi sedikit hambar saat bersama dengan istri pertamanya itu. Seperti makanan yang dimasak tanpa bumbu sedikit pun.
“Mas Axel, nanti sepulang dari festival pulang ke apartemen kan?” tanya Hellen sambil memeluk lengan suaminya dan berjalan beriringan menuju ke lift.
“Memangnya ada apa?”
“Aku hanya merindukanmu, Mas!” jawab Hellen yang semakin erat memeluk lengan Axel.
“Tapi pekerjaanku masih aku tinggalkan di hotel, Hellen. Dan mungkin malam ini aku akan lembur untuk mengeceknya!” balas Axel.
Axel yang tipikal pria workaholic memang sering membawa pekerjaan kantor ke rumah. Dan itu memang hal yang sangat biasa untuk Hellen.
Ia paham betul, suaminya lebih mencintai pekerjaannya dari pada dirinya. Sampai mereka berdua sama-sama betah untuk tidak saling bercinta dalam waktu yang lama.
Sayangnya, kali ini hal itu hanya alasan klise dari Axel yang tidak ingin pulang ke apartemen dan kembali ke hotel menemani Anya. Bahkan ia mulai kelimpungan saat Anya tidak ada di dekatnya tadi malam.
Dan malam ini, Axel tidak ingin kembali kelimpungan seperti malam sebelumnya saat Anya memutuskan untuk menginap di rumah sakit.
“Baiklah, sayang! Tapi ingat, saat Anya sudah selesai datang bulan, kau harus segera menidurinya dan membuatnya hamil!” pinta Hellen dengan berbisik.
“Aku tidak akan lupa itu, Hellen! Asalkan kau tidak merasa cemburu saja!” balas Axel.
Cup! Kecupan singkat dari Hellen mendarat sempurna di pipi kiri Axel.
“Aku tidak akan cemburu karena ini semua juga demi kebaikan kita, mas!” balasnya.
Axel pun langsung menyunggingkan senyumannya sambil menoel hidung istrinya.
‘Entah kenapa kali ini aku harus berterima kasih denganmu yang sudah membuat jebakan untuk Anya sampai dia harus menjadi istri mudaku!’ gumam Axel dalam hati.
‘Pesonanya benar-benar tidak bisa aku lupakan sedikitpun! Bahkan aku merasa sangat rindu saat berada jauh darinya!’ batinnya yang terus saja memikirkan Anya tanpa jeda.
Kini keduanya sudah berada di dalam mobil yang akan mengantarkan mereka ke tempat perayaan puncak festival. Tian, asisten Axel pun juga siap untuk mengantarkan mereka ke tempat tujuan.
Tidak memerlukan waktu yang lama untuk sampai di sana. Tiga puluh menit menempuh perjalanan, kini mereka berdua sudah sampai di Mall besar dan keduanya langsung menuju ke tempat perhelatan.
“Hai, Hellen!” sapa Cintia yang sudah datang terlebih dahulu. “Hai Axel!”
“Hai Cintia!” balas Axel dan juga Hellen bersamaan.
“Mana suamimu?” tanya Hellen sambil mengedarkan pandangannya.
Meski Hellen dan Cintia bersahabat sejak lama dan dari mereka duduk di bangku SMA, Axel belum pernah bertemu dengan suami Cintia sekali pun.
Dulu saat pernikahan Cintia, Axel DAN Hellencia sedang ada tugas di luar negeri. Dan beberapa kali saat perjamuan besar yang melibatkan Cintia dan Hellen, Axel juga tidak pernah bertemu dengan suami Cintia.
“Lagi ke toilet. Nah, itu dia!” Cintia menunjuk ke arah laki-laki yang baru saja masuk dari pintu yang menghubungkan dengan toilet.
“Dokter Firman Pratama?” gumam Axel sambil menyebut nama panjang suami Cintia.
Sedangkan Dokter Firman yang baru saja kembali dari toilet pun terkejut saat mengetahui Axel juga hadir dalam acara ini.
Persahabatan antara Hellencia dengan Cintia memang sama sekali tidak diketahui oleh Dokter Firman karena Cintia memang tidak pernah membahas Cintia sedikit pun. Bahkan saat Cintia menemani Hellen untuk memberikan uang jaminan untuk papa Anya di rumah sakit, Cintia juga memilih untuk tidak menampakkan dirinya.
“Pak Axello Richandra!” balas Dokter Firman.
Kini mereka berdua berdiri dengan saling berhadapan.
“Mas Firman ternyata udah kenal ya sama suaminya sahabat terbaik aku?” tanya Cintia sambil ngelendot manja di lengan Firman.
‘Jadi Wanita yang seperti tante-tante ini sahabatnya Cintia? Sejak kapan? Dan kenapa aku justru baru tahu?’ gumam Dokter Firman dalam hati.
“Kenalkan, saya Hellencia! Sahabat dekat Cintia sejak duduk di bangku SMA!”
Hellen mengulurkan tangannya kepada Dokter Firman dan uluran tangannya langsung disambut oleh Dokter Firman.
‘Sahabat dari bangku SMA? Dan selama lima tahun aku menikahi Cintia sama sekali tidak mengetahui hal ini?’ batin Dokter Firman yang semakin tidak mengenal istrinya sendiri.
“Mas Firman sama Axel dulu gak papa kan? Aku mau ngeliat kesana sama Hellen?” pamit Cintia.
“Mas Axel aklu tinggal juga gak papa kan?” ucap Hellen yang sudah tidak sabar untuk melihat-lihat sekeliling bersama Cintia.
“Oke!” jawab Axel dan Firman singkat dan hampir beriringan. Hellen dan Cintia pun langsung meninggalkan suami mereka.
“Aku tidak menyangka, jika sahabat istriku akan ditinggalkan suaminya sebentar lagi demi mengejar cinta anak yang baru saja lulus kuliah!” sindir Axel yang sedari awal bertemu dengan Dokter Firman sudah mengibarkan bendera perang.
“Kasihan sekali Cintia! Dia harus merelakan suaminya yang diam-diam memiliki perasaan terlarang dengan gadis belia!” lanjutnya lagi membuat Dokter Firman sangat geram mendengarnya.
“Apa anda sudah lama mengenal istriku, Pak Axello?” tanya Dokter Firman.
“Tentu saja! Dia sudah lama bersahabat dengan istriku dan bisa dikatakan sering menginap di apartemenku!” jawab Axel membuat Dokter Firman terkejut mendengarnya.
“Jangan-jangan kau adalah pria yang bermain dengan istriku selama ini!” tuduh Dokter Firman sambil mencengkram kerah kemeja Axel.
Dengan kasar Axel menepis tangan Dokter Firman. “Jangan menuduh yang bukan-bukan, Dokter Firman! Bahkan menyentuh kulitnya pun aku tidak pernah sekali pun!” tegas Axel.
“Aku adalah pria setia dan tidak mungkin berpaling dari istriku! Apalagi sampai melakukan hal di luar batasku dengan sahabat istriku sendiri!”
Dokter Firman pun mengatur nafasnya yang sudah mulai dipenuhi dengan amarah yang besar. Kemudian ia mendekat ke arah Axel dan berbisik, “Masalahnya, aku sering melihat banyak bekas cupangan di lehernya setiap Cintia pulang pagi, Tuan Axel yang terhormat!”
Kini Axel pun terhenyak mendengarnya. Ia pun beberapa kali melihat hal itu di pagi hari saat Cintia menginap di apartemennya. Dan kemarin, ia juga baru melihat ada bekas cupangan di leher istrinya sendiri saat mereka bertemu di lift hotel dimana saat itu Cintia juga bersama dengan istrinya.
“Jangan-jangan ... !” Axel sedikit menjauh dari Dokter Firman dan menatapnya tajam.