NovelToon NovelToon
Jodoh Di Atas Kertas

Jodoh Di Atas Kertas

Status: tamat
Genre:Romantis / Fantasi / Tamat / Cintapertama / Nikahkontrak
Popularitas:838.1k
Nilai: 4.8
Nama Author: Kopii Hitam

Untuk membalas budi kepada Elkan yang sudah melunasi hutang ayahnya, Yuna terpaksa menikahi pria yang tak dia kenal itu. Hati Yuna hancur, dunianya seakan runtuh saat mendengar dua orang saksi berkata sah.

Disaat malam pertama yang tak diinginkannya itu, kegundahan hati Yuna lenyap seketika. Elkan ternyata hanya memberinya status sebagai seorang istri, bukan hak menjadi seorang istri. Yuna bahkan harus menandatangani sebuah perjanjian tertulis malam itu juga.

Mengetahui kenyataan yang sebenarnya, Yuna tentunya sangat bahagia. Namun dia harus menanggung siksaan bertubi-tubi karena hinaan dan perlakuan Elkan yang selalu melukai perasaannya.

Akankah Yuna sanggup bertahan menghadapi sikap Elkan yang kasar?
Ataukah dia malah terikat dengan perjanjian yang sudah mereka sepakati?

Halo Kakak 🖐
Intip yuk bagaimana kelanjutan ceritanya!
Jangan lupa dukungannya ya! Agar author lebih semangat lagi dalam menulis.

Lope lope segudang untuk kalian semua 🥰🥰🥰

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kopii Hitam, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

J.D.A.K BAB 23.

**Hai kak, salam kenal dari Author Kopii Hitam

Meskipun hitam, tetap manis seperti reader yang membaca novel ini kan**

**Jangan lupa tinggalkan jejak petualangannya ya

Happy Reading**

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Di bawah sana, Reynold sudah gelisah menunggu Yuna yang tak kunjung kembali. Dia bahkan sudah mencari sepupunya itu ke toilet, tapi tak berhasil menemukannya.

Reynold mengeluarkan ponsel dari saku celananya, kemudian mencoba menghubungi Yuna. Dipikirannya saat ini, sepupunya itu pasti sedang bersama Elkan, Reynold sangat yakin dengan itu.

Di atas sana, Elkan terkejut saat mendengar ponsel Yuna berdering di dalam dompetnya. Elkan melepaskan pelukannya dan membaringkan Yuna di kasur.

Elkan memungut dompet Yuna yang tergeletak di dasar lantai. Saat mengeluarkan ponsel itu, dia tertegun melihat nama yang tertera di layar ponsel.

"Sayangku?" Elkan bergumam, wajahnya memerah saking panasnya.

Sebelumnya, Yuna dan Reynold sudah mengatur rencana mereka dengan sangat matang. Bahkan nama Rey disulap menjadi sayangku, hal itu untuk meyakinkan Elkan bahwa keduanya benar-benar pasangan kekasih.

"Aku tidak peduli siapa kau. Mulai detik ini, jangan pernah berharap apa-apa lagi dari Yuna. Dia istriku dan selamanya akan tetap menjadi istriku." tekan Elkan sesaat setelah sambungan telepon itu terhubung.

Reynold terperanjat kaget, dia tak menyangka bahwa Elkan lah yang mengangkat teleponnya. Seulas senyum terpahat indah di wajahnya.

"Aku juga tidak peduli meski kau adalah suaminya Yuna. Kami saling mencintai, kau tidak memiliki hak mencampuri urusan kami. Biarkan Yuna memilih siapa yang pantas mendampinginya!" tegas Reynold.

"Dasar tidak tau diri! Selama aku masih bernafas, jangan harap Yuna akan jatuh ke tanganmu!" umpat Elkan, kemudian mematikan sambungan telepon itu secara sepihak.

Elkan menggenggam ponsel Yuna dengan erat, ingin sekali dia membanting ponsel itu hingga hancur berkeping-keping. Tapi niatnya itu kembali dia urungkan, dia tidak mau Yuna semakin membencinya.

Sementara di atas kasur sana, seulas senyum terpahat indah di wajah Yuna. Saat membuka mata tadi, dia mendengar semua ucapan Elkan kepada Reynold. Dia merasa bahagia karena Elkan mengakui dirinya sebagai istri.

Saat Elkan berbalik, Yuna dengan cepat menutup matanya. Dia masih ingin menguji suaminya, tidak akan mudah bagi Elkan meluluhkan hati istrinya.

Elkan menaruh ponsel Yuna di atas nakas, lalu menekuk kakinya di sisi ranjang. Dia menatap Yuna dengan intim, kemudian mengusap pipi Yuna dengan lembut. Sebuah kecupan sayang mendarat di sana.

Elkan membaringkan tubuhnya di samping Yuna, kemudian melilit tubuh Yuna dengan tangan dan kakinya layaknya sebuah guling.

"Aku tidak sanggup hidup tanpamu, jangan pergi lagi ya!" bisik Elkan tepat di telinga Yuna, lalu mengecupnya.

Sesaat, Elkan terbuai dengan perasaannya sendiri. Meskipun awalnya dia sama sekali tak menginginkan Yuna, namun pemikiran itu berbalik begitu saja. Sekarang dia justru sangat takut kehilangan istrinya.

"Astaga, apa yang dia katakan ini benar?" batin Yuna mempertanyakan keseriusan suaminya.

Elkan mengencangkan pelukannya, sementara bibirnya masih menempel di telinga Yuna. Sesaat, tubuh Yuna terasa seperti tersengat sesuatu, dadanya berdenyut ngilu saat hembusan nafas Elkan menerpa wajahnya. Hangat dan menenangkan, membuat Yuna merasa sangat nyaman.

"Elkan, tolong lepaskan aku!" pinta Yuna sembari membuka matanya, dia tak sanggup lagi berpura-pura di depan Elkan.

"Yuna, kamu sudah bangun? Ada yang sakit?" tanya Elkan begitu lembut, saking lembutnya mata Yuna sampai berkaca-kaca dibuatnya.

Yuna berusaha keras menjauhkan dirinya dari Elkan. Dia mencoba bangkit, namun Elkan dengan sigap menahan tubuhnya.

"Mau kemana?" tanya Elkan sembari mengencangkan pelukannya.

"Lepaskan aku Elkan! Aku mau pulang," pinta Yuna dengan tatapan mematikan.

"Pulang kemana? Kamu sudah berada di tempat yang benar, yaitu di sisiku." sahut Elkan sembari tersenyum kecil.

"Kau salah Elkan, aku tidak punya tempat di sisimu. Tempatku di sisi Rendi, pria yang sangat mencintaiku dan menghargai diriku." Yuna menjeda ucapannya, lalu menghela nafas berat.

"Biarkan aku pergi Elkan, Rendi sedang menungguku di bawah sana. Dia pasti sedang gelisah memikirkan aku." pinta Yuna memelas, dia berusaha keras mendorong dada Elkan, namun tak sanggup melawan tenaga suaminya itu.

"Stop membicarakan pria itu di depanku! Aku muak mendengarnya," ketus Elkan dengan tatapan menyala.

"Kalau begitu lepaskan aku! Kau tidak akan mendengarnya lagi," pinta Yuna.

"Tidak mau, aku tidak akan membiarkanmu bertemu dia." jawab Elkan, lalu melilit tubuh Yuna dengan tangan dan kakinya.

Di bawah sana, Reynold memilih pulang terlebih dahulu. Dia ingin memberi waktu untuk Yuna menyelesaikan masalahnya dengan Elkan.

Reynold meninggalkan lobby dan masuk ke dalam mobil. Dia melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang, sementara wajahnya nampak berseri. Berharap Yuna dan Elkan bisa berbaikan karena kebahagiaan Yuna merupakan prioritas utama baginya.

Di kamar sana, Yuna sudah pasrah dengan keadaannya, melawan pun tidak ada artinya karena Elkan begitu keras kepala.

"Malam ini aku akan bermalam di sini sesuai keinginanmu. Tapi jangan besar kepala dulu, aku melakukan ini karena lelah berdebat denganmu. Besok pagi aku akan pergi, bila perlu aku akan pergi dari hidupmu selamanya." jelas Yuna, kemudian memejamkan matanya di dalam pelukan Elkan.

Mendengar itu, Elkan menggertakkan giginya geram. Dia bergeser dari posisinya dan menekan tubuh Yuna di bawah kungkungan nya.

Elkan menenggelamkan wajahnya di leher Yuna, mengecupnya, menjilatinya, lalu menggigitnya gemas.

"Elkan, apa yang kau lakukan?" Yuna memberontak, lalu memukul wajah Elkan berulang kali.

"Sudah saatnya Yuna. Jika kata-kataku tidak bisa meyakinkan dirimu, maka aku akan melakukan ini denganmu. Kamu tidak akan bisa lari lagi dariku!" ancam Elkan.

"Jangan gila Elkan, percuma mengatakan ini! Bukankah sudah kubilang kalau aku sudah melakukannya dengan pacarku. Apa yang kau harapkan dariku?" bentak Yuna, sekujur tubuhnya mulai menggigil. Dia takut Elkan benar-benar melakukannya.

"Aku tidak peduli, tidak masalah mendapatkan bekas orang sekalipun. Intinya sekarang kamu milikku, hanya aku yang boleh menyentuhmu mulai detik ini!"

"Seeeer"

Darah Yuna berdesir mendengar itu, dadanya berdenyut nyeri. Apa Elkan benar-benar menyukainya hingga tak mempermasalahkan kebohongan yang sudah dia buat.

Elkan melanjutkan aksinya, dia menarik kerah kemeja Yuna hingga kancingnya terlepas. Elkan menelan ludahnya kasar saat menyaksikan balon Yuna yang dibaluti bra berwarna hitam.

"Ahh, jangan Elkan! Aku tidak mau melakukannya denganmu!" teriak Yuna, dia berusaha menutupi dadanya dengan kedua tangannya.

"Kenapa Yuna? Bukankah kamu sudah melakukannya dengan pria lain, lalu kenapa takut melakukannya dengan suamimu sendiri?"

Elkan tersenyum licik, dia sangat yakin kalau istrinya masih suci. Yuna tidak akan pernah menodai kehormatannya, apalagi dengan orang yang tidak ada hubungan dengannya.

"Jangan Elkan, aku mohon! A, aku...," Ucapan Yuna tiba-tiba terbata, apa yang harus dia katakan?

Elkan menarik tangan Yuna hingga balon kenyal itu kembali terbuka di depan matanya. Saat Elkan menenggelamkan wajahnya di tengah benda kenyal itu, Yuna dengan cepat memeluk kepala Elkan, sekujur tubuhnya bergetar hebat seperti tersengat aliran listrik.

"Jangan Elkan, jangan menodai ku! Aku belum pernah melakukannya, tolong jangan ambil ini dariku!"

Yuna terpaksa mengakui kebohongannya, dia tidak mau memberikan tubuhnya dengan cara seperti ini.

Elkan menyeringai mendengar pengakuan Yuna, tentu saja dia yakin istrinya masih bersih. Saat bersamanya saja Yuna nampak begitu ketakutan, mana mungkin Yuna berani melakukannya dengan pria lain.

Elkan mengangkat kepalanya, lalu menatap Yuna dengan intim. "Ternyata istriku tak hanya pintar berpose di depan kamera, tapi juga pintar berakting." ucap Elkan dengan tatapan yang sulit diartikan.

"Cukup Elkan, jangan menatapku seperti itu!" Yuna mengalihkan pandangannya, tatapan Elkan membuat jantungnya berdegup sangat kencang.

Elkan menempelkan bibirnya di pipi Yuna. Entah kenapa dia begitu ingin melanjutkan aksinya tadi. Tubuh Yuna bak magnet yang menarik dirinya untuk mendekat. Susah sekali mengendalikan keinginannya.

"Kita akan melakukannya saat kamu siap, aku tidak akan memaksamu! Sekarang kita pulang ya, kamu harus kembali ke tempatmu yang seharusnya!" bisik Elkan tepat di telinga Yuna.

"Tidak Elkan, aku harus pulang ke rumah Rey!" gumam Yuna, bibirnya bergetar mengatakan itu.

"Jika masih keras kepala seperti ini, jangan salahkan aku jika mengikatmu! Aku tidak akan membiarkanmu kemana-mana sampai kamu siap menerimaku sebagai suamimu!" ancam Elkan.

"Dasar gila!" Tanpa disengaja, seulas senyum terpahat indah di wajah Yuna. Entah apa yang ada di pikirannya, dia bahkan tidak tau.

"Kamu benar, aku memang sudah gila. Semua itu karena kamu," jawab Elkan, dia mengecup kening Yuna dengan lembut dan memeluknya dengan erat. Seakan Yuna tak boleh lagi terlepas darinya.

Bersambung...

1
Mamah Enung
paling mmh nya elkan kerjasama sama orang dalam nebak nebak aja sih
Nur Roudhotul Janah
knp cerita muter-muter ya thor
Erna M Jen
sombong sekali ya..si elkan
Vani_27
berbelit
Apriana Suci
Luar biasa
Aswi Yanti
buah dari kesabaran Elkan dalam menuggu sadarnya Yuna dari koma
lanjut👍
Omi Rohimah Omi
Luar biasa
Sri mulyanah Mulya
semua kalau di kerjakan dengan ikhlas jadi ringan TDK jadi beban
Enung Samsiah
yuna jngn marah marah terus suami palsumu aneh otaknya geser kali,, wkkw wkwk,,,
Jusniar AJ
lanjut
Yani Mulyani
Kecewa
Salsabila Saiful
Luar biasa
Jeni Safitri
Benar kata krg jodoh cerminan diri, sama" meras dan bisa kasar😊🤭
Lisa Icha
hi Thor Aku mampir LG Di karyamu ini.Semangat nulisnya.
Nurlaila Hasan
syukurin lelaki sombong,,, maaf yah jg gregetan akoh
Kopii Hitam: Makasih kk udah mampir 🙏🥰🥰🥰
total 1 replies
Kasmiwati P Yusuf
tak bentur pala mu dinding biar oon beneran kau jd org..
Darmawan Aja
kisah beno n rini di mulai..
Ifa Masrifah Basman
Biasa
Tungku Kayu
😍😍😍😍😍😍
Hasanah Ana
knapa si mantan slalu datang di saat si laki2 baru menerima istri dengan baik.
Kopii Hitam: 😂😂😂😂😂
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!