NovelToon NovelToon
Belenggu Cinta Tuan Muda Sombong

Belenggu Cinta Tuan Muda Sombong

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Nikahmuda / Lari Saat Hamil / Berbaikan / Mengubah Takdir
Popularitas:16.8k
Nilai: 5
Nama Author: Ika Dw

Nasib malang dialami oleh gadis muda bernama Viona Rosalina. Karena terlilit hutang yang lumayan besar, Viona dijadikan jaminan hutang oleh orang tuanya. Dia terpaksa merelakan dirinya untuk menikah dengan Dirgantara, seorang pengusaha muda yang terkenal sombong dan juga kejam.

Mampukah Viona menjalani hari-harinya berdampingan dengan pria kejam nan sombong yang selalu menindasnya?

Atau mungkin Viona memilih untuk pergi dan mencari kebahagiaannya sendiri?

Nantikan kisahnya hanya ada di Noveltoon

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ika Dw, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 31. Morning Sick

Hampir setiap hari Viona mengalami morning sick. Dia sampai lemas tak bertenaga. Dirga dibuat repot oleh istrinya yang tengah hamil muda dengan berbagai keluhan, selain ngidam yang aneh-aneh, ia juga harus stand by menjaga istrinya, terkecuali kalau dia sedang sibuk dengan pekerjaannya di kantor, ia meminta bantuan pada Sania untuk menemani Viona.

"Vi, ayo bangun dulu, ini udah aku buatin teh hangat dan juga bubur kacang hijau buat sarapan. Ayo buka matamu, aku bantu suapi."

Setelah beberapa kali keluar masuk kamar mandi, Viona terbaring lemas di ranjangnya. Dia hanya ingin tidur, enggan melakukan aktivitas yang lain. Biasanya ia masih bisa beraktifitas seperti biasanya, tapi kali ini ia benar-benar menyerah dan hanya ingin rebahan saja.

Tak dihiraukan oleh istrinya, Dirga langsung naik ranjang dan mengganggunya. Ia tak bisa tenang meninggalkan Viona di rumah tanpa menikmati sedikit makanan.

"Ayo bangun! Jangan malas-malasan gini. Setelah kau makan buburnya, tak apa kau beristirahat. Aku tidak bisa meninggalkanmu dalam kondisi seperti ini, Vi! Aku juga tak bisa seharian di rumah menemanimu. Tolong mengertilah!"

Kurang mengerti apa Viona? Bahkan di saat ia berubah menjadi monster yang jahat Viona tak ada niatan buat meninggalkannya. Ada-ada saja Dirga. Baru sehari mengurus Viona yang tengah sakit sudah mengoceh tak karuan.

Viona yang malas mendengar ocehannya, ia pun kembali membuka matanya dengan berdecak. "Ck, Tuan bisa pergi sekarang. Saya bisa menjaga diri saya sendiri. Tinggalkan saja buburnya di sini, nanti kalau saya sudah lapar, pasti saya makan. Lagian ya, perut saya kalau diisi makanan langsung mual. Saya hanya butuh istirahat Tuan, tolong jangan diganggu!!"

Bola mata Dirga melebar gemas dengan jawaban yang diberikan oleh istrinya. Bukannya nurut, Viona malah membuatnya jengkel. Capek-capek di dapur belajar membuat bubur kacang hijau malah diabaikan. Ia yakin, Viona tak akan menyentuh bubur kacang hijau buatannya.

Tak ingin pekerjaannya sia-sia, Dirga meraih mangkuk yang masih berisi bubur hangat, baru selesai dimasak.

"Ayo buka mulutnya, aku suapi! Aku tidak akan membiarkanmu tidur tanpa memakan sesuatu. Tolong hargai perjuanganku, Viona! Bikin bubur itu tidaklah mudah bagiku! Bahkan aku pertama kalinya menginjakkan kakiku di dapur, dan saat makanannya siap untuk disantap kau malah mengabaikannya. Ayo cepat buka mulutmu!"

Benar-benar sangatlah menyebalkan. Viona terpaksa bangun dan mengangakan mulutnya menerima suapan dari suaminya.

"Ah ..., panas!! Apa kau berniat untuk mencelakaiku, Tuan? Ini masih sangat panas! Bisa-bisanya kau menyukaiku dengan keadaan panas! Anda sengaja ingin membuat saya kesakitan ya! Tega benar kau ini. Dipikir tidak lecet tenggorokanku disuruh nelan yang panas-panas!"

Dirga mencoba mencicipinya sepucuk sendok, dan memang benar, masih sangat panas. Pantas saja Viona mengomel.

Hormon bumil memang suka tak menentu. Di saat standar, ia bisa tenang karena Viona tak membuatnya kesal, tapi di saat mode ngambek atau mode ngreog, ia bisa dibuat nangis. Tapi tak masalah, ia sudah tak sabar ingin segera meminang bayi dari buah cintanya bersama Viona, walaupun ia belum tahu seperti apa perasaannya terhadap Viona.

"Maaf, aku tidak tahu kalau buburnya masih panas. Ini aku bantu tiup, kali ini nggak bakalan panas lagi. Ayo makan lagi, kali ini pasti akan aman."

Suapan demi suapan ia terima dengan baik. Ada rasa damai di hatinya, kini ia diperlakukan bak seorang putri kerajaan. Semua kebutuhannya dipenuhi, bahkan untuk sekedar mandi harus ada yang menemani. Dirgantara tak membiarkan Viona melakukan aktivitasnya sendirian. Kalau dia sedang sibuk dengan urusan pekerjaannya, ia meminta pada asisten rumah tangganya untuk membantunya.

"Udah Tuan, saya sudah kenyang.  Terimakasih atas perhatiannya, sekarang anda boleh berangkat kerja."

Viona meminta Dirga untuk lekas berangkat kerja karena hari juga sudah menunjukkan pukul setengah delapan. Sangatlah macet di jalanan jika tak buru-buru berangkat. Biarpun suka kesal, ia juga tak tega melihat suaminya kalang kabut sendirian.

Dirga menyudahi menyuapi Viona dan memberikan teh hangat padanya. "Kamu bisa istirahat sekarang. Kalau butuh apa-apa kamu bisa panggil bibi. Kalau gitu aku berangkat kerja dulu ya? Nanti kalau ingin sesuatu telepon aku, atau kalau Sania sudah datang kau bisa minta bantuannya."

Viona hanya mengangguk menatap Dirga yang bergegas pergi dari kamarnya dengan membawa mangkuk yang tersisa sedikit bubur kacang hijau buatannya.

"Sepertinya dia mulai banyak berubah? Kayaknya dia seneng banget akan segera memiliki anak, tapi bagaimana kedepannya? Apakah dia akan menceraikan aku dan mengambil anakku? Apa maksud dari kebaikannya itu? Apakah ini modus barunya untuk mengelabuhiku?"

Helaan nafas berat ia rasakan. Masih tak mengerti dengan sikap suaminya yang tiba-tiba mengalami perubahan drastis. Sehabis menjadi monster yang kejam kini menjadi pahlawan pembela kebenaran. Andai saja ia punya kantong ajaib yang bisa melihat masa depan, ia tak akan merasa ketakutan.

***

"Maaf Pak. Klien kita sudah datang. Apakah anda masih dalam perjalanan?"

Adrian, selalu manager Dirga yang sudah standby di kantor menghubungi Dirga karena rekan bisnisnya sudah datang, sedangkan Dirgantara masih juga belum sampai di kantor.

Semenjak mengetahui kehamilan Viona, Dirga memang sering terlambat ke kantor karena masih harus mengurus Viona yang tengah mengalami morning sick. Bahkan tak jarang ia menunda meeting karena lebih mementingkan kesehatan istrinya.

"Suruh tunggu! Sebentar lagi saya sudah sampai."

Dengan cepat Dirgantara melajukan mobilnya setelah melewati macet di perjalanan.

Ia memang tengah memiliki jadwal meeting dengan seseorang yang ia sendiri tidak begitu mengenalnya. Seseorang bernama Sasongko telah menghubunginya, dan orang itu masih baru dan berniat untuk bergabung bekerja sama dengannya.

Sepuluh menit kemudian, ia tiba di kantor. Ada mobil asing yang sudah parkir di jajaran mobil pegawai. Ia mengernyitkan keningnya seperti tak asing mendapati mobil itu.

"Inikah mobil Sasongko? Kok sepertinya tidak asing lagi bagiku? Ya, aku pernah mendapati mobil ini di suatu tempat, tapi di mana ya?"

Untuk mengurangi rasa penasarannya, Dirga melangkahkan kakinya keluar mobilnya dan bergegas masuk ke dalam.

Terlihat begitu sepi saat dia datang, hanya beberapa karyawan yang sedang beraktivitas dan menyapanya saat berpapasan dengannya.

"Selamat pagi, Pak."

"Hemm, Pagi. Di mana tamu saya?" tanya Dirgantara yang tidak mendapati keberadaan tamunya ketika memasuki ruang tunggu.

"Emm, anu Pak. Tamunya menunggu di ruangan Bapak. Beliau memaksa untuk masuk ke ruangan Bapak, padahal kami sudah melarang dan meminta menunggunya di ruang tunggu, tapi beliau malah marah dan tetap memasuki ruangan Bapak."

Refleks Dirgantara mendelik. Begitu lancangnya seorang tamu tadang dan memasuki ruangannya tanpa harus menunggu kehadirannya. Sungguh tidak punya etika. Ia paling tidak suka ada orang yang seenaknya sendiri seluduran keluar masuk di tempat privasinya.

"Berani sekali dia memasuki ruanganku! Tamu tak ada akhlak!"

Dengan langkah kakinya lebar, Dirga bergegas menuju ruangannya yang sudah dihuni oleh manusia tak dikenalinya. Saat membuka pintu, ia dikejutkan oleh seseorang yang sangat dibencinya.

"Selamat datang cucuku! Bagaimana kabarmu?"

1
4U2C
kalau cerai katakan cerai,,kalau masih ada perasaan lebih baik rujuk balik bersama demi angel,,jangan disitu-situ aja kisahnya,,berulang kali tentang kisah silam tak habis-habis sampai bila mahu selesai kalau itu-itu saja yang diingat,,selesaikan dengan hati dingin jangan selesaikan dengan hati yang tengah panas.semoga pengseketaan Dirga dan Viona bisa diselesai dengan cepat.
kaylla salsabella
semoga kesalahpahaman ini cepat selesai thor
ardiana dili
lanjut
kaylla salsabella
ayo semangat viona
ardiana dili
semangat kak
ardiana dili
lanjut
kaylla salsabella
lanjut thor 🥰🥰
ardiana dili
semangat kak
ardiana dili
lanjut
kaylla salsabella
nah dengarin nasehat mami mu vi
ardiana dili
lanjut
kaylla salsabella
kan ...kan rasain kamu Dirga
Hesty
up gi thorrr
kaylla salsabella
wuhhaaaaa ... rasain kamu dirga
ardiana dili
lanjut
4U2C
sabar katamu Dirga🤣🤣🤣🤣 sabar wanita ada batasnya.
Hesty
uup fi thoor.. bikindirga ga ketemu viona....
ardiana dili
lanjut
kaylla salsabella
wah ini Sonia belum tahu ...klu tahu viona pergi habis kamu Dirga ....


wuhhaaaaa bagus vi .....beri pelajaran buat dirga
4U2C
Dirga hatimu busuk sekali,,sudah tahu Anita yang pecundang masih juga mahu sama Anita atau keduanya sama pencundang🤣🤣🤣🤣🤣 bulllsiitttt deh Dirga..Viona kenapa harus bertahan uang ada pakailah untuk kabur husssss geram.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!