MENGEJAR CINTA AISYAH

Aisyah dan suaminya menghabiskan waktu berdua selama di Paris. Mereka berkeliling kota, berbelanja, makan di tempat tempat enak. Pokoknya Leon benar benar memanjakan istri tercintanya ini. Hari ini juga keduanya pergi ke museum yang ada di negara itu. Mata Aisyah tertuju pada lukisan ibu dan anak. Seketika matanya berlinang air mata.

Leon merasakan kesedihan hati istrinya, dia merangkul istrinya dan pergi dari sana. Leon tak mau Aisyah terus terusan bersedih.

Keduanya sekarang pergi ke restorant dengan bangunan yang aesthetic. Mata Aisyah berputar melihat isi dekorasi restoran itu. Ray juga dengan setia mengekor kemana pun dua majikannya ini pergi. Tangannya bahkan sudah penuh dengan belanjaan. Kalau bukan karna gaji besar dan bonus yang besar, Ray sepertinya tidur seharian di apartmentnya.

"Nasib nasib... Beginilah kalau jomblo huft." Keluh Ray dalam batinnya.

Ketika Aisyah melihat isi dekorasi restorant itu, pandangannya terhenti kala suaminya memandang dirinya penuh damba sembari menopang dagu "Mas, kenapa?"

"Cantik."

BLUSH

Aisyah tersipu malu, dia menunduk dan tersenyum tipis. Suaminya selalu saja begitu membuat dirinya terbang melayang. "Ayo mas makan." Kata Aisyah. "Iya cantik."

-

-

Namun saat yang bersamaan ketika pasangan ini sedang asyk menikmati hidangan yang lezat, tiba tiba muncul seorang wanita dengan pakaian yang sangat minim di balut blazer.

"Hai Leon...!" Ucap wanita itu.

Leon dan istrinya menoleh ke arah suara itu "Kamu?"

"Iya aku, Tania. Kamu apa kabar Leon?" Ucap wanita itu dengan suara manjanya.

Aisyah seketika langsung ciut di hadapkan dengan wanita bule cantik di depannya. Dia cemburu? Jelas saja!

"Baik, ini istriku !" Ucap Leon, dia mengenalkan istrinya ke Tania, namun ketika Aisyah ingin menjabat tangan wanita bermama Tania itu, Tania tak menyambutnya dengan alasan tangan kotor. Tapi Tania malah memegang lengan Leon

Leon menghempaskannya "Tanganmu kotor! Jangan sentuh aku!" Ucap Leon dengan ketusnya. "Ayo sayang, udah kenyang kan?" Leon menggenggam tangan istrinya dan pergi dari sana.

"Leon tunggu!" Tania mengejar Leon sampai ke mobil. Namun Ray menahan badan Tania agar tak mendekati bossnya. "Apalagi Tania? Ku pikir kau sudah berubah, tak memandang rendah orang lain. Ternyata sama saja!"

"Leon, aku rindu sama kamu. Bukannya kamu udah putus sama Elena? Jadi aku masih punya kesempatan donk?"

Aisyah yang mendengar itu jelas saja murka dia mendekati Tania dan menatapnya dengan tajam "Kesempatan? Kamu itu wanita enggak punya harga diri. Leon tadi bilang apa? Dia sudah menikah, dan aku istrinya. Lebih baik kamu pergi." Geram Aisyah, Leon merangkul istrinya dan membawanya pergi.

"Brengsek!! Awas saja, aku akan merebutmu Leon. Dulu Elena menag, sekarang aku enggak akan biarin wanita udik itu yang menang." Geram Tania, dia langsung pergi dari sana dan menelepon seseorang.

-

-

Aisyah enggan bicara dengan suaminya, sementara Leon masih terus terusan merayu istrinya agar bicara "Sayang, aku benerang enggak ada hubungan apa-apa sama dia. Tania memang pernah dekatin aku, tapi akunya enggak suka sama dia. Tolong percaya sama aku!" Lirih Leon.

Namun Aisyah masih diam dia meneteskan air matanya "Aku enggak marah, aku enggak mau mas khianatin aku." ucap Aisyah dengan wajah sendunya.

"Enggak akan sayang."

"Udah cukup ibu ninggalin aku, sekarang mas juga mau ninggalin aku, iya?" Aisyah nampak marah dan kecewa. Padahal Leon juga tak menanggapi Tania, tapi memang namanya bumil moodnya sangat sensitive sekali.

"Astaghfirullah, istighfar sayang. Aku enggak akan kemana mana. Kenapa jadi ngelantur gini sayang?" Ucapnya dengan penuh kesabaran

"Aku-aku cuma takut mas ninggalin aku kyak ibu hiks hiks hiks...'' Aisyah menutup mukanya dengan kedua tangannya dia malah menangis, memang semenjak ibunya seperti itu, hati Aisyah jadi takut akan kehilangan.

Leon memeluk istrinya dengan erat "Sayang, aku sangat mencintaimu, kamu tahu itu. Kamu juga tahu gimana perjuangan aku dulu buat dapatin hati kamu. Terus setelah dapat kamu, aku mau sia-siain kamu gitu? Enggaklah! Apalagi ngerelain kamu sama mantan kamu itu." Tegas Leon dengan penuh penekanan.

"Maafin aku mas, aku takut mass akan pergi dari aku."

Leon mengecup kening sang istri sangat lama sekali, dia tak akan membiarkan istrinya berpikir macam macam.

"Kita jalan jalan lagi mau?" Bak seorang ayah yang sedang membujuk anak perempuannya, hanya dengan di aja jalan jalan akhirnya Aisyah luluh juga.

Dia mengangguk pelan menuruti suaminya. Keduanya berjalan ke taman kota yang penuh dengan anak-anak yang sedang bermain disana. "Nanti anak anak sudah lahir, kita ajak kesini ya sayang." Kata Leon.

"Iya mas, pasti seru ya mas, aku udah enggak sabar nunggu hari itu tiba."

"Aku juga sayang."