Risty Azalea, gadis cantik yang berasal dari keluarga sederhana bertekad merubah hidupnya menjadi wanita yang sukses dan dihormati semua orang, tapi siapa sangka kisah asmaranya tidak semulus karirnya saat ini. Dia malah jatuh cinta pada Bima Arya Dalwyn, seorang laki-laki menyebalkan dan bermulut tajam yang tidak menyukainya sama sekali. Penasaran kan bagaimana lika-liku perjalanan kisah cinta mereka? Yuk ikuti terus kisah mereka, jangan lupa beri like dan komen ya kesayangan!😍😍
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ocha Zain, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 23.Suara Aneh
"Baiklah kalau begitu mari kita bercerai secepat mungkin!" ucap Risty dengan tegas.
Ucapan Risty membuat Bima seolah kehilangan seluruh energinya, dia benar-benar merasa sedih dan tak bisa berbuat apa-apa lagi.
"Baguslah kalau kamu sendiri yang minta cerai, jadi aku nggak repot-repot bujuk Bang Bima untuk menceraikan kamu!" ucap Vania penuh kemenangan.
"Van! Jaga ucapanmu! Risty juga istriku dan aku tidak akan menceraikannya!" bela Bima.
"Cihhh! Dasar pasangan tidak tahu malu!" cibir Risty kemudian berjalan menuju kamarnya.
"Brrraaakkkk!!!"
Risty membanting pintunya dengan keras kemudian menguncinya dari dalam.
Dia sudah lelah karena pekerjaan dan perdebatan memuakkan bersama suami dan istri barunya. Dia memilih membersihkan seluruh badannya lalu mengurung diri dalam kamarnya.
Hingga satu jam telah berlalu, seseorang dari balik pintu kamarnya terdengar mengetuk pintunya dua kali kemudian memanggil namanya.
"Tokk! Tokk!"
"Ris, keluarlah untuk makan malam! Kamu pasti belum makan kan? Aku udah pesenin makan malam buat kita!" ucap Bima dari balik pintu.
"Aku nggak laper! Jangan sok perhatian! Makan aja sana sama istri barumu!" teriak Risty dari dalam kamar.
"Ris jangan seperti anak kecil! Nanti kamu sakit kalo nunda makan! Ayo kita makan sama-sama!" bujuk Bima seolah seperti ayah yang sedang membujuk putrinya untuk makan.
Risty terlalu malas menjawab ucapan Bima, dia menyalakan speaker aktif yang ada di kamarnya dan memutar musik rock favoritnya dengan kencang.
Mendengar suara musik dari dalam kamar Risty, Bima merasa usahanya sia-sia jika masih meneruskan untuk membujuk wanita cantik itu. Dia menyerah dan menuju meja makan dengan gontai.
Sedangkan di dalam kamarnya, Risty menahan rasa laparnya. Dia berencana akan makan di tengah malam saat Bima dan istri barunya sudah terlelap.
"Ceklekk!"
Risty keluar dari kamarnya pelan-pelan menuju ke arah dapur untuk mengisi perutnya yang sudah kosong dari tadi.
Ditengah malam itu akhirnya Risty bisa makan malam dengan tenang saat suami dan madunya telah tertidur pulas. Risty hanya membuat roti selai dengan segelas susu, agar tidak menimbulkan suara maupun bau yang menyeruak di dapur. Bukan apa-apa, dia hanya terlalu malas bertemu kedua manusia yang saat ini dibencinya.
***
Pagi telah menjelang, seperti biasanya dia berangkat ke kantornya dan telah rapi dengan setelan kerjanya. Hari ini dia akan berangkat lebih pagi sebelum semua orang terbangun.
Saat dia keluar dari kamarnya, terlihat Vania telah berada di dapur. Dia sibuk membuat roti dan kopi untuk suaminya.
"Fyuuuhhh!"
Risty menghela nafasnya tanda dia sangat muak dan malas.
"Pagi maduku!" sapa Vania dengan senyum manisnya.
"Br****sek! Madu-madu, Lo tuh racun!" umpat Risty dalam hati.
"Hmm! Nggak usah basa-basi dan sok manis! Aku nggak berencana akrab sama kamu!" ucap Risty dengan ketus.
"Ya ampun Ris! Pagi-pagi udah galak aja! Ya namanya kita serumah kan sekarang! Masa iya aku diem aja ada kamu, aku tuh hormatin kamu sebagai penghuni lama disini!" tukas Vania.
"Nggak perlu! Nggak lama lagi aku juga out dari sini, itu kan yang kamu inginkan! Jadi nggak usah sok akrab!"
Vania terdiam mendengar ucapan skak mat dari Risty.
"Hmm.. Baiklah kalo gitu, ayo kita sarapan sama-sama! Aku udah buatin sandwich buat sarapan kita, kamu pasti laper banget kan semaleman nggak makan?" Vania masih berusaha mengakrabkan diri.
"Ngg.."
Belum selesai Risty menjawab, suara seseorang memotong kalimat yang akan dia ucapkan.
"Ris, ayo kita sarapan sama-sama! Apa kamu nggak kasihan sama Vania yang udah buatin sarapan buat kita?" ucap Bima yang berjalan dari dalam kamarnya.
"Aku nggak nyuruh dia buat sarapan untukku! Maaf aku berangkat kerja dulu," ucap Risty kemudian berjalan menuju pintu apartemen.
"Udahlah sayang biarin aja ka.."
"TUNGGU!"
Teriakan Bima menghentikan langkah Risty dan ucapan Vania.
"Aku ini masih suamimu dan aku belum mengijinkan kamu berangkat kerja! Jadi jangan keluar rumah sebelum kamu menghabiskan sarapanmu bersama kami!" ucap Bima penuh ketegasan.
Risty semakin kesal dengan ucapan Bima, Bima yang beberapa minggu lalu bersikap lembut dengannya sekarang berubah dingin dan ketus lagi. Kemudian dia memutuskan tidak menjawab ucapan Bima dan duduk untuk sarapan bersama suami dan madunya.
Sungguh hari yang buruk pagi ini pikirnya, bukannya dia tidak berani melawan Bima tapi dia terlalu malas berdebat lagi. Dan mungkin drama ini akan berulang-ulang tiap paginya dan membayangkan saja dia sudah merasa sangat muak.
Hening..
Mereka bertiga sarapan dengan diam dan sekali-kali hanya Vania yang berbicara seolah menawarkan sesuatu pada Bima dan mencuri segala perhatian suaminya.
"Kak Bim! Maaf aku harus berangkat kerja dulu, aku ada meeting pagi ini dan harus menyiapkan beberapa materi!" ucap Risty dengan datar.
"Iya Ris, hati-hati di jalan! Maaf kalau kata-kataku tadi jadi ngerusak mood kamu, aku hanya ingin kamu sarapan agar kamu nggak sakit, tolong jangan masukan dalam hati!" ucap Bima menatap lembut istri pertamanya.
Ingin sekali dia memeluk dan mencium wanita yang beberapa bulan ini menemaninya, dia sadar dia telah banyak memberikan luka pada istrinya. Tapi dia tidak seberani itu melakukannya, bukan dia takut pada Vania tapi dia takut Risty menolak rengkuhannya.
"Nggak masalah kak! Aku berangkat dulu, Assalamualaikum.." pamit Risty.
"Wa'alaikumsalam.."
Beberapa menit berkendara akhirnya Risty telah sampai di kantor miliknya, dengan semangat yang menggebu-gebu dia melemparkan tas kerjanya dan segera menghubungi pengacaranya.
Dia berbicara serius mengenai niatnya bercerai dengan suaminya, Sang Pengacara memberikan beberapa gambaran dan saran tentang pengajuan perceraiannya ke Pengadilan.
Yona yang baru memasuki ruang kerja Risty, sudah bisa menebak apa yang akan dilakukan oleh Bossnya itu.
"Udah yakin mau bercerai Boss?" tanya Yona yang melihat Risty sedikit melamun saat sambungan teleponnya telah tertutup.
"Hmm?"
Risty menoleh ke arah asistennya.
"1000% yakin! Aku pengen secepatnya bisa lepas dari laki-laki macam dia!"
"Kenapa jadi secepat itu Boss? Katanya kemarin setahun kalian berencana akan bercerai? Ini kan masih beberapa bulan Boss?" tanya Yona menyelidik.
"Itu pacar si br****sek udah tinggal di apartemen! Dan mereka udah nikah!" seru Risty dengan kesal.
"Apa!! Serius Boss! Udah nikah?" Yona benar-benar terkejut dengan ucapan Bossnya.
"Anj***! Udah dimadu, eh malah serumah ama madunya dia! Eh Boss jangan becanda deh! Serius kalian bertiga tinggal di apartemen Boss Bima?" Yona masih belum percaya.
"Nggak! Di Mansion milik bokap gue!" seru Risty semakin kesal.
"Ehh?! Malah becanda si Boss!"
"Lagian kamu tuh dibilangin malah nggak percaya! Emang keselku ini keliatan dibuat-buat gituh!"
"Boss! Fix hidupmu penuh kejutan Boss, beneran aku tuh jadi kagetan gara-gara kelakuan suamimu Boss!" Yona terkekeh dengan perasaan miris.
"Duh Gusti kenapa hidup aku gini amat ya!" ucap Risty dengan sedih.
Dia meletakkan kepalanya di meja dan mulai menangis tersedu-sedu. Sedangkan Yona hanya terdiam melihat Bossnya yang sedang meratapi nasibnya. Dia tidak bisa melakukan apa-apa untuk atasan sekaligus sahabatnya itu. Dia membiarkan Risty sampai puas menangis dan merasa lebih baik.
"Boss! Sabar ya! Yakin deh pasti ada rencana Allah yang lebih baik untukmu setelah ini. Allah tahu kamu kuat ngejalanin ini, makanya kamu dikasi cobaan ini. Jalani dengan ikhlas ya Boss! Kalau pada akhirnya kalian emang nggak jodoh, relain aja! Yang penting selama ini kamu udah berusaha jadi istri yang baik Boss!" Yona menasehati penuh dengan bijak.
"Tumben kamu sebijak itu! Kata-kata nyontek dimana kamu Nana!" ucap Risty yang mendongak melihat asistennya.
"Tau ahh Boss! Lagi serius juga! Aku tuh jadi lebih dewasa gara-gara masalahmu Boss! Nggak pernah ngalamin eh malah kayak ngalamin beneran! Amit-amit jangan sampek deh punya suami kayak Boss Bima!" ucap Yona bergidik ngeri.
Melihat ekspresi asistennya Risty hanya tersenyum lucu, moodnya selalu lebih baik saat dia berbicara dengan wanita berpenampilan tomboy itu.
***
Pekerjaan Risty cukup padat hari ini dan semuanya selesai hingga pukul tujuh malam. Sebelumnya Risty telah menghubungi Bima akan terlambat untuk pulang karena pekerjaannya, dia memang berencana akan makan diluar bersama asistennya, agar tidak berlama-lama melihat wajah suami dan madunya.
Waktu telah menunjukkan pukul 09.30 malam, Risty telah sampai di apartemen. Dia berharap kedua penghuni yang dibencinya saat ini sudah sama-sama terbang ke alam mimpi mereka.
Risty berjalan pelan-pelan menuju kamarnya, membersihkan wajah dan kedua tangan serta kakinya. Hingga waktu telah menunjukkan pukul 11.30 malam matanya belum juga merasa lelah, padahal daritadi dia membaca novel online yang ada di ponselnya dan berharap matanya cepat merasakan kantuk.
Setelah kurang lebih dua jam membaca novel, tak disangka tiba-tiba dia mendengar sayup-sayup suara yang terdengar er*tis masuk kedalam Indra pendengarannya.
Dia mengernyitkan dahinya, semakin lama suara itu semakin terdengar jelas. Suara er**gan dan des**an sepasang manusia, yang sedang meluapkan perasaan cinta dan h***srat mereka masing-masing. Menunaikan kewajiban dan hak mereka sebagai pasangan suami istri.
"S***!" umpat Risty dalam hati.
"Apaan sih mereka! Berisik banget, emang nggak bisa ya ngelakuin kayak gitu diem-diem aja! Mereka kira gue ini boneka yang nggak bisa denger apa-apa! Dasar nggak tau malu!" gerutu Risty dengan lirih.
Dia benar-benar merasa risih dan kesal dengan suara-suara aneh yang dia dengar dari dalam kamarnya. Bukannya dia naif tapi dia memang tidak pernah merasakan ***** sebelumnya. Dia hanya beberapa kali melihat adegan v**gar itu di ponsel milik asistennya, karena Yona memang pernah beberapa kali memutar video seperti itu saat mereka sama-sama kuliah dulu.
*Flashback On
Dulu Yona dan Risty adalah teman satu kampus, mereka sering menghabiskan malam minggu mereka bersama untuk sekedar nongkrong dan nonton film action kesukaan mereka bersama, di tempat kos sahabatnya itu.
Setelah selesai menonton dua judul film action bersama, Risty merasa sangat mengantuk dan dia pamit tidur terlebih dulu pada Yona. Mereka tidur dalam satu ranjang layaknya adik dan kakak, sedangkan Yona masih asik video call bersama kekasihnya.
Disaat tengah malam, Risty terbangun akan ke kamar mandi. Dia melihat Yona yang masih asik melihat ponselnya dengan ekspresi wajah yang terlihat gelisah dan tegang.
Risty melihat Yona kemudian berganti melihat video yang sedang dinonton oleh sahabatnya itu, dan alangkah terkejutnya dia saat melihat isi video itu, mulutnya mengaga tak percaya.
"Yona! Sejak kapan kamu suka ngeliat yang seperti itu!" seru Risty dengan hebohnya.
btw thanks thor udah up 2 uluh" sarangheo thor semngaaat trus thor up satu" ngak papa thor asal jngan lama" thor