Pukulan keras yang mendarat dikepala Melin, hingga membuatnya harus segera dilarikan ke rumah sakit terdekat. Namun sayangnya disaat Dia sadar, sakit usus buntu yang dideritanya beberapa Minggu terakhir membuatnya harus tetap dirawat di rumah sakit.
Johan pria yang baru mengenal Melin karena insiden pemukulan akhirnya menolong Melin dengan membayar seluruh biaya operasi, namun dengan sebuah syarat. Melin akhirnya menyetujui kesepakatan antara dirinya dan Johan untuk menikah menggantikan posisi Bella yang lebih memilih mantan pacarnya
Keesokan paginya setelah pesta pernikahan selesai, Johan segera pergi bekerja di luar pulau dan meninggalkan Melin tanpa sebuah alasan.
Tiga tahun berlalu, mereka akhirnya bertemu kembali disebuah pekerjaan yang sama.
Yuk, ikutin keseruan cerita selanjutnya. terima kasih.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ririen curiens, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Dirumah Ibu Mertua
Sudah hampir jam sembilan namun Melin tak kunjung datang. Pak Johan sangat bingung tanpa kehadiran Melin dikantornya.
"Ada apa Pak?" tanya Pak Lana yang baru saja datang.
"Tolong kamu telepon Melin dan suruh datang ke kantor sekarang." jawab Pak Johan.
"Baik Pak."
Pak Lana keluar dan hendak menghubungi Melin di ruangannya.
"Hei Pak, kenapa keluar. Kamu telepon disini saja. Loud speaker."
Pak Lana terdiam memandangi Bosnya yang terlihat aneh hari ini.
"Pagi Mel," ucap Pak Lana
"Pagi Pak, ada apa Pak. Tumben telepon saya." jawab Melin.
Pak Lana memandangi Bosnya yang terus mencoba mengatur pembicaraannya.
"Kamu disuruh Bos ke kantor sekarang."
Pak Johan menepuk jidatnya karena perkataan Pak Lana tidak sesuai dengan apa yang dimaksud Bosnya.
"Bilang sama Pak Johan, saya resign. nanti saya kesana menyerahkan surat pengunduran diri dan mengambil semua barang-barang saya."
Pak Lana kembali memandangi Bosnya yang berkata dengan bahasa isyarat meskipun Pak Lana tetap tidak paham.
"Sudah Mel, pokoknya kamu harus masuk sekarang."
"Terserah Pak Lana saja, Saya resign saja."
"Pokoknya kata Bos kamu masih kerja dan harus datang."
Pak Lana akhirnya menutup teleponnya. Sementara Pak Johan masih terlihat bingung. Pak Lana akhirnya menceritakan jika Dia telah berhasil menemukan rumah mantan istri Pak Johan. Namun waktu itu Pak Lana tidak berhasil menemui mantan istri Bosnya karena rumah sepi. Pak Johan akhirnya menugaskan kembali Pak Lana untuk menemui mantan istrinya dan memberikan beberapa hadiah yang telah dibelinya bersama Melin.
Pak Lana menatap Bosnya karena merasa bingung.
Sebenarnya Bos itu suka dengan mantan istrinya apa dengan Melin, gumam Pak Lana.
Siang ini Melin mengurungkan niatnya untuk pergi ke kantor, Dia lebih memilih untuk kerumah Ibu mertuanya karena semenjak pulang dari rumah sakit, Melin belum sempat menjenguknya lagi.
Ibu mertuanya sangat senang ketika Melin datang menjenguknya. Ibu bahkan mengenalkannya kepada suaminya.
Beberapa jam dirumah Ibu mertuanya, Melin hendak berpamitan untuk pulang namun Ibu melarangnya karena beliau sudah memesankan makanan untuk Melin.
Melin mendengar ada suara mobil yang datang ketika dia berada didalam toilet. Dia menunggu seseorang itu masuk, namun ternyata Pak Johan yang datang dan berteriak memanggil ibunya. Melin hanya bisa berdiam diri di dalam toilet.
Ah kenapa harus kesini sih. bukankah Dia sudah punya rumah sendiri, gumam Melin.
"Ma, ternyata perempuan itu sudah punya suami." ucap Johan pada ibunya.
"Apa yang kamu maksud itu." tanya Ibu.
"Wanita yang aku nikahi tiga tahun lalu. Aku sudah menemukannya dan ternyata dia sudah menikah."
"Apa kamu tidak salah orang."
"Tidak Ma. Aku sudah menyuruh Pak Memberikan beberapa hadiah untuknya dan hasilnya, dia sudah menikah. Aku ke toilet sebentar Ma."
"Hei tunggu nak. Pakai toiletnya rusak, pakai yang diatas saja." teriak Ibu.
Aku menikah juga cuma sama kamu Mas, gumam Melin yang mendengar percakapan antara ibu dan anak.
Perlahan Melin membuka toiletnya karena dia berniat untuk pulang sebelum ketahuan Pak Johan, namun sayangnya rencananya gagal ketika Pak Johan menerobos masuk ke toilet padahal Ibunya sudah mengatakan jika toiletnya rusak.
Melin terdorong hingga kembali masuk kedalam kamar mandi. Sementara Pak Johan yang sudah masuk ke dalam toilet hanya tertegun menatap Melin.
Melin tersenyum karena dia tidak mampu berkata -kata.
"Kenapa kamu ada disini," tanya Pak Johan.
"Pak, Johan sendiri kenapa juga kesini." ucap Melin.
"Ini rumah orang tua saya. Jadi ya suka-suka saya."
"Ya sudah. Saya Pulang."
"Hei, tunggu."
Melin berjalan dan menghampiri ibu mertuanya untuk berpamitan pulang namun Ibu melarangnya karena makanan sudah datang. Sementara Pak Johan menutup pintu toilet karena sudah tidak tahan lagi.
"Ayo kita makan bersama," ucap Ibu mertuanya.
Melin tersenyum dan menganggukan kepalanya.
Tak lama Pak Johan datang dan menghampiri Ibunya dimeja makan. Dia duduk berhadapan dengan Melin. Sesekali mata Pak Johan tertuju pada Melin namun Melin terus membuang mukanya karena dia tahu jika Pak Johan terus memperhatikannya.
"Oh ya Nak, Apa kamu tidak salah orang saat mencari mantan istri kamu itu. Setahu Mama, dia sampai saat ini masih perawan. Sepertinya Dia juga menyukai kamu Nak," ucap Ibu mertua.
Melin tersedak mendengar ucapan Ibu mertuanya.
"Entahlah Ma. Aku juga tidak ada rasa dengannya."
Beberapa saat setelah makanan habis, Melin akhirnya membantu membereskan semua sisa-sisa makanan.
Namun obrolan antara Ibu dan anak masih berlanjut diruang tamu.
"Kamu harus segera menemukan Melin mantan istri kamu itu," ucap Ibu
"Iyah Ma, nanti biar Pak Lana yang menyelidikinya lagi. Oh ya apa Mama ingat nama lengkap perempuan itu. Jika bertemu aku akan meminta maaf." jawab Johan.
"Apa cuma maaf saja nak?. Coba kamu tanya Keponakan kamu. Seingat Mama waktu kamu akad nikah dulu, Dia merekam semuanya. Dia konten kreator siapa tahu masih menyimpan datanya."
"Lalu harus apa lagi. Aku hanya merasa bersalah dengannya. Iyah Ma, kenapa Aku tidak kepikiran sampai disana, setelah ini Aku akan kerumah Zaky."
Melin mendengar pembicaraan itu dibalik sekat ruangan.
Semoga filenya hilang, gumam Melin.
Melin akhirnya berpamitan kepada ibu mertuanya. Beliau menyuruh Pak Johan untuk mengantarkannya pulang namun Melin menolaknya karena dia membawa motor.
Disaat Melin membuka pintu ruang tamu sebuah mobil datang dan memasuki halaman rumah Melin. Seorang Ibu seumuran Ibu mertuanya keluar dan membawa buket buah. Tak lama disusul oleh Mbak Ema membawa bingkisan kue yang membuat Melin sedikit kecewa karena dia datang hanya membawa sekotak brownies.
"Hai Jeng, gimana kabarnya. Maaf baru sempat menjenguk." ucap Mama mbak Ema.
"Alhamdulillah sudah baik dan sehat." jawab Ibu mertua.
Melin tersenyum dan melanjutkan langkahnya untuk pulang. Pak Johan menarik tangan Melin dan berniat mengantarkannya.
"Mel, Aku antarkan. Biar motor kamu disini," ucap Pak Johan.
"Sudahlah Mas, biar Melin pulang sendiri. Dia juga bawa motor," ucap Mbak Ema.
"Benar perkataan Mbak Ema, biar saya pulang sendiri. Assalamualaikum," sahut Melin.
terimakasih dukungannya kak