Menjadi Yang Ke-3

"Aku berubah pikiran!" Sahut Bagas lalu mulai berusaha mendaki gunung dan menuruni lembah.

Aulia hanya pasrah saja dan tidak bisa berkomentar meskipun dalam hatinya ia sedang berdoa semoga ada gempa bumi dan juga Tsunami supaya pria yang sedang menggerayangi tubuh nya itu bisa berubah pikiran,karena jika tidak maka bisa di pastikan akan terjadi sebuah drama rumah tangga dan ia merupakan peran antagonis wanita yang dipaksa secara sadar.

"Apakah doaku yang tadi itu tidak didengar sampai-sampai sekarang tidak ada tanda-tanda bakalan terjadi semua yang aku inginkan, soalnya sampai sekarang dianya masih melakukan hal gila di atas tubuhku seperti rasa capeknya itu tidak ada matinya ? "sungut Aulia dalam hati bahkan terlihat dengan jelas kalau hanya Bagas yang menikmati permainan itu karena dirinya dari tadi bahwa tidak akan pernah terpengaruh dengan apapun yang dilakukan oleh Bagas kepadanya.

Bagas pun memilih untuk tidak peduli karena menurutnya terserah istrinya itu mau memasang tampang seperti apapun yang penting intinya tidak ada penolakan sama sekali dari wanita itu, kalaupun Aulia memang tetap ada pendiriannya tidak akan menikmati permainan mereka kali ini Ya tidak masalah yang penting yang diperlukannya adalah kerja keras dan agar bisa menyemburkan benih yang paling terbaik yang ia punya.

"ahhhh, kamu itu cantik Sayang!"ujar Bagas yang terus saja mempermainkan pinggangnya sendiri entah mau maju atau mundur mau ke samping atau kemanapun terserah dia.

Aulia mendelik kesal mendengar pujian dari pria itu sebab menurutnya apa yang dikatakan Bagas itu tidak diperlukannya sama sekali karena menurutnya hanya membuang-buang kata-katanya percuma, karena mau dipuji seperti apapun oleh pria itu dirinya tidak akan pernah terhasut sedikitpun apalagi nanti klepek-klepek nanti dikira Bagas bahwa dirinya sudah terpanah Asmara oleh wajah tampan pria itu.

"kecantikan aku ini memang dari dulu karena saat pembagian wajah tepat giliranku itu Tuhan lagi sedang baik hatinya dan juga dalam kondisi yang begitu senang ya makanya wajah aku langsung seperti begini, bukan seperti kamu percaya diri merasa bahwa paling tampan sampai-sampai hobinya mengoleksi istri dikiranya bagus apa ? "tanya Aulia tetapi Bagas seolah menuli kan dirinya karena nanti kalau dirinya merespon otomatis apa yang ia lakukan sampai-sampai menguras keringat ini menjadi tidak berarti.

"Ohhh Yesss,I like it!" Ujar Bagas dengan nafasnya yang terengah-engah membuat Aulia ingin sekali melakukan mulut pria itu agar saat melakukan hal itu dengannya tidak usah terlalu cerewet apalagi mendesah yang tidak karuan karena sangat tidak enak didengar di telinganya Aulia.

"Ya Tuhan Semoga telingaku kau tulikan dalam waktu beberapa menit saja supaya aku tidak mendengar suara aneh pria itu yang membuat bulu Kuduk ku merinding mendengarnya, akhirnya plong tetapi aku yakin bagian tubuhku yang lain di bagian bawah sana itu besok pagi pasti tidak akan bisa digerakkan soalnya pria ini cara pemainnya sudah seperti preman pasar!"gumam Aulia monolog.

Bagas yang merasa tidak puas dengan posisi misionaris seperti begitu menyuruh Aulia untuk mengganti posisinya sesuai dengan keinginan pria itu, dan otomatis Aulia yang notabene merupakan kaum awam jika berurusan soal begituan hanya bisa menatap heran ke arah suaminya Karena bisa-bisanya melakukan hal itu dengan gaya yang tidak jelas.

"kamu ini ceritanya mau menyuruhku bergaya seperti apa sih soalnya ini kayak binatang yang mau ngepet? kamu kalau mau gila ya gila sendiri jangan ngajak-ngajak dong soalnya aku ini kan masih normal bukan seperti kamu yang otaknya sudah tergerus sebelah, enak sekali loh kamu memberikan perintah kepadaku Memangnya kamu pikir aku ini kerbau yang bisa saja kamu cucuk hidungnya terus kamu setir ke arah yang mana yang kamu inginkan? "tanya Aulia kesal.

"sudah ikuti saja apa yang aku katakan nanti juga kamu bakalan menikmatinya sekarang mungkin kamu sok jual mahal tetapi pasti nanti kamu bakalan ketagihan dan meminta tambah, dan sampai jika hal itu terjadi Aku adalah orang pertama yang bakalan menertawakan kamu dari pagi sampai pagi akibat sekarang yang menunjukkan sikap sok Gengsi kamu itu!"Bagas tidak mau kalah dari Aulia sebab menurutnya jika dirinya diam saja wanita itu bakalan tambah keras kepala maka dari itu tidak ada salahnya kan kalau ia melancarkan aksi yang sesuai dengan pemikirannya untuk saat ini.

Aulia tidak mungkin berontak karena selain tenaga Bagas yang lebih kuat darinya kemudian dirinya memang harus menjalankan perintah agama dan satu lagi agar apa yang diinginkan oleh Bagas yaitu memiliki anak lelaki bisa tercapai yang mau tidak mau dirinya harus ikhlas melakukan hal itu.

ketika Aulia dengan begitu terpaksa harus melayani suaminya berbeda dengan kedua orang tuanya yang terlihat begitu cemas di rumah Sebab mereka takut putrinya itu bakalan melakukan hal nekat di rumah orang yang sudah berstatus sah sebagai suaminya, karena mereka sudah tidak asing lagi dengan sikap Aulia yang keras kepala dan tidak suka diatur oleh siapapun dan ketika melihat kepribadian Bagas yang merupakan seorang otoriter takutnya mereka berdua bakalan berbanding terbalik dan akibatnya bakalan cekcok terus sepanjang waktu.

"Abah! apa pernikahan Aulia itu merupakan sebuah kesalahan yang sudah kita lakukan, Soalnya kamu tahu sendiri kan sikap anak kita itu seperti apa? Dia itu kan tidak suka mengalah dan juga tidak suka diatur dan takutnya suaminya itu malah keberatan dengan sikapnya itu, nanti pasti anak kita bakalan tertekan di sana karena merasa bahwa hidupnya dikekang oleh keluarga suaminya!"cinta terlihat khawatir dengan keadaan anak satu-satunya di dalam rumah itu sebab menurutnya karena keegoisan ia dan suaminya mau tidak mau masa depan Aulia yang dipertaruhkan untuk saat ini.

"Memangnya Umi mau pergi menjemput dia saat ini di rumah suaminya dan menyuruh pria itu menalak Aulia saat ini juga, dan dengan begitu anak kita bakalan langsung jadi janda padahal menikahnya baru sehari doang ?"tanya Deni sambil menautkan kedua alisnya.

"ya bukan begitu juga sih tapi apa kita salah mengambil langkah atau sudah benar hanya itu saja yang ingin Umi pastikan dan mendengar apa yang Abah katakan, Lagian orang tua mana sih yang ikhlas anaknya jadi janda dalam waktu sehari doang Memangnya nanti psikis anak kita kayak apa nantinya kalau kita melakukan hal itu?"Sahut Sinta yang begitu cemas.

"ya makanya harusnya Umi santai saja tidak usah sampai seperti begitu yang penting intinya percaya kalau Aulia bakalan bisa menghandle semua yang kita inginkan di sana, pernikahan mereka juga tidak bakalan bertahan lama jadi lebih baik bersabar dan menunggu karena pasti bakalan indah pada waktunya!"Deni selalu merupakan seorang pribadi yang berpikir masak-masak dulu dalam mengambil sebuah keputusan apalagi melibatkan tentang orang-orang terdekatnya.