Anandita putri Yasmin tidak menyangka akan mengalami kejadian yang tak terduga malam itu.
Karena sebuah kesalah pahaman dengan pemuda bernama Gavin putra Bagaskara mereka berdua harus menanggung konsekuensi dinikahkan malam itu juga oleh penduduk kampung karena dikira melakukan perbuatan asusila.
Anandita baru tahu setelah mereka menikah bahwa Gavin adalah murid disekolah tempat dia mengajar.
Bagaimanakah kisah perjalanan cinta mereka,akankah hubungan yang dimulai oleh sebuah salah paham bisa menjadi langgeng.
Silahkan dibaca reader tercinta semoga karya autor yang ini bisa menjadi teman kehaluan kalian.
Jangan lupa untuk meninggalkan like dan komen agar autor semangat untuk updatenya nanti.
Happy Reading reader semua.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bundew, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
23.Maaf Aku Tidak Sengaja,( Anandita)
Gavin sangat terkejut mendwngar apa ynag baru saja diucapkan oleh Anandita padanya.
"Kamu tidak bohong An?"tanya Gavin sambil menatap Anandita dengan serius.
"Iya,untuk apa aku bohong padamu,tuh lihat saja hasil dari jalan jalan dengan Ayahmu"ucap Anandita sambil menunjuk pada paperbag yang dibawanya tadi.
"Buang semua!"ucap Gavin dengan marah melihat banyaknya paperbag yang dibawa Anandita tadi.
"Kau gila Vin!,itu semua masih baru dan mahal kenapa kau menyuruhku untuk membuangnya!"ucap Anandita dengan keras pada Gavin.
"Aku akan membelikannya lagi untukmu bahkan berkali kali lipat banyaknya dari yang dia berikan untukmu!"teriak Gavin pada Anandita.
"Aku tidak perlu,kau membelikanku apapun kalau niatmu hanya untuk menyakiti ayahmu"ucap Anandita dengan kesal pada Gavin.
"Dia bukan Ayahku!"teriak Gavin dihadapan Anandita.
"Plak!!"
Dengan reflek tiba tiba tangan Anandita melayang kearah pipi Gavin.
Anandita tampak terkejut dengan apa yang baru saja dilakukannya.
"Maaf,aku tidak sengaja,Vin"ucap Anandita sambil menyentuh pipi Gavin yang baru saja ditamparnya itu.
"Pulanglah!"ucap Gavin sambil berjalan menjauhi Anandita.
"Nggak,aku nggak akan pulang ucap Anandita sambil menubruk Gavin dari belakang.
"Pulanglah sekarang!"ucap Gavin lagi sambil mencoba melepaskan tangan Anandita yang memeluk tubuhnya dari belakang.
"Aku nggak mau Vin,kamu nggak tau bagaimana perjuanganku agar bisa sampai disini dan sekarang setelah aku sampai disini kau menyuruhku pulang begitu saja,aku tidak mau!"ucap Anandita mulai menangis dibelakang punggung Gavin.
"An...,Gavin masih berusaha melepaskan tangan Anandita dari pinggangnya.
"Nggak,Vin aku nggak mau,aku sayang kamu Vin maaf aku tidak sengaja menamparmu,aku tidak punya siapa siapa kalau kau tidak ada,Vin jangan marah"
Anandita semakin erat memeluk tubuh Gavin dia tidak perduli dengan penolakan Gavin padanya.
Semakin Gavin berusaha untuk melepaskan pelukannya semakin erat juga Anandita memeluknya,sambil masih menangis dipunggung Gavin.
"An..."panggil Gavin pada Anandita.
"Nggak!,aku nggak mau!"teriak Anandita.
"An!"",lepaskan pelukanmu,kau itu seperti lintah saja menempel ditubuhku,bajuku basah tau terkena ingusmu!"gerutu Gavin dengan kesal pada sang istri.
"Tapi kau harus janji dulu jangan marah lagi dan jangan mengusirku untuk pergi baru aku lepaskan"ucap Anandita masih dengan terisak.
"Hem"
"Vin!"Anandita kembali mengeraskan suara tangisnya agar Gavin luluh padanya.
"Iya aku janji, sekarang lepaskan!"
Mendengar ucapan Gavin ,Anandita mulai melonggarkan pelukannya, tapi belum bermaksud melepaskan tubuh Gavin.
"An..."panggil Gavin pada Anandita.
"Hem"gumam Anandita masih menempelkan tubuhnya dipunggung Gavin.
Melihat sang istri masih belum melepaskan tubuhnya,kemudian Gavin memutar tubuh Anandita agar menghadap kearahnya.
"An...,lihat sini"ucap Gavin sambil mencoba mengangkat wajah Anandita agar menghadap kearahnya.
"Nggak mau"ucap Anandita sambil tetap menempelkan wajahnya ketubuh Gavin.
"Angkat wajahmu,liahtlah kau sudah membuat bajuku kotor kena ingusmu,"gerutu Gavin kesal karena Anandita masih belum mau mengangkat wajahnya.
"Biar saja,bajumu masih bisa dicuci"jawab Anandita.
"Tapi..."
"Pokoknya aku,mu seperti ini saja"ucap Anandita.
"Kau kenapa sih An?"tanya Gavin audah kehabisan akal menghadapi kelakuan Anandita
"Kamu,benar benar nggak peka,kamu tau aku nggak bisa makan,dan tidur dengan nyenyak karena memikirkan kamu ,apalagi seharian ini ponselmu tidak bisa dihubungi,kau tidak memikirkan perasaan ku saat ini"omel Anandita masih dalam posisi tadi.
Mendengar apa yang diakatakan Anandita tiba tiba Gavin ingat,bahwa dia lupa mences baterai ponselnya karena dari tadi malam dia sibuk belajar menu baru yang akan di masukkan ke menu di Kafenya.
"Soal ponsel,aku benar benar minta maaf,aku lupa mencesnya tadi malam,dan hari ini karena terlalu sibuk merekap pembukuan Kafe aku sampai lupa menghidupkannya"ucap Gavin.
"Kau tega tau,Vin"ucap Anandita kembali terisak.
"Maaf An...,aku tidak sengaja,aku janji lain kali tidak akan mengulanginya lagi"
"Aku tidak percaya,gara gara keteledoranmu aku harus seharian menemani Om Bagaskara di Mall,kau tidak tau bagaimana orang orang disana menandang aku saat jalan dengan ayahmu"gerutu Anandita.
"Memangnya bagaimana mereka memandangmu?"tanya Gavin bingung
"Mereka melihatku sinis Vin!"
"Kenapa,Apa yang kau lakukan dengan ayahku sehingga mereka begitu padamu?"tanya Gavin dengan geram.
"Tidak ada,aku hanya menemani om Bagaskara makan,belanja dan nonton film"ucap Anandita sambil memandang Gavin dengan pandangan polosnya.
"Apa!!!,Kamu nonton dengannya,nonton film apa!?"
"Nonton film romantis,kau pikir aku nonton film apa?"
"An...,kita saja belum pernah nonton berdua tapi kau sudah pergi keliling Mall dengannya!"
"Ya,mau bagaimana lagi aku tidak ingin dicap oleh Om Bagaskara sebagai menantu yang buruk karena itu,aku menuruti semua keinginannya"
Gavin semakin geram mendengar cerita Anandita.
"Lalu apa yang dia lakukan padamu?!"
"Tidak ada,Om Bagas hanya menyuruhku untuk langsung pulang setelah dari Mall,dan menyentuh kepalaku sebelum kami berpisah"jawab Anandita.
Seketika Gavin mendorong tubuh Anandita,
"Mulai sekarang jangan pernah menemuinya tanpa sepengetahuanku,dan lagi jangan memanggilnya dengan Om,dia bukan Om mu"
"Aku tau itu Vin, tapi aku tidak mungkin memanggilnya ayah"
"Kenapa?"tanya Gavin dengan geram
"Karena dia masih sangat tampan untuk dipanggil Ayah mertua"ucap Anandita.
"An..."
"Aku hanya bercanda,Vin..,ayahmu tampan tapi anaknya lebih tampan ucap Anandita bermaksud mencium Gavin tapi segera dicegah oleh Gavin.
"Kenapa?"tanya Anandita bingung karena Gavin menolak ciumannya.
"Bersihkan dulu wajahmu,aku tidak mau dicium oleh istri yang jorok sepertimu ucap Gavin sambil mendorong tubuh Anandita kearah kamar mandi yang ada diruang pribadinya itu.
"Aku nggak mau!,ucap Anandita berusaha melepaskan tangan Gavin yang mendorongnya masuk.
"Bersihkan wajahmu juga badanmu dari bekas sentuhannya"paksa Gavin.
Melihat Gavin memaksanya untuk masuk kedalam toilet tiba tiba Anandita punya ide jahat pada Gavin,saat Gavin berhasil mendorongnya masuk kedalam toilet ,Anandita dengan cepat menarik tubuh Gavin agar ikut masuk kedalam toilet itu,dan sebelum Gavin,berdiri dengan benar karena baru saja ditariknya,Anandita segera mengunci pintu toilet.
Kemudian mendorong tubuh Gavin kearah shower yang ada disana.
"Aku tidak mau cuci muka sendiri ucap Anandita sambil menghidupkan kran showernya.
"An..apa yang kau lakukan"ucap Gavin karena melihat tubuh mereka berdua basah tersiram air,dari shower.
"Mengajakmu ,menemaniku untuk membersihkan diri"jawab Anandita tersenyum jahil.
"Kau yakin,ingin kita mandi berdua,?"tanya Gavin sambil mendekat kearah Anandita yang sudah basah terkena siraman air shower sehingga baju yang dipakaiannya menempel ditubuhnya , memperlihatkan lekuk tubuh Anandita yang ada dibalik baju itu.
seandai di balik, gavin yang marah tidak jelas karena omongan orang lain, dan minta cerai pada anadita, dia terus marah, membentak apakah kau akan anggap juga itu masalah biasa apakah kau juga akan adil jika membuat malah mengemis cinta seandai diperlakukan gitu oleh gavin
stop selalu menganggap kesalahan pemeran utama wanita (sudut pandangmu) adalah hal biasa dan tidak perlu dibesarkan
karena fakta nya yang dilakukan anadita adalah kesalahan serius dan fatal
*karena orang lain suami yang kena imbasnya
*minta cerai, fatal dan laknat
*marah, membentak, kurang ajar, dan durhaka,
*mau pergi dari rumah
ini semua sudah kesalahan serius,
begitu aja thor jika kau diperlakukan kayak gitu oleh suamimu, hanya karena omongan orang lain suami marah2, membentak, dan minta cerai dan mau pergi dari rumah apakah kau Terima begitu saja
thor jadi wanita jangan selalu hanya melihat sudut padang istri saja karena itu membuat kau sangat egois, lihat juga sudut pandang pria (suami)
sampai disini pahamkan
Gimana klo tengah malem cello kebangun 😁