Adeline adalah putri dari kerajaan kecil yang diabaikan, setelah di jodohkan ia malah melarikan diri dari pernikahan dengan Grand Duke Bahdrika yang terkenal dingin setelah bercerai dari istri pertamanya. Siapa sangka setelah semua itu ia malah terlibat dengan putra grand duke, menjadi pengasuh duke muda dan tinggal di dalam Kediaman
Bahdrika.
Akankah identitas asli Adeline terbongkar?
Bisakah Adeline bertahan tinggal di kediaman itu?
Nantikan alur ceritanya pada bab-bab yang akan datang.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lasri Anariya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 14 Tunangan putra mahkota
Bab 14
Rifanna duduk di taman tenggelam dalam pikirannya, kaisar sudah meminta maaf dan berjanji akan melindungi Rifanna dari permaisyuri atau para selir. Akan tetapi akan kah kaisar melindunginya dari keluarga kerajaan lain? terutama Sheila, seringai Sheila saat itu tidak bisa dia lupakan.
Tidak lama para pelayan terlihat berkumpul di dekat gerbang istana kaisar, Rifanna penasaran akan apa yang terjadi pergi ke arah mereka, ternyata ada kereta kuda bangsawan mengalami kerusakan pada roda keretanya.
"Apa yang kalian lakukan? pergi bantulah pemilik kereta itu, kasihan sekali dia. Ayo!" Rifanna mengajak pelayan-pelayannya bersama beberapa kesatria, kusir kuda itu menjelaskan apa yang terjadi sementara pintu kereta masih tertutup.
"Itu kereta Keluarga Margaret," ucap seorang kesatria, mereka merasa beruntung bisa melihat keluarga dengan rumor kecantikan tiada tiara itu secara dekat.
Tok tok tok
"Mohon maaf Nona atau Marchioness Margaret, selir agung datang untuk melihat apa yang terjadi beliau berkenan memberikan bantuan," ucap salah satu pelayan pribadi Rifanna.
Tidak lama kemudian pintu kereta di buka oleh seorang pelayan, ia turun lebih dulu lalu mengulurkan tangan kepada seseorang di dalamnya. Rambut merah seperti bunga mawar, kulit putih indah, serta paras yang mengalahkan cantiknya dewi membuat takjub siapa pun adalah cara untuk menguraikan mawar emas Kekaisaran yakni Olive Margaret. Tidak sembarang orang bisa melihatnya, ia jarang terlihat di tempat umum kecuali, pada pesta penting atau upacara khusus dan kesatria serta pelayan jarang melihat wanita ini dari dekat.
"Salam sejahtera untuk anda selir agung, Olive Margaret menyapa anda. Semoga anda sehat selalu," sapa Olive dengan salam khas bangsawan, tidak kesalahan sekecil apa pun dari salamnya.
"Tidak perlu sungkan Nona Margaret, senang bertemu dengan anda," balas Rifanna, jika bukan karena kedudukannya sebagai selir kaisar maka ia akan mati kutu di depan Olive. Bagaimana bisa ia tetap berdiri penuh percaya diri di depan wanita secantik ini? pikirnya.
"Maafkan saya sudah membuat keributan, seharusnya kereta diperiksa saat akan datang ke mari. Bagaimana ini?" resah Olive, para kesatria tersipu malu sekaligus bingung mencari cara membantu Olive untuk meninggalkan kesan baik.
"Apa aku bisa meminjamkan kereta pada Nona Margaret?" tanya Rifanna pada pelayannya, pelayan yang menikmati kecantikan Olive tersadar seraya menjawab, "Tentu saja, selir agung bisa melakukan apa pun karena kaisar sudah memberi izin."
"Kaisar?" pikir Olive, sesaat kemudian ia menyadari jika sekarang mereka berada di luar gerbang istana kaisar.
"Jadi dia selir baru kaisar itu, enak juga yah baru masuk sudah tinggal di istana kaisar. Kasihan sekali masih muda sudah mendapatkan masalah besar," batin Olive.
Dari kejauhan nampak kereta Damian berlari mendekat, kereta itu berhenti di dekat mereka. Olive melirik Rifanna berbinar melihat kereta kuda Damian, walau tidak begitu ia perlihatkan Olive sangat jeli jadi ia tahu apalagi Rifanna memperhatikan penampilannya.
"Menarik," batin Olive terbesit ingin Rifanna cemberut.
Begitu Damian turun dari kereta kuda, tidak seperti biasa Olive yang selalu menunggu dihampiri sekarang malah berinisiatif mendekat sendiri.
"Ian." Olive menyebut manja nama Damian, "Maafkan aku, kereta ku rusak jadi melewati waktu janji kita. Maafkan aku."
Damian menghela nafas lega lantas memeluk Olive, "Tidak masalah, Livy. Aku sangat cemas kau terluka, jadi begitu mendengar kabar dari penjaga gerbang kau sudah masuk ke istana dan belum tiba aku memutuskan untuk menjemput mu. Aku tiba tepat pada waktunya."
"Apa ini? mereka berdua begitu mesra jadi, karena Nona Margaret dulu putra mahkota tidak melirik aku? benar juga, dibandingkan wanita bak dewi itu aku tidak ada apa-apanya. Tapi jika Adeline merias dirinya, Nona Margaret itu tidak lebih dari baik parasnya sayang sekali kecantikan selir ayah tidak dikenal dunia," batin Rifanna, pancaran kemesraan mereka membuat matanya silau apalagi kalau sampai terlalu lama di sana, Damian yang berniat mau menyapa juga tidak jadi saat melihat ibu tirinya masuk ke halaman istana tanpa menyapanya.
“Loh, pergi begitu saja? Tidak seru,” batin Olive tidak merasa puas dengan reaksi Rifanna.
****
Damian mengajak Olive pergi ke istana putra mahkota menggunakan keretanya, kereta keluarga Margaret akan ditangani oleh orang suruhan Damian agar bisa digunakan lagi.
"Pelayan ku membelikan beberapa manisan baru di toko Alret, bagaimana jika kita nikmati di taman?" tawar Damian begitu mereka tiba di istana putra mahkota.
"Di ruangan Ian saja, aku ingin melihat Ian bekerja rasanya menyenangkan," jawab Olive, Damian tersenyum bangga mengetahui Olive selalu ingin menikmati waktu mereka di ruangannya.
Begitu pintu ruang kerja terbuka raut wajah kesal Damian tidak dapat ia tahan, Olive sendiri terkejut melihat siapa yang ada di dalam sana.
"Salam sejahtera untuk matahari kecil kekaisaran, Isadora Barsha datang menemui anda." Isadora menyapa tanpa membungkuk karena ia adalah tunangan Damian.
"Oh! ada Nona Margaret juga ternyata. Salam nona," ucap Isadora tersenyum dengan tatapan mengejek, Olive menjadi kesal sebab satu-satunya hal yang tidak dapat ia lawan adalah kedudukan wanita di depannya ini.
"Kau datang tanpa mengirim surat, kunjungan mendadak itu tidak sopan. Kembalilah! aku punya janji penting hari ini," usir Damian.
"Putra mahkota." Olive memegang tangan Damian, "Saya akan kembali saja, anda nikmatilah waktu bersama Nona muda Barsha."
"Lebih dari perkiraan ku saat ini Nona tertua Margaret ternyata cukup tahu diri," ledek Isadora.
"Isadora jaga mulut mu. Kita hanyalah tunangan diatas kertas, yang tidak sadar diri di sini itu kau sebab kau tidak punya tempat di istana ku. Pergilah ke harem dan menangis dalam pelukan ibu ku seperti yang biasa kau lakukan jika mengadu." Damian mengembalikan ejekan untuk Isadora.
"Nikmatilah permainan pasangan ini Nona tertua Margaret, jika sudah waktunya kau hanya bisa bungkam melihat kami bersanding bersama." Isadora menyerang Olive melalui ucapan, barulah ia menuruti perkataan Damian.
"Keluarga duke sialan! kau pikir aku tidak bisa apa-apa, jangan senang dulu karena aku bisa membuat kaisar atau Damian memohon pada ku dan kau akan menderita," batin Olive, selama ini ia memiliki apa yang paling semua penguasa inginkan.
"Maafkan aku, Livy. Percayalah pada ku jika posisi putri mahkota adalah milik mu," tutur Damian, Olive berakting meneteskan airmata seraya berkata, "Tidak masalah, selama bisa berada di sisi Ian aku sudah sangat senang."
Damian berpikir jika Olive sangatlah polos sampai ia memiliki hati begitu lembut, ia tidak percaya bagaimana bisa gadis selembut ini mencintai pria berhati dingin seperti Kaivan. Sikap palsu Olive ini membuat Damian tidak akan menyerah sampai Olive bisa bersanding dengannya tanpa gangguan.
Setelah 3 jam bersama Damian harus berpisah dengan Olive, Damian punya janji lain untuk membahas bisnis yang baru ia kembangkan dan Olive harus kembali saat itu juga. Dalam perjalanan pulang Olive melihat Isadora sedang memetik bunga di halaman, istana ia pun meminta kusir untuk menghentikan kereta.
"Anjing yang cantik bukan," ucap Olive seraya mendekati Isadora, Isadora tersenyum lantas berbalik melihatnya.
"Saya menemukannya beberapa hari lalu, dan sekarang dia milik saya atau sejak awal kami memang ditakdirkan untuk bersama di pertemuan pertama," balas Isadora menyinggung sesuatu.
"Benarkah? kalau begitu anda harus menjaganya dengan baik, dalam pandangan saya anda tidak memiliki bakat menjaga sesuatu dan bisa saja berakhir kehilangannya."
"Saya akui Anjing ini cantik sampai bisa menarik hati banyak orang untuk memilikinya. Tapi kami ini terikat dan dia sangat tidak menyukai orang lain selain saya, walau pun dia menyukai orang lain rasanya orang itu tidak akan bisa merebut anjing ini dari saya."
"Senang mendengarnya. Tapi anda harus hati-hati, lengah sedikit perhatiannya akan di curi dan akhirnya menjadi milik orang lain," sindir Olive menyentuh anjing dalam pelukan Isadora, "Lihat dia tidak menolak saya, pemikiran anda tentang dia tidak menyukai orang lain bisa saja salah."
Isadora hanya diam menatap tajam anjing yang sangat senang diusap oleh Olive, merasa puas Olive pun pamit pulang meninggalkan Isadora.
"Kemarin kau menggigit semua orang dalam kediaman karena tidak suka pada mereka, cepat sekali kau berubah rupanya," ucap Isadora pada anjing itu.
Dalam perjalanan pulang saat kereta mereka melewati sungai, Isadora tanpa belas kasih membuang anjing itu ke sungai.
"Aku tidak butuh anjing yang menggoyangkan ekornya pada orang lain," batinnya.
*****
Bersambung.
Silakan tinggalkan jejak and dukung selalu author, karena dukungan kalian sangatlah berarti 😘
Adeline adalah karakter yang kuat dan kompleks, mewakili banyak wanita yang berjuang melawan batasan sosial. Dalam perjuangannya, dia harus menghadapi berbagai tantangan dan mempertanyakan identitasnya sendiri. Hubungan yang dia jalin dengan tokoh lain menambah kedalaman cerita, menciptakan ketegangan yang menarik.
Gaya Penulisan:
Gaya penulisan Lasri Anariya sangat engaging, dengan narasi yang mengalir dan dialog yang natural. Pembaca akan mudah terhubung dengan emosi dan perjalanan karakter, menciptakan pengalaman membaca yang mendalam.
Kesimpulan:
"Mirage of Love" adalah novel yang menarik dan relevan, memberikan pandangan mendalam tentang cinta, kebebasan, dan identitas. Dengan alur yang menegangkan dan karakter yang kuat, novel ini akan membuat pembaca terbawa dalam kisah perjalanan Adeline.
Rekomendasi:
Bagi penggemar cerita romantis dengan elemen drama dan konflik emosional, "Mirage of Love" adalah pilihan yang tepat. Ini adalah bacaan yang akan membuat pembaca merenungkan pilihan hidup dan arti sebenarnya dari cinta.
/Smile//Smile//Smile//Smile//Smile//Smile//Smile//Smile/