Ketika takdir menginginkannya menjadi sang penguasa, dia malah ingin hidup seperti rakyat biasa, dan walaupun takdir berhasil menjadikannya seorang Dewa yang luar biasa, namun ia lebih memilih untuk menjalani hidup layaknya manusia biasa.
Kemudian, takdir kembali membawanya menuju ke jalan untuk menjadi seorang penguasa tertinggi, namun untuk mendapatkannya, ia harus melalui halangan dan juga rintangan yang sangat berat.
Sedangkan disisi lain, ada bahaya besar yang sedang mengintai seluruh semesta sehingga membuatnya harus berjuang sekali lagi demi menciptakan kedamaian.
Akankah dia berhasil mencapai jalan itu, atau malah berpegang teguh pada keputusannya? Dan apakah dia benar-benar mampu untuk menciptakan kedamaian di seluruh semesta?
Baca kelanjutannya...
Part 1 : 1-118
Part 2 : 120-
IG: @zhie_n15
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Valheinz Z.H, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ch-23. Hadiah Biasa
Walaupun Lin Feng terkesan seperti telah membohongi mereka, namun Yao Bing dan para tetua tidak terlalu mempermasalahkan hal itu, lagipula, mereka tidak pernah merasa telah dibohongi oleh Lin Feng. Selain itu, mereka juga telah menganggap Lin Feng sebagai anggota keluarga mereka.
"Lin Feng..."
"Yao Fei juga tidak masalah, lagipula aku akan tinggal selama dua hari lagi di sini" sahut Lin Feng.
"Baiklah, Yao Fei, ada sesuatu yang ingin aku sampaikan padamu" ucap Yao Rong.
"Apa itu?"
"Aku sudah mencoba untuk tidak memikirkan hal ini dan bahkan sudah berusaha untuk melupakannya, tapi tetap saja tidak bisa, dan setiap kali aku berusaha melupakannya, ia selalu saja datang dan semakin besar."
"Hah" Lin Feng menghela napas panjang, walaupun Yao Rong tidak mengatakannya secara langsung, tapi Lin Feng sudah bisa menangkap maksud perkataannya itu.
"Yao Rong, apapun yang kau pikirkan sekarang, sebaiknya lupakan saja dan jangan memikirkannya lagi" sahut Lin Feng.
"Maksudmu?"
"Aku sudah punya anak dan istri, walaupun mereka sedang jauh dariku, tapi aku tidak ingin mengecewakan mereka, apalagi istriku" jawab Lin Feng.
"Jadi, aku harap kau bisa melupakan perasaanmu itu" lanjutnya.
Yao Rong terdiam, apa yang dikatakan oleh Lin Feng barusan menimbulkan perasaan sakit yang tidak bisa dijelaskan dihatinya, bahkan dadanya terasa seperti ditusuk-tusuk oleh puluhan belati yang sangat tajam.
Meski begitu, Yao Rong masih berusaha untuk tetap tersenyum untuk menyembunyikan rasa sakitnya itu, namun sekuat apapun ia bisa menahannya, perasaan sakit itu jelas jauh lebih besar dan akhirnya hanya bisa ia lampiaskan dengan derai air mata.
"Maaf, Yao Rong. Aku tidak bermaksud menyakitimu, tapi jika aku tidak mengatakan yang sebenarnya sekarang, aku takut rasa sakit yang kau rasakan itu akan jauh lebih besar lagi" ucap Lin Feng.
Yao Rong menghapus air matanya, kemudian menunjukkan senyuman terbaiknya pada Lin Feng, "Kau tidak salah, justru akulah yang harus minta maaf padamu."
"Kalau begitu, aku pergi dulu, karena masih ada sesuatu yang harus aku lakukan" ucapnya, kemudian pergi meninggalkan Lin Feng.
"Hah" Lin Feng menghela napas panjang, "Selalu saja seperti ini" Lin Feng bergumam pelan, lalu mengenakkan kain hitam penutup wajahnya.
***
Kerajaan Dunia Bawah.
Kekhawatiran yang sempat menyelimuti orang di kerajaan Dunia Bawah akhirnya menghilang, Luo Ning yang sebelumnya tidak sadarkan diri juga tersadar dan keadaannya baik-baik saja. Begitu juga dengan Lin Hua yang sebelumnya sempat sangat khawatir dengan anak semata wayangnya.
"Huise, bagaimana? Apa yang mulai mengatakan sesuatu tentang Feng'er?"
Huise menggelengkan kepalanya, "Yang mulia Dewi masih tidak mau mengatakan dimana Tuan berada, ia hanya mengatakan jika Tuan sedang baik-baik saja" jawab Huise.
"Hah" Lin Hua menghela napas panjang, meskipun ia sangat ingin mengetahui dimana anaknya sekarang dan ingin bertemu dengannya, namun ia tidak bisa melakukan apapun jika Dewi Nuwa tidak ingin mengatakan dimana anaknya berada.
Masalahnya adalah, Lin Feng sekarang sedang berada di dimensi lain dan mustahil bagi mereka untuk menyusulnya, lain halnya jika Lin Feng masih berada di dimensi ini, dimana pun dia berada, pasti tidak mustahil bagi mereka untuk menemukannya.
"Ibu, dimana yang mulia? ada sesuatu yang ingin aku sampaikan padanya"
"Ning'er di halaman belakang, sepertinya dia masih memikirkan kejadian waktu itu."
"Kalau begitu, aku permisi, Bu" sahut Huise, kemudian pergi dari sana.
Halaman belakang istana.
"Ada apa Huise?" tanya Luo Ning.
"Yang mulia, yang mulia Dewi Nuwa ingin bertemu, beliau ingin menyampaikan sesuatu pada yang mulia" jawab Huise.
"Baiklah, si kembar juga sudah tidur, jadi kita bisa ke sana sekarang" sahut Luo Ning, kemudian membawa kedua anaknya ke kamar.
Setelah membawa si kembar ke kamar dan menitipkannya kepada Lin Hua, Luo Ning dan Huise kemudian pergi ke Alam Nirvana Agung untuk menemui Dewi Nuwa, dan kali ini, ia sangat berharap agar Dewi Nuwa mengatakan dimana suaminya berada, walaupun tidak bisa ke sana, tapi setidaknya dia bisa mengetahui dimana suaminya saat ini.
Alam Nirvana Agung.
"Hormat pada yang mulia" ucap Luo Ning dan Huise serempak.
"Luo Ning, aku ingin menyampaikan sesuatu padamu" sahut Dewi Nuwa.
"Silahkan, yang mulia."
"Aku mengetahui dimana Lin Feng sekarang, tapi aku tidak bisa mengizinkanmu ke sana, dan mengenai keadaannya, aku rasa kau jauh lebih mengetahuinya daripada aku" ucap Dewi Nuwa.
"Hamba mengerti, yang mulia, bisa mengetahui dimana suami hamba sekarang sudah cukup melegakan bagi hamba" sahut Luo Ning.
"Suamimu berada di dimensi kesebelas, dia terlempar ke sana saat dalam perjalanan menuju ke dimensi kelima."
"Terlempar?"
"Iya, saat dalam perjalanan menuju ke dimensi kelima, dia bertemu dengan roh penguasa lorong dimensi, yaitu sosok yang sering mengganggu perjalanan para Dewa saat ingin melintasi lorong dimensi"
"Saat itu, Lin Feng terluka sampai tidak sadarkan diri, hingga akhirnya, badai lorong dimensi ruang dan waktu melemparnya sampai ke dimensi kesebelas."
"Yang mulia, mohon izinkan hamba ke sana" walaupun sudah mengetahui jika Dewi Nuwa tidak akan memberikan izin, tapi Luo Ning masih ingin mencoba, dan berharap agar Dewi Nuwa mau mengizinkannya.
"Hah" Dewi Nuwa menghela napas panjang, "Bagaimana dengan kedua anakmu? Jika kau pergi menyusul Lin Feng, siapa yang akan menjaga mereka? Selain itu, kedua anakmu sangat membutuhkan dirimu."
"Sudahlah, sebaiknya kau kembali saja dan percayakan semuanya pada suamimu, lagipula, dia bukanlah Dewa biasa. Selain itu, aku justru lebih mengkhawatirkan para Dewa di dimensi lain, karena kita semua tahu bagaimana pribadi suamimu itu" lanjutnya.
"Baik, yang mulia. Kalau begitu, kami permisi" sahut Luo Ning.
***
Waktu terus bergulir, dua hari telah berlalu sejak Lin Feng berhasil melenyapkan roh penguasa lorong dimensi ruang dan waktu, dan saat ini, Lin Feng tengah bersiap-siap untuk melanjutkan perjalanannya menuju ke dimensi kelima.
Walaupun ia sendiri tidak begitu mengetahui di dimensi mana ia berada sekarang, tapi Lin Feng sangat yakin jika dia sedang tidak berada di dimensi kelima, karena kalau dia memang di dimensi ke lima, pastilah Shen Liu Yang akan datang menemuinya.
Tapi, sejak ia terlempar ke tempat tersebut dan sampai saat ini, Shen Liu Yang tidak pernah muncul ataupun menampakkan dirinya, bahkan tanda-tanda keberadaannya saja tidak ada, dan hal itulah yang membuat Lin Feng sangat yakin kalau dia sedang tidak berada di dimensi kelima.
"Paman, para tetua sekalian, terima kasih karena sudah mengizinkan aku tinggal di sini" ucap Lin Feng, lalu mengeluarkan dua buah kotak kayu yang cukup besar dari cincin penyimpanannya, "Dan hanya ini saja yang bisa aku berikan sebagai tanda terima kasih."
"Lin Feng, apa ini?" tanya Yao Bing.
"Dua kotak ini hanyalah hadiah kecil dariku, jadi tolong jangan menolaknya, walaupun tidak berharga, tapi anggap saja sebagai kenang-kenangan dariku" jawab Lin Feng.
"Baiklah, terima kasih" sahut Yao Fei.
"Kalau begitu, aku pamit pergi" ucap Lin Feng, lalu membuka gerbang dimensi dan langsung melesat masuk ke dalamnya.
Yao Fei dan para tetua yang ada di sana nampak sangat kaget ketika minat Lin Feng membuka gerbang dimensi, walaupun mereka semua tahu bahwa Lin Feng adalah kultivator yang sangat kuat, tapi di tingkatan kultivasinya sekarang sangat mustahil untuk bisa membuka gerbang dimensi.
"Patriark, ini..."
"Hah" Yao Fei menghela napas panjang, "Sepertinya dia sengaja menyembunyikan kekuatannya dari kita, dan jika dilihat dari kejadian barusan, aku sangat yakin jika dia jauh lebih kuat dari apa yang kita bayangkan" ucap Yao Fei.
"Anda benar, tapi aku benar-benar tidak menyangka jika dia adalah pemuda yang sangat rendah diri, padahal, kebanyakan pemuda yang masih seusianya sangatlah sombong, apalagi jika memiliki kekuatan setara dengannya, pastilah mereka tidak akan memandang kita yang tua ini."
Setelah itu, Yao Bing meminta salah seorang prajurit untuk membuka dua kotak pemberian Lin Feng, dan saat kedua kotak itu terbuka, mereka jauh lebih terkejut lagi, pasalnya, kotak pertama dipenuhi oleh koin platinum, sedangkan kotak kedua dipenuhi oleh sumberdaya langka.
"Hahahaha" Yao Bing tertawa bahagia ketika melihat isi dua kotak tersebut, "Hadiah yang kita anggap sangat berharga, siapa sangka dimatanya hanya hadiah biasa saja, lalu siapa yang bisa membayangkan bagaimana hadiah yang sangat berharga baginya?"
"Rendah diri dan tidak sombong, aku yakin suatu saat nanti dia akan berdiri dipuncak tertinggi di dunia ini" sahut tetua pertama.