Ketika hidupnya terguncang oleh krisis keuangan dan beban tanggung jawab yang semakin menekan, Arya Saputra, seorang mahasiswa semester akhir, memutuskan memasuki dunia virtual Etheria Realms dengan satu tujuan: menghasilkan uang.
Namun, dunia Etheria Realms bukan sekadar game biasa. Di dalamnya, Arya menghadapi medan pertempuran yang mematikan, sekutu misterius, dan konflik yang mengancam kehidupan virtualnya—serta reputasi dunia nyata yang ia pertaruhkan. Menjadi seorang Alchemist, Arya menemukan cara baru bertarung dengan kombinasi berbagai potion, senjata dan sekutu, yang memberinya keunggulan taktis di medan laga.
Di tengah pencarian harta dan perjuangan bertahan hidup, Arya menemukan bahwa Main Quest dari game ini telah membawanya ke sisi lain dari game ini, mengubah tujuan serta motivasi Arya tuk bermain game.
Saksikan perjuangan Arya, tempat persahabatan, pengkhianatan, dan rahasia kuno yang perlahan terungkap dalam dunia virtual penuh tantangan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Miruのだ, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Advanced Alchemist
"Ah kau kembali, aku baru saja mendengar bahwa kita tidak bisa mendapatkan Herba dari hutan barat jadi aku i-.. hah?.." Yuna sedikit terkejut ketika Ferran menunjukan tasnya yang penuh dengan Herbal dan Core Red Slime.
"T-tunggu dari mana kau mendapatkan semua ini?!..." Yuna merasa tidak bisa percaya dengan apa yang dia lihat, lagi-lagi Ferran berhasil membuatnya terkejut dengan hasil yang ia dapatkan.
"Dari tempat rahasia milik Lauria!.." Ferran mengambil kembali tasnya dari tangan Yuna.
"A-Uhuk... Uhum... Baiklah karena kau telah menyelesaikan ujian kedua maka saatnya ujian terakhir!..." Yuna mengeluarkan dua buah tungku dan kuali dengan ukuran berbeda.
"Kau bisa menggunakan mereka!"
Ferran akhirnya mengangguk pelan, dia memilih menggunakan tungku serta kuali yang lebih kecil karena hanya membuat tiga dosis Life Recovery Potion.
Ferran mengingat seluruh langkah langkah yang harus dia lakukan dalam proses pembuatan Life Recovery Potion, namun dia tetap mengeluarkan catatan kecil untuk mencatat setiap langkah yang ia lakukan, sedang Yuna melihat pekerjaan Ferran dari samping.
Ferran mulai memasukkan bahan satu persatu hingga akhirnya dia memasukan Core Slime, cairan didalam kuali mulai memerah bersamaan dengan Core Red Slime yang mulai mencair.
Ferran terus mengaduk cairan dalam kuali tersebut hingga akhirnya tungku yang ia gunakan mati, Ferran mulai mengambil sebuah botol kaca dari tasnya dan mengisinya dengan cairan didalam kuali.
[Life Recovery Potion
(Common)
Memulihkan 110 poin Hp
Potion umum yang sering dijumpai, sangat mudah dibuat dan masih bisa dikembangkan lebih lanjut.]
Ferran mengangguk pelan dan menyerahkan hasilnya pada Yuna, wanita itu terlihat memperhatikan potion buatan Ferran sejenak sebelum menghela nafas panjang.
"Hahh... Entah sudah berapa kali aku terkejut hari ini!..." Yuna akhirnya mengembalikan ketiga botol potion itu pada Ferran, "Selamat Ferran dengan ini kau resmi lulus dari ujian Job Alchemist, dengan nilai sempurna!..." Yuna memberikan sebuah mendali perak dengan ukiran botol potion dan herbal diatasnya.
[Berhasil lulus ujian Job Alchemist dengan nilai sempurna!
Title 'Beginer Master Alchemist' didapatkan!
Title 'Advanced Alchemist' didapatkan!
Advanced Alchemist Medal ×1]
[Berhasil membuat potion dalam sekali percobaan!
Skill 'Alchemical Mastery' dipelajari!]
[Selamat anda berhasil lulus dalam ujian Job Alchemist!
Mengubah Job pemain Ferran menjadi Alchemist!]
[Perubahan Job selesai!
Selamat anda telah resmi menjadi seorang Alchemist!
Skill 'Potion Throwing' dipelajari!
Skill 'Furnance Control' dipelajari!]
"Dengan ini kau resmi menjadi seorang Alchemist! Selamat ya Ferran..." Yuna tersenyum tipis, menatap Ferran sembari berpikir tentang lahirnya satu Alchemist berbakat sekali lagi dan juga mungkin....
....Bangkitnya kembali era Alchemist yang dihormati...
----->><<-----
"Yo Ferran, bagaimana ujiannya?"
Tempat pertama yang Ferran kunjungi setelah lulus dalam ujian Job Alchemist adalah toko Plum, baru saja pemuda itu masuk dia telah disambut oleh Lauria yang tengah menikmati sepotong kue bersama wanita paruh baya yang sedikit mirip dengannya.
"Seperti yang kau lihat!..."
"Tentu aku melihatnya... Oh ya, perkenalkan dia ibuku Rita! Ibu.. dia petualang yang ku ceritakan sebelumnya!.."
Ferran menjabat tangan Rita, ibu Lauria merupakan seorang wanita paruh baya yang berusia sekitar 30 an tahun, sekilas wajahnya dan Lauria memang agak mirip.
"Uhum... Salam kenal Ferran, sepertinya putriku menempatkanmu pada sedikit masalah ya, kuharap kau bisa memaafkannya!.."
Ferran memiringkan kepalanya karena tidak mengerti dengan arah pembicaraan Rita, sedangkan disisi lain Lauria tersedak mendengar kata-kata ibunya itu.
"Ibu!!..."
"Masalah? Hm... Aku tidak ingat dia memberiku masalah?"
Rita menaikan alisnya mendengar jawaban Ferran, "Hm... Bukankah dia memaksamu membuat kontrak darah?"
"IBU!!!..."
Ferran tersenyum canggung ketika akhirnya dia telah mengerti masalah yang dimaksud Rita, "A-ah... Itu ya, Em... Bibi aku tidak keberatan sih dengan kontraknya! Lagipula kami sama-sama diuntungkan dalam hal ini, ya meski harus ku akui sih aku merasa dimanfaatkan..."
Lauria menggembungkan pipinya ketika ibunya dan Ferran tertawa bersama, "Ngomong ngomong Ferran boleh kulihat potion buatanmu?"
Ferran mengangguk pelan, "Tentu saja Bibi..." Dia mengeluarkan tiga buah potion berwarna merah dari tas selempangnya dan memberikannya pada Rita.
Lauria yang sebelumnya kesal sekalipun sedikit mendekati ibunya untuk ikut melihat potion buatan Ferran, "Hm... Ini?!..."
"Wahh... Tidak ku sangka kau cukup berbakat hingga bisa membuat potion kualitas fine-grade, meski hanya sepuluh persen lebih kuat namun ini sudah merupakan kemajuan yang bagus untuk serang Alchemist pemula!..."
Ferran menaikan alisnya karena sedikit kebingungan dengan maksud Rita barusan, "Anu... Bibi apa maksudnya dengan potion fine-grade yang baru saja kau maksud tadi?"
"Hm... Ah kau belum mengetahuinya? um... baiklah akan ku jelaskan! Pada dasarnya potion yang dibuat oleh seorang Alchemist memiliki lima tingkatan, dari yang pertama adalah low-grade, biasanya potion tingkat ini adalah potion yang tidak memenuhi standar kualitas dari suatu potion yang telah ditetapkan.
Sedangkan mid-grade adalah potion yang kualitasnya memenuhi standar atau bisa dikatakan efeknya biasa saja, dan fine-grade adalah potion yang memiliki kualitas sedikit diatas rata-rata, biasanya hingga maksimal 50% dari standarnya.
Lalu high-grade yang kualitasnya benar benar telah diatas rata-rata dan sangat jarang ada dipasaran, biasanya potion high-grade memiliki kualitas 50 hingga 90 persen lebih bagus dari pada potion standar.
Dan yang terakhir adalah supreme-grade potion pada tingkat ini sangatlah langka, karena biasanya potion akan memiliki kualitas setidaknya seratus hingga dua ratus persen lebih baik dari pada potion standar."
Ferran mengangguk seraya memegangi dagunya, "Baiklah... Setidaknya aku sudah cukup mengerti! Apa ada hal lain yang Alchemist pemula sepertiku harus ketahui?"
Rita menaikkan alisnya mendengar pertanyaan Ferran, "Hm... Kalau begitu, apa kau sudah mengetahui tentang tingkatan obat?"
"Jika yang kau maksud adalah tiga tingkatan utama obat obatan maka aku sudah mengetahuinya!" Dalam Alchemy, obat dan potion yang dibuat oleh seorang Alchemist memiliki tiga tingkatan utama dan tiga tingkatan sekunder.
Vacant tier, Mortal tier dan Magic tier serta dengan tiga tingkatan sekunder low tier, mid tier dan high tier. Vacant low tier biasanya adalah potion yang diproduksi oleh Beginner Alchemist, sedang Vacant mid dan high tier bisa diproduksi oleh Alchemist Senior.
Mortal low dan mid tier hanya diproduksi oleh mereka yang telah mencapai tingkat Alchemist Furnace Lord, dan Mortal high tier serta Magic low tier dapat diproduksi oleh Master Alchemist.
Dan yang terakhir tingkat Magic mid dan high tier hanya dapat diproduksi dengan kemampuan setingkat Grandmaster Alchemist.
"Hm... Kalau begitu bagaimana dengan pembuatan pill?"
"Hm? Aku belum pernah mendengarnya!"
Rita tersenyum tipis mendengar jawaban Ferran, "Baiklah kalau begitu akan aku jelaskan..." Alchemist biasanya dapat mengubah potion menjadi sebuah Pil dengan teknik khusus, selain bisa menghemat penyimpanan pil juga terkadang jauh lebih efektif dari pada potion.
Dikatakan ada sebuah teknik khusus untuk mengubah potion menjadi pil, teknik yang sama juga bisa digunakan untuk membuat pil secara langsung. Teknik pembuatan pil juga sangat beragam, dulu saat masa kejayaan para Alchemist banyak tercipta teknik teknik pembuatan pil.
Namun lama-kelamaan teknik teknik itu menghilang bahkan lenyap dari peradaban, informasi mengenai teknik pembuatan pil sendiri sudah tidak banyak diketahui oleh orang-orang, bahkan Rita mengatakan bahwa kebanyakan orang tidak mengetahui kalau seorang Alchemist bisa membuat pil.
Ngomong ngomong, Rita sendiri yang juga merupakan Alchemist hanya mengetahui tentang informasi akan adanya teknik pembuatan pil, tanpa memiliki tekniknya secara langsung.
Informasi berguna lainnya dari Rita adalah tentang Spirit Flame, sebuah api khusus yang biasanya digunakan oleh Alchemist untuk membuat potion.
Spirit Flame dikatakan memiliki banyak jenis dengan kemampuan dan tingkat kekuatan yang berbeda-beda. Yap, Spirit Flame pada dasarnya adalah api yang memiliki bebagai sifat khusus, mereka juga dapat digunakan sebagai senjata serta juga dapat mempengaruhi api sihir yang diciptakan oleh seorang penyihir.
Singkatnya api ini bisa dikatakan merupakan sebuah Enchanter yang memperkuat seseorang, api ini bisa saja digunakan sebagai senjata tergantung dari sifat apinya, atau alat untuk meleburkan bahan potion dan material tempa.
Saat ini mungkin tidak ada pemain yang memiliki Spirit Flame, namun beberapa NPC diketahui memilikinya. Pemain sendiri juga belum memiliki informasi mengenai Spirit Flame ini, namun Ferran cukup yakin, jika saja informasi mengenai Spirit Flame bocor maka akan ada banyak pemain yang berusaha mencari api itu bagaimana pun caranya.
Ferran memejamkan matanya setelah mendengar semua informasi yang diberikan Rita, "... Ne... Lauria, bukankah kau sebelumnya menyebut bisa memberikan ku tempat membuat potion?"
"Oh.. ah kau bisa menggunakan ruangan tempat ibu biasanya membuat potion, naiklah ke lantai dua!"
...------->>><<<------- ...
Ferran mendapatkan ruangan khusus untuk membuat potion, bahkan sudah ada tungku khusus sendiri disana membuatnya tertawa kecil.
Rencananya Ferran berniat membuat Poison I untuk membantunya berburu, dia memang memiliki setengah bahannya mengingat setengah bahan lainnya hanya bisa didapatkan dari monster. Jadi Ferran membeli bahan tambahannya dari Lauria, ya meski gadis itu memberikannya secara gratis sih, Ferran bahkan sempat bersyukur membuat kontrak darah dengannya.
Berbeda dari sebelumnya Ferran gagal di percobaan pertama dalam membuat Poison I, kuali Ferran meledak dan mengakibatkan dirinya menerima damage cukup besar.
Uniknya Ferran menyadari bahwa ruangan maupun Tungku dan kuali dalam kondisi baik-baik saja, Ferran mencatat semua langkah yang dia lakukan sebelumnya jadi dia dapat menentukan kesalahan yang ia lakukan dan segera memperbaikinya.
Alhasil Ferran sukses di percobaan keduanya, yang menghasilkan tiga botol Poison I fine-grade. Ferran mengelus dagunya, sebelum mulai membuat potion sekali lagi, kali ini Ferran lebih memperhatikan komposisi bahan yang ia gunakan.
Dengan begitu Ferran berhasil kembali menghasilkan Poison I fine-grade dengan tingkat kemurnian 40%, sungguh sebuah kemajuan yang mengagumkan.
Ferran mengangguk pelan sebelum menyimpan keenam potion itu, dia kembali membuat Life Recovery Potion lain dengan bahan bahan yang tersisa. Berbeda dari sebelumnya, kali ini ledakan kembali tercipta karena Ferran mencoba mengubah proses pembuatannya.
Beruntungnya Ferran segera menyadari hal itu dan berhasil menjauh tepat waktu, sehingga dia tidak terkena dampak langsung ledakan tersebut. Ferran menghela nafas berat, dia melihat catatannya dan mencoret beberapa bagian.
Dia kembali mencoba membuat percobaan lain, namun ledakan demi ledakan kembali terjadi hingga akhirnya Ferran berhasil di percobaan terakhirnya. Ferran sukses menghasilkan Life Recovery Potion dengan 60% kemurnian, Ferran akhirnya tertawa puas melihat hasil percobaannya tersebut.
Tak terasa hari sudah malam didalam, Ferran tanpa sadar telah menghabiskan berjam-jam untuk meneliti pembuatan Life Recovery Potion miliknya. Seorang Alchemist dapat naik level dengan hanya membuat potion seperti Ferran, pemuda itu berhasil naik tiga level dari penelitiannya sebelumnya.
Ferran akhirnya keluar dari ruangan pembuatan potion itu dengan senyum puas, disisi lain Lauria menatap Ferran aneh berkat ledakan demi ledakan yang ia ciptakan sebelumnya.
"Ee... Apa kau baik-baik saja Ferran?" Lauria bertanya bukan tanpa alasan, beberapa bagian baju Ferran terbakar, meski tidak ada satupun bekas luka pada tubuh pemuda itu, namun tetap saja apa yang ia lakukan sebelumnya membuat Lauria sedikit Khawatir.
Ferran tersenyum lebar dan menunjukkan tiga buah potion berwarna merah, "Tenanglah aku baik-baik saja! Terkadang pengorbanan memang dibutuhkan untuk membuat sesuatu!"
Rita mengambil potion Ferran dan memasang wajah terkejut ketika memeriksanya, Lauria pun dalam posisi yang tidak berbeda jauh dengan ibunya itu. Ferran sendiri tertawa puas melihat reaksi keduanya, dia menyimpan kembali potionnya dan bertanya mengenai penginapan.
"... Uhuk, y-yah... Sepertinya keputusan ku untuk membuat kontrak denganmu tidak salah sih... E-ehehehe... Oh ya, jika kau memerlukan tempat untuk tidur maka kau bisa menggunakan kamar tamu kami! Dan sebaiknya kau mengganti bajumu itu!" Lauria menunjuk pakaian Ferran dengan raut wajah sedikit khawatir.
"Kalau begitu aku istirahat dulu!... Aku akan memikirkan soal pakainku besok saja..." Ferran naik ke lantai tiga dan mencari kamar yang ditunjukkan oleh Lauria.
Biasanya pemain akan beristirahat di kota, atau lebih tepatnya di bangku-bangku kota atau pinggir jalan dan toko. Sedikit pemain yang akan lebih memilih bermalam di penginapan, sedang pemain dengan Guild biasanya telah difasilitasi oleh guild itu sendiri.
Ferran sendiri cukup beruntung karena Lauria memfasilitasi dirinya berkat kontrak darah mereka, Ferran jadi merasa tidak perlu terlalu khawatir mengenai nasibnya di kota itu.
Ngomong ngomong waktu didalam game ini berjalan dua kali lebih cepat, jadi Ferran tidak perlu takut menunggu pagi terlalu lama, karena setidaknya dia hanya perlu menunggu enam jam hingga pagi berikutnya.