Tertukar itu kadang terjadi pada barang bawaan ditengah keramaian. Ada juga pada hal lain ditengah-tengah jumlah yang lumayan banyak. Tetapi kali ini, yang tertukar itu pasangan. Lho kok bisa? mbuh.. semua berawal dari jalan-jalan bareng.
Intinya, percikan api tumbuh karena melihat kelebihan pasangan teman yang menggoda iman ketika mereka lagi liburan bersama. Kedua insan itu menemukan sesuatu menarik di diri orang lain yang tidak mereka temukan pada pasangannya.
Keputusan untuk berselingkuh pun terjadi karena rasanya begitu indah. Cuma untuk senang-senang katanya, yang pada akhirnya kedua orang itu sadar bahwa tak selamanya selingkuh itu menyenangkan. Mereka mengalami kehancuran karena balasan dari orang yang tersakiti.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon zenun smith, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Perjanjian
Di toko bunga Aira.
Setelah beberapa hari belakangan penuh drama, Aira perlu memulai hari baru yang lebih bermanfaat ketimbang meratapi hidup. Dimulai dari menyibukkan diri melihat keindahan bunga, keindahan melihat buku laporan penjualan beberapa hari terakhir yang naik, serta keindahan isi rekening yang dengan cairnya gajian novel online. Terlebih Aira menang lomba menulis tema kreatif yang diadakan platform tersebut.
"Neng, alhamdulillah ya, penjualan beberapa hari belakangan meningkat. Kamu ada inisiatif apa kemarin sampai bisa menarik banyak konsumen?" Aira perlu bertanya tentang hal yang melatarbelakangi pasang surut usaha miliknya.
"Awalnya nggak ada inisiatif apa-apa bu, cuma.. pada suatu hari saya melihat ada lelaki selalu duduk disana (menunjuk bangunan seberang) merhatiin kesini terus. Saya kan jadi penasaran kenapa tuh orang kadang berdiri kadang duduk lihatin toko ini sampai segitunya. Saya jadi mikir, apa dia orang jahat ya."
"Terus?" tanya Aira penasaran.
"Terus saya nekat beraniin tanya ke dia, 'hei kisanak, sedang apakah dirimu selalu melihat ke arah sana? terus dia jawab itu hanya perasaan saya saja. Yaudah saya akhirnya gak menghiraukan orang itu dan kembali menjaga toko ini dengan baik. Tahu nggak bu apa yang terjadi setelahnya?"
"Apa Neng?"
"Dia datang kesini, tiba-tiba nggak ngomong apa-apa langsung ambil keranjang mawar yang satu batangan itu lho bu. Saya kan panik ya, kata saya 'maaf Mas, itu mau dikemanakan ya? dia jawab, ayo ikut saya. Begitu bu."
"Kamu ikut?"
"Iya ikut, soalnya di tarik tangan saya. Mau gak mau ikut kan. Lagian kalau gak ikut, bunga dagangan ibu bagaimana sampai sekeranjang gitu diambil sama dia. Nah habis itu, dia nawarin bunga-bunga itu ke orang-orang yang kita temui."
"Maksudnya dikasih gratis gitu?"
"Enggak, dia jajakkan kaya jualan. Permisi, mau beli bunga nggak? begitu dia ngomongnya. Dan ajaibnya orang-orang yang ditawari pada beli semua."
"Oh gitu Neng." Aira mengeryit, berfikir tentang motif orang tersebut melakukan itu. "Sejujurnya senang sih dagangan kita bisa cepat laku, tapi bagi saya dengan cara itu, bisa menimbulkan tanda tanya bagi saya pribadi apakah orang tersebut membeli dengan senang hati tertarik atau malah kasihan dan merasa gak enak." Imbuhnya.
"Nah itu dia bu, saya juga udah bilang sama si lelaki itu, dia jawab jangan banyak overthinking. Teknik marketing itu ada banyak cara buat menarik perhatian. Lain hari ini, lain juga besok cara jualannya."
"Menarik. Apakah besoknya orang itu ada action?"
"Ada. Dia datang lagi bu, saya kira mau kaya kemarin menjajakkan dengan bertanya langsung pada orang-orang yang ditemui, eh ternyata bukan. Dia malah--"
Jeda dulu ceritanya. Ada yang beli satu dua orang. Nggak sampai situ, selesai melayani pembeli ini datang lagi pembeli selanjutnya bahkan Aira pun turun tangan.
Sudah selesai. Sambil nunggu pembeli lagi, Neneng lanjutin cerita yang tadi sempat terpotong.
"Ternyata dia yang borong bunga sambil nanya kartu nama toko ini. Saya kasih bu kartu namanya, dan saya bertanya-tanya buat apa dia bunga sebanyak itu. Akhirnya saya ikutin dia pergi. Banyak banget yang terjadi di sini bu, bikin haru pokoknya. Intinya si cowok ini bikin hati orang senang, lalu saat orang yang dibikin senang ini kagum dan ingin tahu baru deh si lelaki masukin marketing dengan ngasih kartu nama toko ini."
"Dari tadi kamu nyebutnya 'lelaki itu', apa kamu tahu siapa namanya?"
"Namanya--"
.
.
"Pulung,"
"Ada apa bos?"
"kertas perjanjiannya udah lu siapin kan?"
"Udah beres bos, tenang aja."
Galang dan asistennya turun dari mobil, berjalan menuju toko Aira. Galang memang ingin bicara penting kepada Aira dari kemarin-kemarin. Dengan bantuan Pulung yang setiap hari mengamati toko Aira demi mendapatkan informasi no telepon, juga kapan Aira ada di toko, akhirnya baru sekarang Galang bisa temuin Aira.
Dari balik pintu kaca toko, terlihat Neneng rusuh sambil nunjuk-nunjuk ketika Pulung datang. Neneng bilang sama Aira kalau lelaki itu namanya Pulung, dan orang yang sedang dibicarakan malah datang ke toko. Bagaimana Neneng gak rusuh, apalagi Pulung datang bersama lelaki yang baru Neneng lihat. Aira tentu sudah mengenal lelaki yang bersama Pulung.
Mas Galang kesini. Haduh, dia mau beli bunga atau mau tanya-tanya soal perselingkuhan Mas Adrian ya? pasti Mas Galang susah tahu soal itu.
"Selamat datang di toko Aira, ada yang bisa dibantu?" Aira langsung menyambut Galang.
"Saya mau bicara sama kamu. Bisa?"
Hening beberapa detik. Aira dengan spekulasi tentang perselingkuhan Adrian dan Melvi, kalau Neneng bolak-balik memandang Pulung sama Galang bergantian. Ia menerka-nerka bingung sebenarnya apa yang sedang terjadi.
"Bisa Mas. Disini atau di luar?
"Disini aja."
"Baiklah."
...***...
"Sebelum masuk ke pembicaraan inti, saya mau nanya, apa kamu sudah tahu perihal skandal yang dilakukan Melvi dan suami mu?"
Tuh kan benar. Gumam Aira.
"Sudah. Saya bahkan sudah menggugat cerai Mas Adrian, tinggal menunggu proses pengadilan."
Galang mengangguk, membuang nafas kasar.
"Mereka betul-betul sudah gila ya. Saya gak terima sama sekali apa yang diperbuat mereka. Jadi, setelah kamu resmi bercerai, saya juga resmi bercerai, saya mau kita nikah, bagaimana?"
Aira terkejut dengan permintaan Galang.
"Kenapa kita harus menikah Mas? mereka yang selingkuh, sudah pasti mereka yang bebas mau menikah. Nggak ada lagi penghalang bagi mereka untuk diam-diam menjalin cinta."
"Kenyataannya nggak seperti yang kamu bayangkan Aira. Justru dengan kita menikah, kita bisa membalas rasa sakit atas perbuatan mereka. Kita menikah diatas perjanjian dengan batas waktu tertentu. Setelah semua terbalas barulah kita menentukan apakah pernikahan ini tetap lanjut atau nggak."
"Mas, pernikahan itu bukan untuk main-main."
"Iya, siapa bilang pernikahan untuk main-main. Mending kamu tonton rekaman kemauan Adrian ketika saya interogasi, terus tonton video dia dengan Melvi. Pulung, coba putar."
Pulung menghampiri mereka berdua, menyelenggarakan permintaan Bos Galang.
Semakin di tonton, Aira semakin sesak dan jijiik dengan kelakuan Adrian. Apalagi Adrian rela menerima konsekuensi apapun asal bisa kembali dengan Aira, membuat wanita itu ketar ketir. Sungguh Aira gak mau balik lagi ke pelukan laki-laki yang sudah mengkhianati cintanya.
"Gimana Aira?"
Aira menatap Galang.
.
.
Bersambung.
enanti
ini detail penyakit melvi apaannn.. gimana....
terhuraku gak cantikk
mau kasian tapi gimana yaa.. keterlaluan juga sih si adrian
Seorang Melvi yang melihat suami Aira lebih segalanya dari suaminya sendiri, begitu pula Adrian, melihat Melvi lebih oke dari bininya sendiri. ternyata oh ternyata... menyesal kemudian tidaklah berguna.
Tapi syukurlah, Adrian dan Melvi akhirnya bisa saling menerima untuk hidup bahagia diakhir kebersamaan mereka.
Semangat dan sukses selalu buat kak Zenun😍😍😍
Semangat terus yaaa idolaku ❤️❤️